Diberondong dua pertanyaam sekaligus, Rei memikirkan pertanyaan sahabatnya dengan santai sambil duduk di meja makan yang berbentuk lingkaran, sedangkan kedua sahabatnya itu duduk menghadap Rei. Sebelum menjawab pertanyaan itu, terbesit dalam pikirannya bahwa Rei pernah mencintai seorang gadis yang begitu disayanginya, namun miris gadis itu malah mencintai lelaki lain.
"Begini..." ujar Rei mengambil ancang-ancang untuk menjawab pertanyaan sahabatnya. "Dahulu aku pernah menonton film pendek. Ada seorang lelaki jatuh cinta pada seorang gadis (wanita 1), gadis itu sangat disayanginya.Â
Baginya wanita inilah yang terbaik dalam hidupnya. Namun sayangnya cintanya diabaikan. Wanita itu justeru memilih lelaki lain, yang dianggap lelaki terbaik dalam hidupnya dan menikah kemudian. Sedangkan lelaki yang ditinggal, menikah dengan gadis (wanita 2) yang dianggapnya biasa saja.Â
Beberapa tahun kemudian, wanita itu (wanita 1) merasa mencintai lelaki yang salah, merasa menyesal. Sedangkan lelaki (yang ditinggal menikah), merasa mencintai wanita yang tepat, hidupnya penuh suka cita dengan kehadiran isterinya (wanita 2) yang awalnya dulu dianggap biasa saja. Melihat kenyataan itu, lelaki tersebut sangat bersyukur kepada Tuhan. "Tuhan Maha Baik." Ujarnya sembari mengelus dada, penuh syukur.
"Tuhan Maha Baik" ujar Rei kepada kedua sahabatnya setelah usai bercerita, seolah akan merasakan hal yang sama dengan apa yang ia ceritakan kepada temannya.
"Jangan-jangan kamu yang akan jadi jodohku." Gumamnya dalam hati saat melihat gadis A, gadis yang datang dari belakang itu.
Bila dimaknai, bahwa belakangan Rei akan menemukan jodoh yang lebih baik berdasarkan kehendak Tuhan yang Maha Baik. Orang itu sudah dikenalnya. Jangan bersedih bila kita belum menemukan jodoh, karena Tuhan sudah menyediakan orang yang pantas sesuai karma kita.Â
Kita hanya bisa melihat seseorang saat ini yang kita anggap terbaik, tetapi belum tentu baik bagi kita di masa depan. Sedangkan Tuhan akan mempertemukan kita yang terlihat biasa saat ini, tetapi menjadi yang terbaik di masa depan.
*Mimpi di atas bukaan rekaan atau karangan, melainkan itu asli sebagaimana yang penulis alami saat tidur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H