Mohon tunggu...
I Ketut Mertamupu
I Ketut Mertamupu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang mahasiswa hukum, agama dan budaya . Pengamat sosial yang berpikir blak-blakan . Tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar. Situs Resmi : www.hukumhindu.or.id . blog : www.mertamupu.blogspot.com , FB:facebook.com/mertamupu\r\nContact person: merta_mupu@yahoo.com , Phone Number +6281916665553 , +6281246085553 . Motto gue dalam menulis "free think about everything".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ide yang Tidak Disampaikan Adalah Racun

28 Juli 2012   20:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:30 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1343508651397527319

[caption id="attachment_190316" align="aligncenter" width="440" caption="Sedekah Senyum Palsu (www.energikultivasi.wordpress.com)"][/caption]

Dalam suatu inbox ada seorang pengusaha mengirim saya inbox dengan beberapa pertanyaan dan pernyataan, salah satu pernyataannya adalah sebagai berikut "yang saya irikan , banyak isi kepala ini yang sangat ingin dituangkan dalam tulisan dan dibagi dan berharap semoga bermanfaat bagi orang lain". Maksud dari teman tersebut mungkin banyak ide maupun gagasan yang bermunculan didalam benaknya namun belum bisa disampaikan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu saya mencoba memberikan tanggapan secara sederhana dan mudah dipahami seperti dibawah ini:

Ide-ide yang muncul jika tidak disampaikan kepada orang banyak maka akan menjadi racun dalam pikiran dan akan menjadikan kita bodoh, kenapa bisa demikian? Menurut ajaran Hindu orang yang bersedekah akan dilipat gandakan apa yang disedekahkan dan sebaliknya. Sedekah tidak hanya berupa harta ( Artha Dana) tetapi juga sedekah berupa Ilmu tentang kebenaran ( Dharma Dana ) dan juga sedekah berupa pengorbanan diri ( Jiwa Dana ). Sedekah berupa ilmu lebih mulia daripada sedekah berupa harta atau materi. Ilmu mengalir bagaikan air sungai, oleh karena itu ilmu pengetahuan dipuja sebagai dewi "Saraswati" yang juga nama sebuah sungai di India. di Indonesia dewi Saraswati dipuja 6 bulan sekali yaitu  pada perayaan "Penambunan" atau lebih dikenal hari Saraswati . Ide yang di pikiran sudah seharusnya disedekahkan kepada orang lain dengan diwacanakan dengan dituliskan dan atau disampaikan melalui diskusi ( dharmatula ) dan kalau bisa diseminarkan / didakwahkan ( Dharma Wacana ).

Kalau menggunakan metode dakwah secara langsung itu bukan hal yang mudah, di jaman modern ada cara yang sederhana dengan menuliskannya di media online seperti blog, blog yang sedang digandrungi saat ini adalah Kompasiana , dimana dengan kompasiana kita bisa berbagi ide ( Share And Connected ) dan mudah mendapatkan pengunjung ( pembaca ). Hasil tulisan bisa terdaftar di google yang bisa dibaca oleh orang yang membutuhkan tulisan tersebut .

Percaya atau tidak, tuhan akan melimpahkan rahmatnya berlipat-lipat kepada orang-orang yang dermawan dan sebaliknya akan mengambil anugerah yang pernah dilimpahkan dari orang-orang yang berhati pelit, baik pelit harta maupun pelit ilmu.

"Berdermalah untuk tujuan yang baik dan jadikanlah kekayaanmu bermanfaat. Kekayaan yang didermakan untuk tujuan luhur tidak pernah hilang. Tuhan Yang Maha Esa memberikan jauh lebih banyak kepada yang mendermakan kekayaan untuk kebaikan bersama". (Atharwa Veda III.15.6).

