Sedangkan mimpi kedua membuat saya penasaran, tetapi di satu sisi malu bertanya ke nenek M soalnya tidak ada hubungan keluarga. Saya memimpikan nenek M hanya karena ada ikatan batin dengan cucunya. Mimpi itu memang seringkali menggambarkan keluarga dari orang-orang yang kita sayangi meski tak ada hubungan keluarga. Tetapi sekitar sebulannya saya berkunjung ke rumah nenek M.Â
Saya pura-pura bahwa sempat mendengar kabar dari seseorang bahwa nenek M jatuh sakit. Tetapi ternyata benar sempat sakit pinggang cukup parah hingga dibawa ke rumah sakit. Saya pun menjelaskan sakitnya itu disebabkan ada pamali di gedong dewa kembarnya, saya memberitahunya bahwa saya memimpikannya. Baik saya maupun beliau, tidak tahu pamali yang dimaksud.
Berdasarkan pengalaman itu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa mimpi dalam mimpi sebagian bercerita apa adanya, sebagiannya lagi masih perlu penafsiran. Mimpi yang ada dalam mimpi merupakan bahasa simbol, sedangkan mimpi berikutnya terjemahannya, namun hanya sebagiannya saja. Pernah pula mimpi bertingkat hingga tiga tingkatan, tetapi terlalu panjang untuk diceritakan. Mimpinya bercerita tentang kerugian yang akan dialami keluarga saya dan cara mengurangi kerugian itu disuruh membuat suatu banten/ritual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H