Pagi habis di kunyah petang, kau tetap berdendang
Kata habis dikunyah kelam, lalu kau diam.Â
Sementara aku membiarkan rindu meliuk-liuk dipenghujung malamÂ
Serupa tarian jarum dan benang begitulah kusulam harapan
Kurajut sari purba sekat demi sekat penat nyaris berkarat
Sucikan mandikan, suntinglah altar rembulan yang berpendar diatas teras kosong "apapun pintamu itulah inginku"Â
**
Lalu dalam mazbah kirana puji dan puja dinazarkan
Rapalan bait-bait wingit bak manir dewa-dewa dilepaskan
Datang, datanglah...Dalam hening bening kupinang leluhur hadir melebur
Inilah sesaji kami canang bunga tujuh rupa terikut gada kuasa
Tak lama aku merebah pasrah menyesap tarian sakral dalam deburan gelombang pasang
Gemulaiku suguhkan keindahan senyap pada jiwa-jiwa kelana
Sementara dilaut terdalam kau semburkan sukma
Tak ada kata pulang sebelum tombak mengeleparkan ikan-ikan
Â
-----
Karangploso 14 April 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H