Kekayaan bukan hanya berupa harta, bahkan kekayaan yang sejati adalah ilmu , terutama pengetahuan tentang Tuhan . didalam Canakya Nitisastra dinyatakan bahwa orang yang tidak berilmu adalah orang miskin meski dia kaya. Didalam Bhagavad Gita disebutkan semua pekerjaan berpusat pada ilmu (pengetahuan, khususnya pengetahuan suci). Jika memiliki kekayaan berupa ilmu maka sudah sewajarnya disedekakan kepada orang lain. Ilmu yang disedekahkan akan menyebar secara berantai. Misalnya pada mula disampaikan kepada si A, sedangkan si A menyampaikan kepada orang lain, demikian seterusnya . sehingga ilmu itu menjadi menyebar kepada banyak orang. Ternyata demikian halnya pula dengan harta benda akan menyebar kepada banyak orang. Bila diandaikan seperti bermainsepak bola, bola yang ditendang kesana-kemari oleh 22 orang orang dan diperebutkan untuk mencapai tujuan (gol) "cermati pilosofi sepak bola". Didalam kitab suci tuhan berjanji kepada orang-orang dermawan:

"Hendaknya bekerjalah kamu seperti dengan seratus tanganmu dan mendermakan hasilnya dengan seribu tanganmu. Bila kamu bekerja dengan kesungguhan dan kejujuran, hasil yang akan diperolleh akan berlimpah ruah, beribu kali. Bagi yang mendermakannya, sesuai dengan keperluannya, Tuhan Yang Maha Esa akan menganugerahkan rahmat-Nya". (Atharva Veda III.24.5).

Tuhan tidak akan pernah ingkar pada janjinya, bahwa orang yang dermawan akan menjadi orang kaya kelak dan hartanya langgeng. Mengapa demikian ? Sebab sejak dari jaman purba telah diciptakan Hukum seperti itu , bahkan dalam ajaran hindu, hukum Tuhan yang seperti demikian adalah hukum abadi 'sanatana dharma'. Kekayaan yang diperoleh tidak bertentangan dengan Dharma akan langgeng sampai tujuh turunan, sedangkan kekayaan yang diperoleh melanggar Dharma hanya mampu bertahan beberapa tahun saja . Ling ning sanghyang aji, demikianlah tersebut didalam kitab suci.

Tentang pahala sedekah, didalam Canakya Nitisastra dinyatakan sedekah laksana air hujan, air samudera yang menguap berjatuhan kembali ke bumi berlipat-lipat, tidak jarang hingga menyebabkan banjir besar. Tidak percaya dengan sloka tersebut? Coba renungkan sloka berikut secara seksama;

Wahai para dermawan yang bijaksana, persembahkanlah dana puniyamu (bersedekahlah) kepada orang yang tepat dan pada waktu yang tepat, selain itu jangan. Air laut yang sampai pada permukaan awan menjadi manis, sesampai di bumi memberikan hidup kepada mahkluk-mahkluk yang bergerak (manusia,binatang, dll) dan kepada mahkluk-mahkluk yamg tidak bergerak (rerumputan,tumbuhan,dll) dan akhirnya kembali lagi ke lautan dengan jumlah puluhan juta kali. (Canakya Nitisastra.VIII.4)

Dulu saya sering mengutip sloka tersebut , tak jarang ada yang bertanya dengan sinis kepada saya, misalnya dengan pertanyaan "apakah anda sudah melakukannya?". kalau tidak memiliki prinsip , dengan pertanyaan seperti itu hati kita bisa ciut, namun jika berpegang pada prinsip maka tidak akan terkecoh dengan pertanyaan sinis dan memojokan. Seperti penjelasan diatas, sedekah tidak harus berupa materi atau harta , bahkan sedekah berupa ilmu lebih penting. Bila di-analogikan seperti memberi pancing kepada seseorang lebih baik daripada memberikan ikan secara langsung. Kalau bisa keduanya sekligus, memberikan pancing dan juga ikan. Tanpa disadari sebenarnya orang tersebut (yang bertanya seperti diatas) telah diberi sedekah berupa ilmu tetapi mungkin menolaknya.

Ide dan ilmu yang dimiliki jika tidak disampaikan kepada orang lain maka akan menjadi mubazir dan perlahan akan menjadi sampah (racun) serta menghilang dari pikiran, sedangkan bila disampaikan kepada orang lain, apabila suatu saat kita melupakan ide atau gagasan yang pernah disampaikan , sedikit tidaknya pasti masih ada orang lain yang masih mengingat apa yang pernah kita berikan atau sampaikan kepadanya.

Slogan yang populer yang mudah diingat tentang sedekah mungkin sudah banyak yang mengetahui, tetapi baiklah saya kutipkan kembali "Kaya dengan bersedekah, Dengan memberi berarti telah menerima".

Berbahagialah anda bila masih diberikan kesempatan untuk berbagi. Lets Share..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun