Ngipi nepukin manas, wenang ngendon polih pis: mimpi melihat nanas, sebaiknya bersilahturahmi atau keluar berkelana ataupun keluar berjualan, akan mendapatkan uang. Manas atau nanas diartikan maan nunas; dapat pemberian, dapat berkah.
Ngipi uber bojog, ala gring: mimpi dikejar kera, pertanda buruk penyakit datang. Kera diidentikan dengan pengleyakan atau panestian. Salah satu tingkatan ilmu hitam leyak berwujud kera. Oleh karena itulah mimpi yang ada kaitannya dengan kera sebagai pertanda tidak baik. Sering pula pertanda ada pemali karena dianggap hewan liar.
Ngipi nepukin anak luar, ala ayu: mimpi bertemu orang luar atau orang asing, kadang baik kadang buruk. Orang asing atau turis simbol dewata, sesuhunan. Orang tak dikenal namun kita anggap keluarga simbol leluhur. Mimpi bertengkar dengan isteri/suami pertanda ada kendala dengan rumah, misalnya karang leteh, dimaknai demikian karena pasangan disebut somah (seumah), sehingga maknanya dewan umah. Â
Memimpikan orang tak dikenal tetapi kita anggap teman bisa jadi simbol dewa, bisa juga jin. Sedangkan orang tak dikenal dan tidak akrab kemungkinan jin jahat. Adakalanya juga simbol pemali, misalnya mimpi bertengkar dengan orang tak dikenal dari buleleng, bermakna ada pemali di pekarangan pada arah Buleleng dari tempat kita.
Berdasarkan uraian tersebut, bila kita mimpi dengan model modern kita bisa menggali berdasarkan asal-usul namanya maupun sistem kepercayaan kita terhadap suatu simbol mimpi.Â
Misalnya bila mimpi di pekarangan tumbuh pohon tak berbuah, misalnya beringin pertanda kaletehan sebab dalam kepercayaan di Bali hal demikian pertanda karang leteh atau karang panes.
Begitu pula bila mimpi ada hewan lahir dengan kaki lima, mimpi ada hewan liar, lulut, ular, oong (jamur), dan lainnya pertanda karang leteh. Bila berdasarkan makna katanya misalnya pelangi maknanya akan mendapat kemudahan sebab pelangi disebut kali elah; elah artinya mudah. Contoh lain; taluh atau telor artinya aluh atau mudah. Bila taluhnya pecah pertanda hilangnya kemudahan, begitu pula bila kehilangan telor.
*Artikel ini sudah pernah tayang di Kompasiana, namun entah kenapa raib tanpa diketahui sebabnya, padahal pembacanya puluhan ribu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H