Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memilih Menjadi Idealis atau Pecundang?

24 Februari 2022   06:57 Diperbarui: 24 Februari 2022   07:43 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Merza Gamal

Perjalanan hidup kita akan ditentukan oleh pilihan arah tujuan yang kita tetapkan. Demikian pula dalam mencapai kesuksesan kita di dunia ini, cara mana yang mau kita gunakan untuk menyebutkan kesuksesan kita.

Kita bisa mencapai sukses dengan menjalankan "idealisme" kita, dan bisa pula dengan jalan menjadi "pecundang". Namun satu hal yang harus kita ingat, jika kita ingin menjalankan "idealisme", maka jadilah seorang idealis sejati. Dan, jika kita memilih menjadi seorang "pecundang", maka jadilah seorang pecundang sejati. Jangan memilih setengah-setengah di antara keduanya.

Bila kita memilih menjadi idealis sejati, mungkin saja kita tidak mencapai puncak kesuksesan dalam arti "material", karena akan banyak pecundang yang senantiasa "membungkam" kita. Tapi, seorang idealis sejati akan menggantungkan hidupnya kepada Sang Maha Pencipta, bukan kepada makhluk, maka hidupnya senantiasa dilindungi oleh Allah, walau secara materi mungkin dia tidak berlebihan. Hidupnya akan tenang, tak banyak gejolak, bagai air jernih yang mengalir ke muara.


Berbeda dengan jika kita memilih jalan sebagai pecundang sejati, mungkin saja secara "material" kita berlebihan, tapi hidup kita penuh dengan ketidaktenangan. Semua itu karena sebagai pecundang, gantungan hidup kita adalah sesama makhluk. Ketenangan kita selalu terusik, hidup penuh ketakutan akan dipecundangi oleh setiap orang. Setiap ganti atasan atau pemimpin, kita harus pandai berakrobat agar kursi kita tak digeser. Hidup kita bagai di atas bara api yang setiap saat siap meledakkan percik api.

Hidup adalah pilihan, mau memilih jadi seorang idealis atau menjadi seorang pecundang adalah pilihan kita masing-masing. Namun ingat jangan memilih setengah-setengah jika kita mau meraih sukses di dunia fana ini...

Terus Semangat!!!

Tetap Semangat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun