Aku mengerjakan soal dengan teliti. Lega rasanya saat aku selesai mengerjakan soal.
"Ya Allah, semoga ini rezeki untuk hamba dan adik hamba. Aamiinn.." Ucapku lirih.
Hari terus berganti, hari pengumuman sudah keluar. Aku membaca pengumuman itu di depan paman, bibi dan adikku sayang. Dan hasilnya aku diterima. Rasanya senang sekali.
"Anna, terus berjuang ya." Ucap bibiku sambil memelukku.
"Terima kasih, paman dan bibi sudah baik padaku dan adikku." Aku tidak bisa menahan tangis dipelukan bibiku.
Pukul 06.00 WIB. Hari ini hari pertamaku masuk kuliah setelah menyelesaikan ospek kemarin. Tidak sabar rasanya. Aku juga harus mendaftar untuk beasiswa. Aku harus belajar dan mengikuti tes lagi. Hari ini pamanku mengantarku, katanya tidak mau aku terlambat kuliah. Padahal paman harus pergi ke pasar. Tapi aku tidak bisa menolak tawaran paman.
Setahun sudah aku menjadi mahasiswa, kuliah dengan beasiswa yang aku dapatkan. Aku mempunyai teman baru, suasana baru. Rasanya, aku mendapatkan kembali kebahagiaanku yang sudah pergi bersama ibu. Aku merasa keadaanku sekarang sudah lebih baik dari sebelumnya. Namun, itu tidak berlangsung lama. Adikku terkena DBD atau demam berdarah. Dia dilarikan ke rumah sakit. Paman dan bibi kebingungan, mengingat biaya rumah sakit tidaklah murah. Pendapatan paman di pasar hanya cukup untuk kami makan.
Aku tidak mengerti mengapa Allah tidak berhenti mengujiku dan keluargaku. Namun, aku teringat kata-kata ibu. Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Aku segera beristighfar dan memohon ampun pada Allah karena sudah suudzon kepada-Nya.
Aku di rumah bersama bibi, pamanku menjaga adikku di rumah sakit. Ini hari ketiga adikku dirawat. Kami sudah kesusahan dan sudah tidak ada lagi yang bisa membantu kami meminjamkan uang.
"An, gimana kalau kamu bekerja?" Tanya bibiku, dengan muka sedih.
"Iya bi, aku coba cari kerja paruh waktu." Jawabku dengan tersenyum.