Sebaliknya, analisis semacam itu juga menunjukkan bahwa pemasaran dengan kinerja terbaik pun tidak dapat mengimbangi kelemahan brand dalam faktor pembelian penting seperti kualitas.Â
Kombinasi beberapa metode analitik berbasis data memunculkan korelasi yang jelas dan memungkinkan optimalisasi alokasi anggaran.
Kita dapat mengambil pelajaran dari Adidas (brand sepatu terkenal) yang sudah mempunyai jaringan pemasaran dan konsumenr yang sudah mengakar. Ketika pandemi Covid-19 mempercepat perubahan penjualan serba online, Adidas meningkatkan investasinya dalam e-commerce.Â
Pada saat yang sama, brand ikonik ini memperbarui strategi pemasarannya untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan Generasi Z.
Bagaimana brand Adidas yang ikonik mengatasi krisis COVID-19?
Penutupan toko dan gerai yang tiba-tiba di seluruh dunia akibat pandemi Covid-19 merupakan tantangan besar bagi Adidas. Akan tetapi, Adidas bereaksi dengan cepat dan mengurangi biaya untuk melindungi bisnis mereka.
Tentu saja, ini juga berlaku untuk pemasaran. Banyak kampanye menarik yang telah direncanakan tidak layak lagi atau harus disesuaikan secara drastis untuk melindungi likuiditas perusahaan. Pada saat yang sama, mereka berinvestasi di adidas.com, saluran e-commerce mereka.
Penjualan e-commerce Adidas sendiri secara signifikan melebihi 4 miliar per tahun, dan mereka bercita-cita untuk mencapai pertumbuhan lebih lanjut di bidang ini untuk menutupi penjualan melalui gerai atau offline. Kebutuhan untuk mendanai e-commerce dengan dukungan pemasaran yang kuat menjadi lebih relevan dari sebelum pandemi Covid-19.
Secara keseluruhan, loyalitas konsumen menurun. Hal ini sebagian terkait dengan cara kaum muda menggunakan media. Misalnya, anggota Generasi Z jarang menonton TV linier. Sebagai gantinya, mereka kebanyakan mengonsumsi konten sesuai permintaan yang dipersonalisasi di platform seperti TikTok, IG [Instagram], atau Reels.
Hal tersebut Ini berarti bahwa sebagian besar kampanye tradisional tidak menjangkau mereka. Perjalanan pelanggan sekarang sering dimulai dengan inspirasi di IG atau TikTok.Â