Perjalanan hidup kita akan ditentukan oleh pilihan arah tujuan yang kita tetapkan. Demikian pula dalam mencapai kesuksesan kita di dunia ini, cara mana yang mau kita gunakan untuk menyebutkan kesuksesan kita.
Kita bisa mencapai sukses dengan menjalankan "idealisme" kita, dan bisa pula dengan jalan menjadi "pecundang". Namun satu hal yang harus kita ingat, jika kita ingin menjalankan "idealisme", maka jadilah seorang idealis sejati. Dan, jika kita memilih menjadi seorang "pecundang", maka jadilah seorang pecundang sejati. Jangan memilih setengah-setengah di antara keduanya.
Bila kita memilih menjadi idealis sejati, mungkin saja kita tidak mencapai puncak kesuksesan dalam arti "material", karena akan banyak pecundang yang senantiasa "membungkam" kita. Tapi, seorang idealis sejati akan menggantungkan hidupnya kepada Sang Maha Pencipta, bukan kepada makhluk, maka hidupnya senantiasa dilindungi oleh Allah, walau secara materi mungkin dia tidak berlebihan. Hidupnya akan tenang, tak banyak gejolak, bagai air jernih yang mengalir ke muara.
Berbeda dengan jika kita memilih jalan sebagai pecundang sejati, mungkin saja secara "material" kita berlebihan, tapi hidup kita penuh dengan ketidaktenangan. Semua itu karena sebagai pecundang, gantungan hidup kita adalah sesama makhluk. Ketenangan kita selalu terusik, hidup penuh ketakutan akan dipecundangi oleh setiap orang. Setiap ganti atasan atau pemimpin, kita harus pandai berakrobat agar kursi kita tak digeser. Hidup kita bagai di atas bara api yang setiap saat siap meledakkan percik api.
Hidup adalah pilihan, mau memilih jadi seorang idealis atau menjadi seorang pecundang adalah pilihan kita masing-masing. Namun ingat jangan memilih setengah-setengah jika kita mau meraih sukses di dunia fana ini...
Terus Semangat!!!
Tetap Semangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H