Beberapa perusahaan telah mengumumkan rencana untuk beralih ke model kerja hybrid atau sepenuhnya jarak jauh (remotework) setelah pandemi. Mengajukan tiga pertanyaan ini akan mendukung keberhasilan ketika mempertimbangkan model kerja alternatif ini.
Menurut Gartner, 74% dari CFO (Chief Financial Officer) yang disurvei berencana untuk menjaga sebagian dari tenaga kerja mereka secara permanen jauh setelah krisis Covid-19.Â
Baik organisasi maupun insan perusahaan melihat peluang dan manfaat dari kerja jarak jauh, bahkan lintas negara, termasuk fleksibilitas, peningkatan produktivitas, dan kepuasan individu.
Menurut pandangan McKinsey Organization Blog, mereka mengeksplorasi tiga pertanyaan penting untuk ditanyakan yang akan mendukung kesuksesan ketika perusahaan mempertimbangkan jalur hybrid workplace.
Pertama, Tanyakan "apa yang dibutuhkan individu sebagai insan perusahaan?"
Setiap insan perusahaan merespons keadaan secara berbeda. Beberapa berkembang dalam pengaturan kantor. Yang lain lebih mampu fokus di lingkungan yang jauh.Â
Selain itu, insan perusahaan kemungkinan besar telah menyesuaikan diri dengan cara kerja baru mereka; misalnya, banyak yang menganut fleksibilitas baru dalam jam kerja.Â
Pertimbangkan semua kebutuhan dan preferensi insan perusahaan -- yang ada dan yang baru -- saat merevisi kebijakan terhadap pekerjaan jarak jauh dan di tempat.
Pengusaha harus mengantisipasi proses sosialisasi lebih lanjut karena insan perusahaan menyesuaikan diri dengan perubahan lebih lanjut yang terkait dengan perpindahan ke model hybrid.Â
Selama krisis Covid-19 -- survei McKinsey mengamati penurunan tingkat energi di antara pekerja China pada awal pandemi. Namun, energi kembali ke tingkat normal setelah orang beradaptasi dengan kerja jarak jauh.