Saya berulang memikirkan mimpi tersebut untuk mengetahui pekerjaan yang dimaksud. Saya curiga mimpi ini bukan menggambarkan tentang CPNS untuk menjadi guru sebab jurusan saya non-pendidikan. Pastilah hal lain.
Sekira sepuluh hari kemudian di chanel bbm saya membaca berita bahwa Kementerian Sosial merekrut Pendamping Sosial besar-besaran. Saya langsung yakin inilah yang dimaksud guru sementara bidang ilmu sosial. Saya membaca syarat-syaratnya. Dan beberapa hari kemudian saya mempersiapkan berkas-berkasnya, dan mempelajari lebih jauh tentang pendamping sosial. Sempat ragu, merasa pekerjaannya kurang menarik karena terjun ke lapangan. Malamnya pun mimpi.
Berada di suatu pegunungan, ternyata penguasa daerah itu adalah raja Buleleng. Saya memasuki puri atau istana raja Buleleng. Disana sedang diadakan sayembara. Barangsiapa yang berhasil mengambil sebatang daun enau (don jaka) yang ditaruh di tengah sidang dewan kerajaan maka dia berhak memperisteri anak pertama raja Buleleng dan akan dinobatkan menjadi putra mahkota.Â
Saya pun bergegas mengambil daun enau itu seraya menyembunyikannya di belakang punggung agar yang lain kelimpungan mencarinya. Hingga akhirnya saya dinyatakan sebagai pemenang sayembara dan berhak untuk memperisteri putri pertama raja Buleleng. Sedangkan peserta lainnya lagi dua orang berhak mempristeri putri kedua dan ketiga putri raja. Mereka berdua hanya berhak menikahi putri raja, tidak sebagai putra mahkota, mereka berdua amat senang berhasil mendapatkan isteri putri raja. Sedangkan saya meski berhak menjadi putra mahkota kelak ketika sang raja sudah tua namun saya merasa ragu untuk menikahinya karena wajah tuan putri biasa-biasa saja.
Raja pun mempersilakan saya untuk mengambil keputusan secara bebas, boleh menolak menikahi tuan puteri ataupun setuju untuk menjadi calon putra mahkota. Dalam hati saya ingin isteri yang  cantik, tetapi tuan puteri meski wajahnya biasa namun anak keluarga puri sehingga kelak saya bisa hidup lebih terhormat di masyarakat. 'Biarpun wajahnya biasa, yang terpenting bisa menjadi bagian keluarga puri.' pikirku.
Mimpi ini menghilangkan keraguan saya untuk mendaftar lowongan pekerjaan di Kementerian Sosial, walaupun mungkin pekerjaannya tidak cantik, yang terpenting adalah menjadi bagian dari pemerintahan (keluarga kerajaan) dan bisa mengangkat martabat di masyarakat dan Tuhan sudah merestui, tetapi keputusan ada di tangan saya. Mimpi ini juga menggambarkan ada Pemali (makna menikah) di barat rumah (makna buleleng). Pemali berupa parabola yang salah tempat, dan pemali itu di kemudian hari membuat ibu saya jatuh sakit, diketahui melalui penglihatan idera keenam bapak saya.
Uniknya juga diberitahu besaran gaji melalui mimpi. Ceritanya ada seorang tamu datang ke rumah saya, langsung masuk ke kamar bapakku padahal  saya masih terbaring santai di tempat tidur bapakku. Tamu itu ternyata orang yang sudah bekerja duluan sebagai pendamping sosial, 'Gajiku lebih dari ...' ujarnya, dan ia pun menghilang. Saya terperangah bangun dari tidur siang, kira sungguhan ada orang bertamu, tetapi ternyata hanya mimpi.
Saya pun mendaftar secara online melalui aplikasi, dan lolos verifikasi dua minggu kemudian. Lalu mengikuti ujian psikotes dan seleksi kompetensi bidang di sebuah hotel di kawasan Sanur. Beberapa minggu kemudian mimpi sudah menjadi pendamping sosial terjun ke masyarakat. Dan tiga hari sebelum pengumuman kelulusan mimpi membaca pengumuman.
Dalam mimpi saya didatangi bapak saat sedang tidur-tiduran. 'Pengumuman kelulusan SKB PKH sudah keluar. ' ujar bapak saya. Secepat kilat saya sudah berada di dalam ruangan kantor pemerintahan. Disana sudah banyak hadir orang-orang yang ikut serta ujian waktu ini. Saya melihat lembaran pengumuman secara acak. Pengumumannya di kelompokan masing-masing provinsi di seluruh Indonesia. Saya pun melihat nama saya tercantum di lembaran pengumaman dan dinyatakan lolos. Lalu saya mencari nama cewek yang sempat membuat kecantol waktu ujian, inisial Kadek DM. Sayangnya tidak tercantum namanya. Mungkin tidak lolos. Begitu juga melihat teman sedesa tidak ada dalam daftar.
Tiba-tiba saya sudah bersama kepala sekolah yayasan di asrama Denpasar waktu smp. 'Sekarang kamu sudah dapat pekerjaan maka kamu harus menyisihkan sebagian gajimu untuk bayar hutang sebagai balas budi' ujarnya. Saya pun merasa sedih dibuatnya harus menyisihkan uang gaji untuk balas budi karena dulu di asrama ini  sekolah gratis. Lalu saya masuk ke asrama, dan saya melihat beberapa cewek sedang sibuk bekerja. Diantara cewek itu ada cewek dari BD, satu desa dengan saya, Rini namanya (aslinya sudah menikah). 'Kok kamu ada disini? Kamu sekolah disini juga?' Tanyaku kaget. Dia pun tersenyum. Belum dijawab keburu bangun.
Saya kira sudah beneran ada pengumuman ternyata cuma mimpi. Kemudian browsing situs kementerian sosial, tetapi belum ada pengumuman. Jadwal pengumuman memang belum karena baru tanggal 1 desember sedangkan terbangun dari mimpi tanggal 29 November. Mimpi itu saya ceritakan ke bapak saya, malah diledek. 'Jangan-jangan mimpimu terbalik' ujarnya dengan mimik serius. Hal itu membuat saya gusar, deg-degan, padahal bangun dari mimpi sudah yakin lolos. Keyakinan itu berdasarkan  kronologi mimpi 'disuruh menyisihkan gaji untuk bayar hutang', makna mimpi ini saya disuruh bayar kaul (sesangi) waktu ini kepada dewa, Bhatara Hyang Guru (makna kepala sekolah asrama).
Kronologi mimpi bertemu Rini di asrama ini pun ada maknanya. Saya menduga yang dimaksud Rini dari BD itu bahasa isyarat: akan ada cewek yang turut serta bahagia dengan kelulusan ini yaitu ni putu rina sa-RINI, cewek yang kusayang dari BD. Waktu mau ujian dia penyemangatku dan berharap dia mendoakan saya.
Kadang mimpi itu untuk menunjukan nama seseorang menggunakan bahasa kode. Adakalanya hanya nama panggilannya saja diambil, bahkan terkadang dalam mimpi nama dari dua orang cewek bila digabungkan namanya menjadi satu nama cewek yang kita sayangi.
Setelah membaca pengumuman ternyata cewek yang dicari dalam mimpi lolos juga, ternyata saya salah mengingat nama cewek itu, nama yang benar DW, bukan DM, mungkin karena salah mengingat nama sehingga tidak ditemukan dalam mimpi. Sedangkan teman yang satu desa benar dia tidak lulus.
Selain mimpi tersebut ada pula mimpi yang menjelaskan tentang masa depan saya. Ceritanya saya berada di utara rumah sekira 2 km. Disana saya beserta keluarga mau menembok jalan yang jebol (di kenyataan jebol karena banjir) saya ditugaskan bapak saya untuk membuat luluh (adonan). Saya pun membawa banyak semen dengan pickup. Lalu mau mengangkat semen, ternyata membawa semen itu ada aturannya yang ditulis di struk pembeliannya. Anak-anak: 1 sak, dewasa : 2 sak, orang tua : 3 sak. Meski aturannya demikian, saya ambil 3 sak sekaligus, ditaruh di punggung. Beratnya bukan main sampai tidak bisa bangun.