Kaum pekerja terlibat pinjam meminjam dengan pihak bank, bukan hanya sekedar untuk pembiayaan investasi pokok seperti rumah dan mobil, namun sebagian telah terjerumus dalam perlombaan meraih mimpi-mimpi konsumerisme sebagai seorang modernist yang tiada garis akhir.Â
Dan sedihnya pinjaman mereka itu manjadi beban dan penambah stres saat terjadinya krisis, seperti krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini.
Seorang kolumnis, Ellen Goodman (dalam Korten, 1999), menggambarkan bagaimana tingkah laku orang-orang (pekerja) yang dianggap normal saat ini.Â
Mereka memakai pakaian yang dibeli untuk bekerja dan berkendaraan melalui jalanan dengan mobil kreditan guna mencapai tempat pekerjaan yang dibutuhkan. Dengan pekerjaan tersebut, mereka dapat membayar pakaian, mobil, dan rumah yang dibiarkan kosong sepanjang hari, agar dapat tinggal di dalam rumah tersebut.Â
Mereka memiliki kartu kredit lebih dari satu dan menggunakan semuanya. Untuk membayar tagihan dan mendapatkan kepentingan yang konvensional, mereka menjadi semakin terperosok ke dalam tekanan karir pada korporasi tempat mereka bekerja.Â
Semakin banyak yang mereka peroleh, maka semakin banyak pula yang mereka belanjakan, dan semakin keras pula mereka harus bekerja untuk  membayar semua itu.
Jika kebahagiaan hanya dikaitkan dengan kesejahteraan materi, maka semua bentuk kapitalisme akan menyatu menjadi model Amerika. Model tersebut terlihat paling dinamis dan produktif, tetapi sekaligus paling membuat stress, terutama di pasar kerja.
Pada abad ke 14, Ibnu Khaldun dalam buku "Muqaddimah' telah mengingatkan perlunya "rasa kebersamaan" dalam kehidupan bermasyarakat.Â
"Rasa Kebersamaan" akan membuat masyarakat bekerjasama dengan yang lain untuk tujuan yang sama, membatasi kepentingan pribadi mereka, dan memenuhi kewajiban mereka sehingga dapat terbentuk keharmonisan sosial dan menimbulkan kekuatan yang menentukan bagi pembangunan dan tegaknya suatu peradaban.Â
"Rasa kebersamaan" akan terbentuk dan menguat jika ada keadilan untuk menjamin adanya kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kewajiban bersama dan pemerataan hasil pembangunan.Â
Jika keadilan hilang, maka cenderung akan timbul ketidakpuasan di antara masyarakat, mengecilkan hati masyarakat, dan berpengaruh buruk terhadap solidaritas masyarakat.Â