Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Lain di Balik Simbol Mimpi (Tradisi Bali)

1 Maret 2018   14:36 Diperbarui: 1 Maret 2018   14:35 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak bisa dipungkiri bahwa mimpi penuh misteri sekaligus sarat makna atau memiliki makna yang sangat luas meski banyak orang menganggap mimpi sebagai bunga tidur. Mimpi sebenarnya bagian dari kerja indera keenam manusia dengan simbolis. Dengan mimpi kita bisa mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, terutama sebab-akibat yang berkaitan antara dunia nyata dengan dunia lain: sekala-niskala, the seen and unseen.

Mimpi selain memiliki makna simbolis, ia juga memiliki makna lain dari simbol-simbol yang kita lihat dalam mimpi. Dengan kata lain bahwa simbol yang kita lihat dalam mimpi tersimpan maksud tersembunyi. Makna  lain tersebut bisa kita sederhanakan menjadi empat jenis: simbol orang, tempat, benda dan perilaku dalam mimpi.

~ Simbol Orang

Orang yang hadir dalam mimpi bisa dimaknai berdasarkan nama orang tersebut ataupun berdasarkan kedudukannya dalam masyarakat. Misalnya nama orang Wayan Sudana artinya rejeki yang baik (su-dana), begitu pula Made Suarta (su-arta). Dewa Restu: dewane restu (dewa merestui). Widi Asih: Widine Asih (Tuhan melimpahkan kasihnya). 

Bila berdasarkan kedudukannya misalnya seseorang itu menjadi pemangku, maknanya dewa. Bila pemangku dewa hyang maka orang itu simbol dewa hyang (leluhur), bila pemangku di pura kawitan simbol bhatara kawitan, bila jadi dosen atau guru atau pelatih simbol Bhatara Hyang Guru. Demikian pula dokter ataupun balian simbol dewa yang merawat kita.

Yang menjadi pertanyaan kemudian, kenapa orang itu yang menjadi simbol, kenapa harus dia yang muncul dalam mimpi? Berdasarkan pengalaman sendiri dan cerita orang yang sering bermimpi, di balik simbol orang tersebut menyimpan maksud tersembunyi. Orang yang menjadi simbol mimpi akan mendapatkan sesuatu, bisa hal baik maupun hal buruk, namun lebih banyak akan mendapat hal buruk; sakit, kecelakaan, kehilangan. Kalau tidak orang itu mendapat sial, sering juga keluarganya, misalnya anaknya atau pasangannya.

Biasanya kesialan yang akan menimpa seseorang yang menjadi simbol mimpi bisa dalam kurun waktu yang lama maupun dekat, dalam hitungan hari, minggu, bahkan hitungan bulanan. Menariknya, kita cenderung akan mendengar kesialan yang dialami orang bersangkutan. Adakalanya kita mendengar kesialan orang tersebut ketika kita sudah hampir lupa pernah memimpikannya.

Uniknya lagi, bilamana seseorang yang jadi simbol mimpi mengalami musibah atau kesialan maka itu sebagai pertanda orang bersangkutan memiliki kendala secara niskala, misalnya kendala dengan leluhurnya, sesuhunan (dewata), kendala di kamulan, karangnya leteh (pemali dan pemala), sesangi tak dibayar, kendala dengan wong samar atau sang wengi, dan lain sebagainya.

Simbol orang ada pengecualiannya: bilamana orang yang hadir dalam mimpi adalah orang yang dicintai, kekasih, maka kecil kemungkinannya terjadi hal-hal tak baik, lebih cenderung mengungkap perasaan si dia yang sesungguhnya, bukan pertanda akan terjadi sesuatu dengan keluarganya. Malahan bila memimpikan keluarga si dia itu pertanda dia sering memikirkan kita meski dalam kenyataan terlihat cuek.

~ Simbol Tempat

Tempat yang hadir dalam mimpi berupa tempat tak dikenal, tempat tersamar, tempat di masa lalu, dan tempat di masa sekarang. Paling sering tempat yang muncul dalam mimpi adalah tempat di masa lalu, sehingga melalui mimpi kita bisa mengingat kembali secara detail kenangan akan tempat semasa kecil kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun