Mohon tunggu...
I Ketut Mertamupu
I Ketut Mertamupu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang mahasiswa hukum, agama dan budaya . Pengamat sosial yang berpikir blak-blakan . Tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar. Situs Resmi : www.hukumhindu.or.id . blog : www.mertamupu.blogspot.com , FB:facebook.com/mertamupu\r\nContact person: merta_mupu@yahoo.com , Phone Number +6281916665553 , +6281246085553 . Motto gue dalam menulis "free think about everything".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wanita Kue

9 Desember 2011   13:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:37 2565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara masalah sosial memang tidak ada habisnya, dari hari ke hari kian berubah bahkan kecendrungan perubahan tersebut sangat cepat terutama di daerah perkotaan. Didaerah pedesaan Biasanya wanita atau ibu-ibu menjelang hari raya sering membuat jajan , apalagi hari-hari besar keagamaanyang dominan membuat jajan adalah Ibu rumah tangga.

Jajanan banyak jenisnya misalkan Onde-onde, Ongol-ongol, Hung Kwee, Rissoles, Lemper, Lopis, Tiwul, Rempeyek, Gandhos, Cemplon, Cenil, kue Cucur, kue Cara Bikan, kue Nagasari dll . Terkadang jajanan menjadi ciri khas suatu daerah. Jika seseorang berlibur ke Bali mungkinseorang wisatawan akan membeli oleh-oleh khas Bali, termasuk juga Jajan khas Bali.

Kini di jaman modern muncul istilah baru kaitannya dengan jajanan , istilah “lelaki suka jajanan diluar” mungkin sudah tidak asing lagi. Jajan yang bagaimana ? ya Kasaranya lelaki menggunakan jasa pekerja seks komersial. Nyewa pelacur untuk hubungan seks. Bukan buat ngobrol. Pelakunya bisa pria bujangan bisa married man atau yang sudah menikah . Ada yang terang-terangan bahkan bangga dengan apa yang mereka lakukan. Akibatnya sudah pasti diketahui yaitu terkena penyakit kelamin, kususnya penyakit HIV-Aids. Ada hampir 3,2 juta laki-laki di Indonesia suka 'jajan' dan lebih dari 50 persen diantaranya adalah pria menikah. Ini membuat ada sekitar 1,9 juta ibu rumah tangga yang terancam tertular HIV/AIDS.

Kerentanan perempuan terhadap HIV/AIDS lebih banyak disebabkan karena ketimpangan gender yang berdampak pada ketidakmampuan perempuan mengontrol perilaku seksual dari suami, serta kurangnya akses terhadap pelayanan pengobatan HIV/AIDS.

Berdasarkan data Kemenkes 2009, populasi yang rawan tertular HIV adalah 3,17 juta laki-laki yang suka membeli jasa seks komersil, 214 ribu orang PSK (penjaja seks komersil) dan 1.938.650 istri atau pasangan tetap.

Jika wanita tempo dulu dan wanita di desa suka membuat jajan, sebaliknya di kota-kota besar wanita justru menjadi “Jajan” untuk dibeli lelaki hidung belang, dengan istilah kasarnya disebut “wanita Kue” . Jika ada istilah Lelaki Jajanan diluar sudah pastinya ada istilah tempat membeli jajan , jajan tersebut tiada lain daripada “Wanita Jajan atau Wanita Kue”. Suatu istilah sering muncul dari perilaku-perilaku masyarakat, demikian juga istilah “”wanita Kue” . Pemberian istilah wanita kue sangat ironis memang, tetapi semua itu akibat dari perilaku kaum wanita di jaman modern yang suka menjajakan diri, bahkan menjajakan seks gratis.

Tulisan Terkait:

Dibalik Penjaja Seks Gratis

Lelaki, Budak Seks yang Sesungguhnya

Penyakit HIV/AIDS Sebuah Kebanggaan

Tidak Mau Menikahi Pacar,Raju Digugat Ke Pengadilan

Tragis, Seorang Pemuda Ngintip Istri Orang Mandi Dihajar

Dimana Wanita Tidak Dihormati Keluarga Itu Pasti Akan hancur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun