Banyak perusahaan biasanya mencurahkan sebagian besar risiko dan sumber daya kontrol mereka di bidang-bidang khusus sektor, seperti kesehatan dan keselamatan untuk maskapai penerbangan dan perusahaan tenaga nuklir atau jaminan kualitas untuk perusahaan farmasi. Namun, perusahaan yang sama dapat lalai menyediakan sumber daya yang cukup untuk memantau risiko yang sangat signifikan, seperti risiko dunia maya atau investasi besar.
Selera risiko juga sangat berkaitan dengan budaya risiko. Budaya risiko mencakup pola pikir dan perilaku di seluruh organisasi. Pemahaman Bersama tentang risiko utama dan manajemen risiko, perlu dipupuk dan dibangun di seluruh lapisan insan perusahaan dengan para pemimpin bertindak sebagai panutan (role model). Hal yang sangat penting adalah program pengembangan kemampuan tentang risiko serta mekanisme formal untuk menilai dan memperkuat praktik manajemen risiko yang baik.
Selera risiko saat ini merupakan pertimbangan inti dalam pendekatan manajemen risiko perusahaan apa pun. Selain memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh standar tata kelola perusahaan, organisasi di semua sektor semakin banyak diminta oleh pemangku kepentingan utama, termasuk investor, analis dan publik, untuk mengungkapkan dengan jelas sejauh mana kesediaan mereka untuk mengambil risiko untuk memenuhi tujuan strategis mereka.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H