Sanghyang Panca Maha Bhuta merupakan dewa sekaligus bhuta; dewa ya, bhuta ya. Dialah yang selalu menjaga kita sejak dalam kandungan hingga kita meninggal. Namun ketika kita kembali ke dunia asal (alam baka) justru dialah yang menghakimi kita; menimpakan hukuman atau pun memberi kita pahala surgawi. Ketika kita meninggal, Sanghyang Panca Maha Bhuta bernama: Sang Suratma (malaikat yang menulis baik-buruknya perbuatan), Sang Jogormanik (malaikat pembantai sang roh), Sang Mahakala (rajanya penghancur kejahatan), dan Sang Dorakala. Diri sendiri bernama Sang Manjing. Apabila sudah melakukan upacara di dunia ini selesai, catur sanak itu berganti nama; Siwa, Sada Siwa, Paramasiwa, dan Suniasiwa. Diri sendiri bernama Ratna Kusuma.
Apabila berkeinginan memohon kehadiran Sanghyang Panca Maha Bhuta dapat dilakukan pemujaan menggunakan Sarana 'Pucuk Bang' ditaruh pada canang sari. Boleh juga disuntingkan di atas kepala, bila hendak bepergian. Japa mantranya sebagai berikut:
Ih, Ratu Ngurah Tangkeb Langit, munggah ta ring kulit. Ratu wayan tebeng, munggah ta ring getih. Ratu Made Jelawung, munggah ta ring isi. Ratu Nyoman Sakti Pengadangan, munggah ta ring uat. Ratu Ketut Petung, munggah ta ring jajah. Aja lali sira asanak ring hulun, apan hulun tan lali astiti bhakti ring sira. Wehang hulun panugrahan sakti sidi ngucap. Om, windu sida rasya muka, angamet sarining merta kesuma namah swaha, Om.
Lakukan doa tersebut dengan sikap yoga samadhi, bersila. Mantra itu dapat digunakan untuk mengundang saudara empat agar kita dilindungi dari rasa takut, marabahaya, disembuhkan dari penyakit, menumbuhkan rasa percaya diri. Untuk tujuan tertentu menggunakan mantra tertentu pula, disertai ritual khusus. Hal tersebut dapat menjadikan kita terhindar dari penyakit (terutama akibat ulah manusia), bahaya, ataupun bisa membuat kita sidhi. Oleh karena itu tidak dibenarkan menyalahgunakannya, bisa menyebabkan gila, pendek umur,dlsb. Aja wera!
Bahan bacaan:
 Kanda Pat Sari
 AUM Upacara Manusa Yadnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H