Temuan mendasar dari penelitian tersebut adalah:
a. Â Perilaku etis adalah komponen inti dari kegiatan perusahaan.Â
Dari 89 persen perusahaan yang memiliki pernyataan nilai perusahaan tertulis, 90 persen menetapkan perilaku etis sebagai sebuah prinsip. Lebih lanjut, 81 persen percaya praktik manajemen mereka mendorong perilaku etis di antara staf. Bahasa yang terkait dengan etika dalam pernyataan formal tidak hanya menetapkan harapan perusahaan untuk perilaku karyawan; itu juga berfungsi sebagai perisai yang digunakan perusahaan dalam lingkungan hukum dan peraturan yang semakin kompleks dan global.
b. Â Sebagian besar perusahaan percaya nilai mempengaruhi dua bidang strategis penting - hubungan dan reputasi - tetapi tidak melihat kaitan langsung dengan pertumbuhan.Â
Dari perusahaan-perusahaan yang menghargai komitmen kepada pelanggan, 80 persen percaya prinsip mereka memperkuat dedikasi tersebut. Mayoritas besar juga mengkategorikan retensi dan rekrutmen karyawan serta reputasi perusahaan sebagai hal penting bagi strategi bisnis mereka dan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai. Namun, sedikit yang berpikir bahwa nilai-nilai ini secara langsung mempengaruhi pendapatan dan pertumbuhan pendapatan.
c. Â Sebagian besar perusahaan tidak mengukur Return on Values (ROV) mereka.Â
Dalam lingkungan bisnis yang semakin didominasi oleh perhatian pada pengembalian yang pasti atas investasi tertentu, kebanyakan eksekutif senior secara mengejutkan lemah dalam upaya untuk mengukur ROV. Kurang dari setengahnya mengatakan mereka memiliki kemampuan untuk mengukur tautan langsung ke pendapatan dan pertumbuhan pendapatan.
d. Â Performa teratas secara sadar menghubungkan nilai dan operasi.Â
Perusahaan yang melaporkan hasil keuangan yang unggul menekankan nilai-nilai seperti komitmen kepada karyawan, dorongan untuk sukses, dan kemampuan beradaptasi yang jauh lebih besar daripada rekan-rekan mereka. Mereka juga lebih berhasil dalam mengaitkan nilai-nilai dengan cara mereka menjalankan perusahaan mereka: Sejumlah besar orang melaporkan bahwa praktik manajemen mereka efektif dalam mendorong nilai-nilai yang memengaruhi pertumbuhan, dan para eksekutif di perusahaan-perusahaan ini lebih cenderung percaya bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan memiliki efek positif pada kinerja keuangan.
Dari paparan di atas dan mendalami hasil penelitian Booz Allen, dapat disimpulkan bahwa Values (nilai-nilai) dan Behavior (perilaku), baik secara individu maupun organisasi, merupakan bagian vital dari keseluruhan mata rantai kinerja organisasi untuk mencapai kinerja perusahaan (Company Performance) yang berkelanjutan (sustainable). Mata rantai itulah yang sebenarnya merupakan Budaya Perusahaan (Corporate Culture). Sementara itu, Budaya Perusahaan yang kuat sangat diperlukan dalam memasuki Tatanan "New Normal" Pasca Pandemi Covid-19.
Penulis,
Merza Gamal
Author of Change Management & Cultural Transformation
Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H