Tentu hal ini sangat mengganggu saya, karena tidak wajarlah, tetapi pada akhirnya saya harus bersikap untuk tidak emosi dan bersabar menghadapinya. Ya bersabar dan berdamai dengan dosen pembimbing demi kelancaran thesis saya hingga ini semua selesai dan mendapatkan gelar S2.
Terkadang kita, mahasiswa memang makhluk sosial berperasaan tinggi atau baper. Perlakuan dosen pembimbing terhadap kita bisa membuat emosi memuncak dan kemudian berimbas pada berhentinya kemampuan kita untuk meneruskan tugas akhir.Â
Dan bagaimana cara kita mengatasinya ?. Menurut saya tidak ada salahnya jika kita belajar mengenai karakter atau watak dari dosen pembimbing, sehingga kita tahu bagaimana kita bisa sejalan dengan mereka dan memahami apa yang mereka inginkan demi keberhasilan kita sendiri.Â
Kadang tanpa kita sadar, mereka "dosen pembimbing" sebenarnya sedang membentuk kepribadian mahasiswanya menjadi lebih tangguh, pantang menyerah dan lebih pintar dari yang lainnya. Itulah sebabnya kita, mahasiswa haruslah bersikap lebih sabar, lebih bijak, lebih pengertian, tetap baik dan tentu saja berdamai dengan mereka agar keinginan mencapai sebuah gelar akan terselesaikan dengan baik.
Jadi akhir kata untuk kita semua "mahasiswa" dimanapun berada, BERDAMAILAN DENGAN DOSEN PEMBIMBING AGAR TERCAPAILAH HARAPAN DAN CITA-CITA KITA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H