Minyak goreng adalah salah satu bahan yang dibutuhkan pada saat masak memasak.Â
Orang lain mungkin bisa menggunakan minyak jagung dan bahkan minyak zaitun yang mahal itu ,tapi tidak dengan dapur rumah ku yang minimal secara finansial .
Kami biasa nya hanya bisa membeli minyak goreng kemasan gelas yang entah apa merk nya, dan itu yang kami sanggup beli, supaya bisa membeli lauk pauk nya .Â
Dan sekarang ini di bulan Oktober 2021 ini harga minyak goreng sedang tidak bersahabat dengan ku dan masyarakat juga ,tentu nya. Mengapa ?. karna yang biasa nya 7500/setengah liter, dan sekarang menjadi 9000/setengah liter .
Kenaikan harga minyak goreng itu terjadi entah karna faktor akhir tahun semata atau faktor lain nya.
Menurut informasi yang beredar di kompas.com (kompascom) tanggal 25 Oktober 2021 ,harga minyak goreng mengalami kenaikan :Â
karna produksi Minyak nabati dunia termasuk Indonesia sedang mengalami penurunan danÂ
karna tidak ada nya hubungan antara industri minyak goreng dengan Produsen CPO (perkebunan sawit) " , sehingga para Industri minyak goreng selalu mengikuti harga dari CPO CIF Rotterdam (harga dari bursa internasional)
Bagaimana bisa di jaman digitalisasi ini hubungan antara Industri minyak goreng dengan Perkebunan sawit belum terjalin ?.Â
Dan mengapa kita harus mengikuti harga dari bursa internasional itu ?.Â
Kalau Bank BCA saja bisa SPLIT Harga Saham nya untuk supaya menarik kaum muda mileneal untuk berinvestasi di Bank BCA. Lalu mengapa kita sebagai pengekspor minyak sawit tidak bisa SPLIT harga minyak goreng untuk di dalam negeri kita sendiri ?. Pasti bisa ,bukan.Â