Mohon tunggu...
I Ketut Mertamupu
I Ketut Mertamupu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang mahasiswa hukum, agama dan budaya . Pengamat sosial yang berpikir blak-blakan . Tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar. Situs Resmi : www.hukumhindu.or.id . blog : www.mertamupu.blogspot.com , FB:facebook.com/mertamupu\r\nContact person: merta_mupu@yahoo.com , Phone Number +6281916665553 , +6281246085553 . Motto gue dalam menulis "free think about everything".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lebaran Menjadi Sumber Bencana

25 Agustus 2012   05:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:21 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1345873436632324689

[caption id="attachment_194966" align="aligncenter" width="488" caption="Persis Iring-iringan Semut , Antrean Keluar Tol Cikampek (www.suarapengusaha.com)"][/caption]

Lebaran adalah hari gembira kaum muslimin, setelah sebulan penuh menahan diri untuk tidak makan dan minum di siang hari (Voa Islam) . Dibalik kegembiraan tersimpan pula penderitaan, mungkin itulah kira- kira ungkapan yang tepat.

Apapun yang ada didunia ini bisa dilihat dari berbagai sudut, demikian juga dengan lebaran. Disadari atau tidak “lebaran menjadi sumber bencana”, mungkin ungkapan tersebut terlalu mengada-ngada apabila ditelan mentah-mentah.

Ada banyak penderitaan atau bencana yang disebabkan adanya lebaran, tengok saja dari awal atau menjelangBulan Puasa Sembako Sudah Melonjak Naik ( aneh bin lucu) yang sudah tentunya menjadi bencana bagi ibu rumah tangga dalam mengurus ekonomi rumah tangga,Tidaklah salah bila kompasianer Smilling Smiley mengatakan Lebaran adalah Duit, Duit, dan Duit . Selain itu menjelang lebaran kasus perampokan dan pencurian juga kian marak sehingga membuat masyarakat menjadi was-was yang membuat masyarakatMenjelang Lebaran, Diimbau Waspada.Dua contoh tersebut hanyalah bencana kecil dan relatif.

Kasus yang lebih besar saat lebaran adalah bencana kecelakaan dan sakit. Berdasarkan penjelaan Dr H Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, spesialis penyakit dalam FKUI-RSCM, pada minggu pertama setelah lebaran, pasien-pasien yang datang ke unit gawat darurat biasanya karena diare dan kekambuhan berbagai penyakit kronis seperti hipertensi yang tidak terkontrol dan gula darah yang tidak terkontrol, bahkan sampai stroke atau serangan jantung. Seperti dilansir dari situs Voa islam. Lain pula dengan pernyataan purnawirawan Prayetno Ramelan yang menganalogikan korban bencana lebaran seperti tewasnya satu pleton Batalyon disaat bertempur, seperti tulisan beliau di kompasiana yang berjudul “Meninggal Semua, Batalyon Antar Nyawa 1912”.Hal itu terbukti dengan banyaknya masyarakat yang meninggal akibat kecelakaan disaat lebaran.

Contoh data di suatu wilayah misalnya seperti dikutip dari harian singgalang. Jumlah kecelakaan selama arus mudik dan balik Lebaran. Diwartakan Singgalang, tercatat 3.600 kecelakaan kendaraan bermotor yang menimbulkan kerugian material Rp7,46 miliar. Korban jiwa tercatat ratusan orang. Kondisi ini tentunya memprihatinkan . Berdasarkan data hasil Operasi Ketupat 2012 sejak Sabtu (11/8) hingga Selasa (21/8), terhitung 638 pemudik meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Jumlah tersebut meningkat dibanding pada pemudik Lebaran tahun lalu.

Hingga Kamis 23 Agustus 2012 sungguh menyesakkan dada, jumlah korban meninggal mencapai 760 orang. Sedangkan jumlah kecelakaan mencapai 4.333 kejadian. Seperti dikutip dari detik.com. Sangat memprihatinkan, yang seharusnya penuh dengan suka cita justru sebaliknya dengan berurai air mata karena bencana disaat lebaran.

Dari uraian diatas daptkah dikatakan lebaran sebagai sumber bencana? silakan masukan opini anda pada kolom komentar.

Lihat Pula Haramkah Muslim Menerima Ucapan Hari Raya Dari Non-Islam?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun