02 Februari 2009, ibuku meninggal dunia. Meninggalkan aku dan adik perempuanku yang masih berusia 1 tahun. Aku sangat terpukul, karena hanya ibu yang aku punya. Ayahku meninggal, saat aku masih berusia 5 tahun.
Sakit rasanya saat melihat ibu terbaring diselimuti kain putih. Sakit rasanya mengingat aku yang belum bisa membahagiakannya dan hanya menjadi beban dihidupnya.
Melihat ibu dimakamkan, aku tersadar bahwa itu terakhir kalinya aku melihat ibu. Tidak akan ada lagi yang membangunkanku dipagi hari, tidak ada lagi senyuman manisnya dihidupku. Kepalaku sakit sekali memikirkan apa yang akan terjadi kepadaku dan adikku nanti. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku bisa mengurus adikku?
Selesai pemakaman, keluarga besar ibuku mendiskusikan dengan siapa aku dan adikku akan tinggal. Semuanya diam, tidak ada yang mau. Aku mengerti, mereka juga sudah kesusahan memenuhi kebutuhan mereka ditambah aku dan adikku yang masi kecil dan harus membeli susu. Namun, paman dan bibiku mau membawaku dan adikku bersama mereka.
Dua tahun berlalu, sekarang aku dan adikku tinggal bersama paman dan bibi. Mereka sangat baik, namun tetap saja aku merasa kesepian.
"An, ayo makan dulu." Teriak bibiku dari dapur.
Aku bergegas menghampiri bibiku dengan menggendong adikku. Oh, ya. Namaku Anna, sekarang usiaku 18 tahun. Dan aku masi tidak tahu apa yang akan aku lakukan kedepannya. Seperti kehilangan gairah untuk hidup.
"An, kamu sudah lulus sekolah. Kamu mau kuliah?" Tanya pamanku dengan muka serius. "An, kamu tau kan paman dan bibi tidak punya uang untuk biaya kamu kuliah? Dan kami harus membeli susu untuk adikmu."
"Tidak apa-apa paman, Anna akan cari kerja hari ini." Jawabku.
Aku memutuskan untuk bekerja, aku tidak mau merepotkan paman dan bibiku. Andai saja kami masi mempunyai orang tua, mungkin aku tidak akan semenyedihkan ini.
"Paman, Anna pamit cari kerja ya."