Penelitian McKinsey menunjukkan bahwa pengalaman yang berbeda di tiga bidang inti Employee Experience (Pengalaman Insan Perusahaan) atau yang disingkat EX, yakni: sosial, pekerjaan, dan organisasi, menjelaskan sebagian besar variasi dalam cara insan perusahaan memandang perjalanan mereka secara positif atau negatif dengan perusahaan mereka. Sebelum pandemi dimulai, sebagian besar insan perusahaan--- khususnya pekerja Gen Z, menurut survei---sudah merasa terlepas dari pekerjaan mereka dan lebih menekankan pada kesejahteraan di tempat kerja.
Organisasi yang merancang model EX yang dipersonalisasi dan didukung oleh pengalaman digital yang meningkatkan fleksibilitas menciptakan peluang abadi untuk menarik, menginspirasi, dan mempertahankan talenta terbaik. Di dunia di mana begitu banyak orang menilai kembali mengapa dan di mana mereka bekerja, EX adalah inti dari cara organisasi membedakan diri. Memang, penelitian McKinsey menunjukkan bahwa insan perusahaan di perusahaan EX terkemuka lebih cenderung melampaui harapan kerja, memiliki tingkat upaya diskresi 40 persen lebih tinggi.
Pemikiran desain, yang menggunakan data dan empati dalam pendekatan sistematis EX untuk menempatkan insan perusahaan di pusat persamaan pemecahan masalah, adalah model yang berguna bagi para eksekutif perusahaan untuk digunakan dalam membantu mereka memahami apa yang paling penting bagi insan perusahaan. Hal tersebut adalah pemikiran yang sama yang telah mengubah pengalaman pelanggan selama dekade terakhir, mengubah lensa secara internal untuk mengajukan pertanyaan yang sama tentang insan perusahaan.
MERZA GAMALÂ
- Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
- Author of Change Management & Cultural Transformation
- Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI