Bagaimana bila mimpinya rumit? Sama saja, walau rumit dengan metode cocoklogi akan mudah dipahami. Ini contohnya:
Saya bersama sepupu memasuki sebuah sekolah yayasan bhakti sosial. Kepala yayasan seorang guru wanita. Saya berkeliling di yayasan itu, ternyata sekolahnya kosong, tidak ada murid. Lalu berjalan ke arah timur laut, disana ada kandang ayam. Disana saya melihat seseorang memegang ayam jago. Di sekitarnya ternyata ada banyak orang yang hidupnya sengsara, seperti orang gila, dikandangkan seperti ayam. 'Wuaah.. ini pelanggaran HAM nih! Jangan-jangan mereka disiksa disini.' Pikiran curiga berkecamuk.
Tak lama kemudian saya menghampiri guru wanita yang jadi kepala yayasan itu. Tampangnya cemberut ketika melihat saya.
'Saat kamu mau minta-minta baru kesini. Sedangkan orang dari Belanda jauh - jauh kesini bawa sumbangan'.
Saya cuek saja dengan omelannya. Dan saya pun pergi bersama sepupu. Tapi sepupu saya dipanggil, dan dikasih amplop berisi uang banyak. Katanya berisi uang tiga juta, namun setelah diperhatikan cuma tiga ratus ribu. Dan setelah saya robek amplopnya ternyata cuma 3 ribu, kucel lagi.
Perjalanan berlanjut, saya bertemu dua orang gadis. Gadis itu bicara, 'beras sekilo, mau dimasak'.
Tanpa melihat apa yang terjadi, mimpi itu rasanya sulit untuk dimaknai, tetapi dengan memperhatikan apa yang sudah terjadi maka akan mudah dipahami. Sebelum mimpi seperti itu Daksina Linggihnya di Kamulan dirusak ayam. Hal ini mengakibatkan kaletehan. Dan ada peristiwa yang terjadi akibat kesalahan itu sebagaimana dilukiskan dalam mimpi di atas. Kita bisa maknai dari simbol-simbolnya yaitu Guru wanita sebagai kepala sekolah artinya Bhatara Hyang Guru, Tuhan yang menjadi pelindung semuanya. Sekolahnya kosong; kamulannya tiada penghuni karena leteh. (Bangunan rumah atau sekolah seringkali menjadi simbol palinggih. Bila bangunannya bertingkat simbol alam lebih tinggi, misalnya alam leluhur, bahkan alam dewata). Ayam simbol sang roh. Ada banyak orang sengsara artinya ada banyak roh yang menderita. Roh tersebut yaitu roh leluhur dan roh keluarga kita sendiri yang berstana di Kamulan.
 Menderita karena kamulannya leteh. Lalu Bhatara Hyang Guru menyindir bahwa saya hanya datang ketika meminta-minta saja, maksudnya memohon ini itu saat berdoa, padahal seharusnya datang membawa persembahan tulus iklas (disimbolkan sumbangan) untuk mensejahterakan roh keluarga kita dan leluhur. Yadnya atau persembahan pada hakekatnya dari kita untuk kita.
Diberi uang banyak artinya akan diberi penderitaan, tetapi uangnya jadi sedikit, artinya penderitaan itu diperkecil, hanya sebagai peringatan. Dalam kenyataan, penderitaan itu berupa kehilangan beras sekilo. Beras ini bukan beras biasa, melainkan beras 'bija', dapat 'nunas' di pura tertentu. Beras ini ternyata dimasak oleh ipar saya, dikiranya beras biasa. Itulah sebabnya dalam mimpi ada cewek yang ngomong beras sekilo mau dimasak.
Untuk menafsirkan mimpi seringkali kita bisa berangkat dari keberadaan kita dalam mimpi, lokasi dalam mimpi. Bila kita berada di rumah sepupu berarti mimpi itu berkisah tentang kendala yang dihadapi sepupu, bila mimpi berada di rumah kakek berarti kendala atau masalah itu ada di rumah kakek. Demikian pula bila berada di tempat atau bangunan milik keluarga besar, misal pura keluarga, maka itu pertanda masalah yang digambarkan dalam mimpi ada di lokasi tersebut. Berikut contohnya:
Sore itu saya melihat-lihat situasi pura pesimpangan Dewa Hyang, disitu saya melihat seorang gadis. Di sudut pura keluarga tersebut saya disenggol gadis itu. Orangnya cantik, sayangnya dia gendut. Dari kedipan matanya seolah dia ngajakin gitu-gituan, dia godain saya. Lalu saya ke tempat sepi, di antara semak-semak, dia juga ikut.