Mohon tunggu...
Merta Triyadi
Merta Triyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Politik Hukum

Menaruh minat pada tulisan terkait sejarah, politik & hukum

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Ada Cinta Buta dalam Dukung-Mendukung (Calon) Presiden

13 Februari 2024   23:46 Diperbarui: 14 Februari 2024   03:41 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika bukan kandidat sangat mungkin menggunakan kekuasaan dan pengaruhnya untuk mendukung salah satu kandidat, dan yang ketiga potensi melakukan Cinderella act membuat Keputusan penting yang menguntungkan segelintir orang menjelang habis masa jabatannya, contoh bentuk pembatasan kewenangan presiden dalam konteks pemilu yaitu dilarang membuat kebijakan yang menguntungkan salah satu peserta pemilu dan dilarang memindahkan pejabat dibawahnya dimasa pemilu.

Memang sulit untuk menggoyah seorang yang sudah menentukan pilihan capresnya terlebih yang sudah melibatkan emosi, perasaan atau bahkan kepentingan, tapi apa yang coba disampaikan oleh para guru besar serta para pakar Hukum Tata Negara dalam film dirty vote, mereka sedang mencoba menjelaskan apa yang menjadi landasan argumen mereka terkait dengan telah terjadinya dugaan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu dan kemunduran demokrasi saat ini, terlebih dari itu bila mengutip pidato Wakil Presiden pertama Mochammad Hatta tentang Tanggung Jawab Moril Kaum Inteligensia dalam Peringatan Hari Alumni Universitas Indonesia pada tanggal 11 Juni 1957 yang isinya :

"Sekalipun berdiri di luar pimpinan, sebagai rakyat-demokrat, ia harus menegur dan menentang perbuatan yang salah dengan menunjukkan perbaikan menurut keyakinannya. Cara demikianlah ia menyatakan rasa tanggung jawabnya sebagai manusia susila dan demokratis. Berdiam diri melihat kesalahan dan keruntuhan masyarakat atau negara berarti mengkhianat kepada dasar kemanusiaan, yang seharusnya menjadi pedoman hidup bagi kaum inteligensia umumnya."

Tindakan ini merupakan langkah nyata dari tanggungjawab moril seorang kaum intelektual yang harus berani mengatakan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah serta menyampaikan solusi menurut kepakarannya demi kebaikan bangsa dan negara.

Harapannya pada saat siapapun nanti presiden dan wakil presiden yang terpilih, jangan sampai kita terbutakan oleh fanatisme, karna sejatinya cinta buta itu berbahaya, kalau mengutip lirik lagu Band Efek Rumah Kaca dengan judul Jatuh cinta itu biasa saja khususnya dipart ini " Jika jatuh cinta itu buta Berdua kita akan tersesat Saling mencari di dalam gelap, Kedua mata kita gelap Lalu hati kita gelap Hati kita gelap Lalu hati kita gelap ", lirik dalam lagu tersebut begitu baik menggambarkan dampak negatif dari perasaan jatuh cinta yang terlalu diglorifikasi menjadi cinta buta atau dalam hal ini fanatisme buta terhadap pemimpin.

Karena sejatinya kita harus menyisakan ruang kritik terhadap orang yang kita sayangi bukan untuk berusaha menjatuhkan namun sebaliknya guna mengingatkan ketika mereka sedang keliru arah agar kembali ke jalur yang seharusnya, begitu pula fungsi kritik kepada pemimpin yang kita pilih bukan bermaksud untuk menjatuhkan tapi mengingatkan agar dia kembali ke jalur yang seharusnya yaitu demi kepentingan bangsa dan negara, karena jika mereka sesat arah yang tersesat bukan hanya dia dan kelompoknya tapi seluruh masyarakat yang dia pimpin juga akan ikut tersesat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun