Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mimpi yang Perlu Diwaspadai

12 Juni 2017   13:41 Diperbarui: 12 Juni 2017   18:11 7283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto; Bahas Togel

Secara umum nangka ada dua jenis, yaitu nangka liling (nangka yang dagingnya kenyal) dan nangka lodoh arau nangka buug. Nangka buug diartikan bangka metapug (mati dikubur), nangka liling dimaknai bangka ngeling (mati menangis). Bila mimpi berkaitan dengan nangka pertanda akan datang musibah terutama bila mimpi makan nangka lodoh. Bila mimpi makan nangka berbanyak bersama keluarga besar bermakna kendala itu milik bersama dan akan kena musibah bersama keluarga besar.

Sulinggih Lebar

Orang suci atau sulinggih simbol dewa atau Tuhan, biasanya simbol Bhatara Hyang Guru (Tuhan ibu - Tuhan bapa). Apabila mimpi seorang sulinggih lebar atau wafat, hal tersebut bermakna bahwa dewa meninggalkan kita. Hal demikian terjadi biasanya ada kendala di Kamulan, seperti kaletehan, karubuhan, sehingga perlu dibuatkan banten caru. Blamana kaletehannya ringan, biasanya Bhatara Hyang Guru menyamar menjadi orang tua kita, lalu mimpi bertengkar dengan orang tua kita yang masih hidup. Bisa juga mimpi bertengkar dengan seorang guru yang mengajar kita di sekolah.

Demikian sepintas mimpi yang tidak boleh kita sepelekan kalau tidak mau tertimpa musibah. Untuk mengetahui kendala apa yang menyebabkan kita akan tertimpa musibah kita perlu lihat kronologi mimpinya secara lengkap. Atau bila mimpinya singkat, kita lihat hari mimpinya. Lalu digali dengan tenung tanya lara. Bisa juga kita tanyakan kepada orang yang biasa menafsirkan mimpi atau bertanya kepada orang yang bisa berkomunikasi dengan dewa Hyang ataupun Bhatara Hyang Guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun