Mohon tunggu...
Meri Rajagukguk
Meri Rajagukguk Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Medan

Saya merupakan mahasiswa semester 5 saat ini dengan jurusan Pendidikan Guru pendidikan Anak Usia Dini, saya sangat mencintai anak- anak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Budaya Nusa Tenggara Timur

10 April 2024   15:52 Diperbarui: 10 April 2024   16:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sarung  Adonara, Flores timur/dok Pribadi

Salah satu karya Tuhan yang sangat indah yang sangat kita rasakan adalah kehadiran budaya di Indonesia yang memberikan warna dan penuh makna. Yang saya nikmati saat ini adalah bisa melihat budaya di Nusa Tenggara Timur khususnya di kabupaten Ende. 

Saya mau ceritakan bagaimana saya perlahan -- lahan mengenal budaya disini. Selama sebulan saya disini banyak hal baru yang membuka mata saya. Mulai dari bahasa dan logat bahasa  memiliki perbedaan di setiap daerah. oleh karena itu Nusa tenggara Timur bukan hanya kaya akan alam tetapi kaya akan bahasa juga. 

Masyarakat disini lebih sering mengunakan bahasa daerah sehingga membuat saya kesulitan untuk mengartikannya. Namun mereka juga menggunakan bahasa Indonesia yang unik menurut saya. Seperti mau bilang kamu sudah makan? jadi Ko su makan ?. Saya belajar sedikit -- sedikit bahasa daerah ende seperti jao artinya saya , mai si kita ka artinya mari kita makan, rio artinya mandi dan iwa latu artinya tidak ada. 

Sejauh ini, hanya itu bisa saya ingat hehehehe. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana seluruh kabupaten yang ada di provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki banyak bahasa berbeda. 

Nah itulah keindahan yang luar biasa. Hingga sekarang saya masih bertanya- Tanya siapa yang menciptakan bahasa ? saya yakin nenek moyang kita dulu memang luar biasa, dari mereka kita bisa merasakan semuanya itu hingga sekarang.

Kemudian, saya belajar mengenal baju adat yang di pakai disini khasnya memakai sarung khas dari setiap daerah. Sarung ini, sering dipakai dimana saja dan kapan saja. Seperti pergi keluar rumah, ke pasar, ke gereja, pesta adat  perkumpulan dan lain- lain. Sarung tersebut ada khusus untuk perempuan dan laki- laki. Harga kain sarung tersebut bukan main main karena memang di tenun secara  khusus, waktu pengerjaanya  1-2 minggu. 

Harganya sarung tersebut, sekitar lima ratus ribu hingga  sejuta. Biasanya sarung tersebut di jual  di pasar dan di rumah si penun asli. Namun harga sarung perempuan lebih mahal daripada sarung laki laki. 

Sarung tersebut memiliki corak khas yang memancarkan keindahan oleh karena itu sarungnya mahal. Sarung tidak hanya dipakai di adat namun sarung juga digunakan untuk melamar perempuan. Dari cerita masyarakat disini. Saya sangat merasakan indahnya kebudayaan di sini.

Sarung Ende/dok Pribadi
Sarung Ende/dok Pribadi

Sarung  Nangaroro, Kab. Nagakeo/dok Pribadi
Sarung  Nangaroro, Kab. Nagakeo/dok Pribadi

Sarung  Adonara, Flores timur/dok Pribadi
Sarung  Adonara, Flores timur/dok Pribadi

Sarung Manggarai Timur/dok Pribadi
Sarung Manggarai Timur/dok Pribadi

Kemudian bagaimana dengan lingkungan, saya merasa lingkungan di Ende lumayan baik, dengan udaranya bersih dan suhu udaranya panas. Karena NTT itu terkenal dengan lautan yang sangat luas. Namun bukan berarti tidak ada daerah dingin pastinya ada salah satunya di Manggarai timur. 

Namun daerah saya,  pesisir pantai memiliki suhu panas. Kehidupan di pesisir pantai pastinya kita sering makan ikan dari laut yang sangat segar. Jadi jarang ya, makan ayam dan daging hahahha. 

Masyarakat disini kebanyakan bermata pencarian sebagai nelayan dan ibu- ibu yang mengurus anak sambil bertenun. Selanjutnya bagaimana dengan makanan khas disini? Makanan khas ini untuk lauk pauk yaitu daun ubi, daun papaya dan bunga papaya  yang dicampur dengan kelapa kering hampir sama dengan urap. Hampir setiap hari teman saya masak dengan lauk itu atau disebut dengan lawar. 

Selain itu makan jagung, jadi jagung tersebut bisa di goreng dan di rebus yang dimakan sebagai cemilan sebelum makan. Kemudian ubi, ubi yang biasa saya makan juga di kampung. 

Pada jaman dahulu kata masyarakat disini ubi itu sebagai makanan sebagai pengganti nasi namun kehadiran ubi di sebagaian tempat sudah langkah sehingga masyarakat sudah jarang makan ubi. 

Kemudian tanaman yang tumbuh subur disini adalah pohon kelapa yang digunakan sebagai mata pencarian juga, kemudian ada papaya salah satu buah yang sangat tumbuh subur. Jadi tidak heran pencernaan saya lancar setelah disini. Hehehheh. 

Jadi saya sangat bersyukur bisa mengenal budaya ende disini yang memberikan makna artinya kesederhaan dan bagaiamana mencintai dan menjaga budaya itu selama- lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun