Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jin Menurut Kepercayaan Orang Bali

16 Agustus 2017   11:04 Diperbarui: 16 Agustus 2017   11:13 19385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait tempat keramat, semakin curam suatu tempat, misalnya jurang, yang bersemayam disana mahkluk gaib yang rendah derajatnya. Sebaliknya semakin tinggi atau semakin suci suatu tempat, maka yang berdiam di sana mahkluk suci yang tinggi derajatnya, seperti Dewa Hyang (leluhur), Bhatara Kawitan dan Dewa. Oleh karena itu kita banyak menemukan pura pemujaan untuk leluhur berada di perbukitan. 

Sedangkan di gunung banyak kita temukan pura untuk pemujaan dewa. Itu pula sebabnya pura Kahyangan Tiga yang pertama dan utama terdapat di gunung Agung yaitu pura Dalem Puri untuk pemujaan Dewi Durga dan Dewa Shiwa, serta roh leluhur, sedangkan untuk pemujaan dewa Wisnu dan dewa Brahma menjadi satu di pura Puseh-Desa yaitu di Besakih. Di samping itu, semua pura untuk bhatara Kawitan juga terdapat di komplek pura Besakih. Meski demikian, banyak pula pura ditemukan di dataran rendah, biasanya berada di kawasan suci, seperti dekat sumber air klebutan, di dekat danau, di tepi lautan, dan sebagainya.

Di beberapa kebudayaan dan tradisi kuno, banyak yang masih mempertahankan pemujaan kepada gunung. Sebenarnya yang dipuja bukan gunungnya melainkan roh-roh suci yang berada di gunung. Di bumi, dewa tertinggi (Tuhan) singgasana-Nya berada di puncak gunung tertinggi di dunia. Dalam kepercayaan Hindu, di bumi dewa Shiwa kahyangan-Nya di puncak Himalaya. Di tubuh manusia beliau bersemayam di dalam lubuk hati sebagai Siwaatma atau Paramaatma. Di alam gaib, beliau singgasana-Nya di Shiwa loka atau Brahma Loka (alam Tuhan), jauh lebih tinggi dari posisi svarga loka (surga).

Menurut bapak saya, berdasarkan kepercayaan masyarakat lokal secara turun temurun jin sering hadir dalam mimpi dengan berbagai simbol atau perwujudan, baik berwujud manusia tak dikenal maupun binatang, terutama ular. Menariknya, hal ini ternyata selaras dengan keterangan ajaran Islam. Dimana jin  mengambil wujud manusia, maupun binatang, terutama ular. Ada berbagai kejadian menarik terkait dengan jin atau sang Wengi ini yang sering dialami keluarga saya, terutama kehadirannya dalam mimpi.

Suatu ketika nenek saya jatuh sakit, ternyata sakitnya akibat diganggu Sang Wengi (jin). Jin ini mengganggu nenek karena kakek salah menempatkan sesuatu di jalan niskala, jalan yang tak tampak (jalan jin itu). Setelah diobati secara non-medis oleh bapak saya, datanglah jin baik merasuki tubuh paman saya. Paman saya galak beringas mengambil kayu bakar, katanya jin yang memasuki paman saya itu mengusir jin lainnya yang jahat. Ceritanya Jin jahat itu digebukin oleh jin baik, jin ini ada palinggihnya di kebun nenek saya di sebuah pundukan (bukit kecil). Sedangkan yang digebukin rumahnya di batu dekat pangkung, sungai kering. Hal ini mengajarkan bahwa jin itu memang ada yang baik ada yang jahat, bahkan mereka memiliki sistim pemerintahan layaknya manusia.

Nenek saya pernah bercerita, katanya pernah mimpi berdebat dengan Jin. Dalam mimpi itu ada dua orang suami-isteri membawa periuk menghampiri nenek. Mereka marah-marah karena nenek salah menempatkan kayu pada jalannya. Nenek berbalik membalas bahwa tanah yang dilewati itu milik nenek. Mimpi ini mengambarkan bahwa barang atau benda yang dimiliki seseorang bila ditempatkan pada jalan mereka bisa mengganggu kehidupannya meskipun jalannya tidak tampak oleh mata biasa, hal ini bisa menimbulkan penyakit, sakit karena pemali.

Bapak saya juga sering mimpi yang ada hubungannya dengan Jin. Yang menarik, katanya pernah mimpi bertempur habis-habisan dengan orang tak dikenal (jin), lalu ada sabda bahwa jin itu bisa dibunuh dengan suatu mantra. Lalu diberi mantra untuk membunuh jin itu. Belum selesai mantranya keburu bangun. Hal ini mengajarkan bahwa Sang Wengi (jin) bisa mati. Ternyata hal ini selaras dengan kepercayaan Islam bahwa jin bisa mati. Bila mati kemungkinan reinkarnasi menjadi mahkluk lebih rendah.

Ibu saya beberapa kali pernah mengalami kejadian unik tentang jin. Seperti menabrak Jin, berpapasan dengan mobil jin. Ceritanya begini. Saya nyetir bawa mobil mau ke pasar beda kabupaten. Di tempat sepi, sepertinya tempat keramat, tiba-tiba ibu saya berteriak. Ternyata ibu saya melihat sosok lewat dan mengaduh karena kena tabrak mobil. Kemungkinan jin itu tidak bisa menembus mobil karena mobilnya disakralisasi atau dibuatkan ritual. Oleh karena itu benar adanya di tempat keramat kalau lewat sebaiknya membunyikan klakson, kasihan nanti jinnya kena tabrak bila kebetulan lewat. Di lain waktu, mau kirim barang beda kabupaten juga, sekitar jam empat pagi. Di suatu tempat yang sepi berhutan pada jalan menurun, tiba-tiba ibu saya bilang, 'Minggirkan mobilnya ke kiri, minggirkan!' Pinta ibu.

'Wuah tumben ibu bisa mengkoreksi saya bawa mobil' batinku. Karena saat itu saya memang sudah hampir di jalur kanan. Setelah menoleh ke ibu ternyata ibu saya memejamkan mata, seperti tertidur. Lalu ibu saya tersadar, 'Loh! Tadi ibu melihat mobil berpapasan dengan kita saat kehilangan kesadaran' ujarnya kaget.

Saya sendiri pernah mengalami hal unik dalam mimpi tentang Jin. Suatu pagi sebelum matahari terbit, saya tidur-tiduran di mobil menunggu ibu. Tiba-tiba mengantuk berat, lalu hilang kesadaran, setengah tidur (pikiran sadar tak bekerja, pikiran lain yang bekerja). Saya melihat di sekitar saya cuacanya samar-samar mulai terang, lalu lewatlah gadis cantik seorang diri, tidak ada siapa-siapa di sekitar saya kecuali gadis itu. 'Hai..' ujarnya sambil menarik pintu mobil. Lalu saya tersadar. Kaget juga dibuatnya, ternyata aslinya ramai dan matahari belum terbit serta tidak ada gadis cantik di sekitar saya. Saya menduga wanita itu Jin yang menyapa saya.

Menurut seseorang yang pernah hilang beberapa hari disembunyikan jin, selain jin memiliki rumah, mereka juga memiliki pasar. Bahkan ada yang  berpendapat bahwa harga hasil pertanian akan naik bila kebutuhan makanan di dunia jin berkurang. Saya pernah mimpi berkaitan dengan pasar di alam gaib. Waktu itu saya parkir di sebelah barat pasar desa B sekitar jam lima pagi. Entah apa sebabnya tiba-tiba mengantuk berat. Lalu mimpi berada di pasar B itu, agak berbeda bentuknya, disana ramai juga ada orang-orang yang tak pernah dilihat sebelumnya. Saya disuruh meminggirkan mobil yang diparkir karena saya parkir menginjak tikar dagangan orang tak dikenal tersebut. Lalu saya berpindah ke arah barat. Setelah sadar dari mimpi lelahnya membuat dada terasa sesak. Sepertinya mimpi ini bukan menggunakan bahasa simbol melainkan bahasa isyarat bahwa di tempat saya parkir ada pasar di dunia lain juga, hanya saja posisinya lebih di barat. Tidak sama posisinya dengan pasar manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun