Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pelajaran Pemasaran di Masa Pandemi Covid-19 dari Brand Sepatu Terkenal

30 September 2021   06:15 Diperbarui: 30 September 2021   06:26 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Pemasaran yang dipersonalisasikan (File by Merza Gamal)

Sebaliknya, analisis semacam itu juga menunjukkan bahwa pemasaran dengan kinerja terbaik pun tidak dapat mengimbangi kelemahan brand dalam faktor pembelian penting seperti kualitas. 

Kombinasi beberapa metode analitik berbasis data memunculkan korelasi yang jelas dan memungkinkan optimalisasi alokasi anggaran.

Image: Pemasaran yang dipersonalisasikan (File by Merza Gamal)
Image: Pemasaran yang dipersonalisasikan (File by Merza Gamal)

Kita dapat mengambil pelajaran dari Adidas (brand sepatu terkenal) yang sudah mempunyai jaringan pemasaran dan konsumenr yang sudah mengakar. Ketika pandemi Covid-19 mempercepat perubahan penjualan serba online, Adidas meningkatkan investasinya dalam e-commerce. 

Pada saat yang sama, brand ikonik ini memperbarui strategi pemasarannya untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan Generasi Z.

Bagaimana brand Adidas yang ikonik mengatasi krisis COVID-19?

Penutupan toko dan gerai yang tiba-tiba di seluruh dunia akibat pandemi Covid-19 merupakan tantangan besar bagi Adidas. Akan tetapi, Adidas bereaksi dengan cepat dan mengurangi biaya untuk melindungi bisnis mereka.

Tentu saja, ini juga berlaku untuk pemasaran. Banyak kampanye menarik yang telah direncanakan tidak layak lagi atau harus disesuaikan secara drastis untuk melindungi likuiditas perusahaan. Pada saat yang sama, mereka berinvestasi di adidas.com, saluran e-commerce mereka.

Penjualan e-commerce Adidas sendiri secara signifikan melebihi 4 miliar per tahun, dan mereka bercita-cita untuk mencapai pertumbuhan lebih lanjut di bidang ini untuk menutupi penjualan melalui gerai atau offline. Kebutuhan untuk mendanai e-commerce dengan dukungan pemasaran yang kuat menjadi lebih relevan dari sebelum pandemi Covid-19.

Secara keseluruhan, loyalitas konsumen menurun. Hal ini sebagian terkait dengan cara kaum muda menggunakan media. Misalnya, anggota Generasi Z jarang menonton TV linier. Sebagai gantinya, mereka kebanyakan mengonsumsi konten sesuai permintaan yang dipersonalisasi di platform seperti TikTok, IG [Instagram], atau Reels.

Hal tersebut Ini berarti bahwa sebagian besar kampanye tradisional tidak menjangkau mereka. Perjalanan pelanggan sekarang sering dimulai dengan inspirasi di IG atau TikTok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun