Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang insan melihat pekerjaan mereka sebagai sesuatu yang berarti, kinerja dan sikap kerja mereka meningkat secara signifikan.Â
Strategi yang dapat digunakan para eksekutif perusahaan untuk menciptakan pekerjaan yang bermakna: membuat hubungan dan menyoroti dampak pekerjaan mereka terhadap masyarakat, pelanggan, perusahaan, tim, dan kesuksesan pribadi individu.
Keberhasilan akan terjadi ketika para eksekutif perusahaan mulai menanamkan strategi tersebut ke dalam bagaimana pekerjaan dilakukan. Ada tiga langkah yang dapat diambil pemimpin untuk mulai mengintegrasikannya, yaitu sebagai berikut:
- Tentukan apa yang paling penting. Mulai dialog dengan insan perusahaan untuk memahami sumber apa yang paling beresonansi. Hal tersebut dapat dilakukan selama check-in satu lawan satu atau sebagai latihan kelompok selama pertemuan tim.
- Arti hardwire ke dalam pekerjaan sehari-hari. Setelah mengetahui sumber makna apa yang paling sesuai untuk insan perusahaan, temukan cara-cara kecil untuk menghubungkannya ke dalam aktivitas dan komunikasi yang ada. Mungkin menambahkan "kisah dampak" atau pengakuan pada awal rapat, mendorong anggota tim untuk memimpin rapat dan menyelesaikan pekerjaan secara mandiri, atau berbagi umpan balik pelanggan dalam email rekap mingguan.
- Buat koneksi. Sebuah benang merah di antara kelompok adalah dampak dari pekerjaan pada orang lain. Memberikan kesempatan bagi sebuah tim untuk membantu, membimbing, mendukung, atau sekadar menghabiskan waktu bersama pelanggan, tim lain, anggota komunitas, dan satu sama lain adalah kunci untuk memberikan titik kontak untuk pengalaman yang bermakna---terutama saat insan perusahan kembali dari pekerjaan jarak jauh (work from home).
Banyak perusahaan telah menemukan cara yang kreatif dan berani untuk mengintegrasikan berbagai makna ke dalam komunikasi, proses talent management, dan aktivitas sehari-hari mereka untuk memastikan keterampilan insan perusahaan. Pekerjaan yang bermakna adalah pendorong kinerja yang penting dan aspirasi yang dipegang oleh banyak insan untuk pekerjaan mereka, tetapi tidak ada pendekatan "satu ukuran untuk semua".
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H