Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pelajaran Pemujaan dalam Mimpi

5 Maret 2017   11:55 Diperbarui: 12 Juni 2017   09:02 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sastra Bali

Dengan demikian, wanita yang hadir dalam mimpi merupakan pelayan dewa yang berstana di rumah. Itulah sebabnya beliau mengajarkan tata cara sembahyang atau pemujaan di rumah. Kehadiran beliau ternyata melambangkan Bhatara atau dewa mulai berstana di Kamulan yang baru dibangun beberapa  minggu sebelumnya. Bhatara yang dimaksud Bhatara  Hyang Guru. Makna Bhatara diambil dari bertemu sulinggih yang seakan dikenal tetapi lupa pernah bertemu dimana. Kata guru diambil dari mimpi bersama bapak saya. Dalam kenyataan, bapak saya biasa dipanggil guru.

Bila dicermati dalam masyarakat Bali, sebelum pemujaan di rumah, jarang yang mengundang dewa sebelum sembahyang, langsung begitu saja sembahyang. Dalam ajaran Hindu, bahkan ada enam belas langkah dalam sekali pemujaan. 'Di dalam keseluruhan Sandhya-Vandana, ada enam belas kriya; dua belas dilakukan sebelum meditasi yang besar, dan kriya yang ketiga belas adalah meditasi besar atas Gayatri. Sesudah meditasi sisanya yang tiga harus dijalankan lagi' (Dikutip dari buku Gayatri, Semedi Mahatingi).

Menurut kitab Siva Purana, Enam belas cara pemujaan itu adalah (Avahana) pembangkitan atau mengundang beliau, mempersembahkan tempat duduk beliau (Asana), mempersembahkan air (arghya) membasuh kaki beliau (Padya), air untuk melakukan puja Acamana, minyak wangi (Abhyanga snana), mempersembahkan kain (vastra), wewangian (gandha), bunga (Puspa), lampu (Dipa), persembahan makanan (Nivedana), menyalakah lampu penerangan (Nirajana), daun betel/sirih (tambula), bersujud (namaskara) dan pembebasan mental (Visarjana). Atau ia juga boleh hanya mempersembahkan air dan makanan. Atau dalam kesehariannya sesuai dengan kemampuannya melakukan penyucian linggam dengan air (abhiseka), persembahan makanan (Naivedya), sujud (Namaskara) dan pengagungan (Tarpana). Semua ini akan mendekatkannya pada alam Shiva.

 Hal tersebut terlalu rumit, bahkan sulit diterapkan dalam pemujaan sehari-hari kita di Bali bagi masyarakat umum. Kita bisa sederhanakan seperti penerapan dalam masyarakat Hindu di Bali. Penafsiran saya terhadap penjelasan wanita dalam mimpi, saya terapkan sebagai berikut; terlebih dulu letakan persembahan di semua palinggih dilengkapi dengan dupa sambil mengundang beliau untuk hadir dalam pemujaan [isteri yang melakukan hal ini bila sudah berkeluarga]. 

Lalu melakukan pemujaan bersama; baik dengan puja tri sandya, berjapa, maupun kramaning sembah. Setelah berakhir pemujaan, lalu semua persembahan di semua palinggih diperciki tirta oleh suami, disertai doa agar beliau yang dipuja berkenan menerima persembahan kita. Setelah itu, baru kita menerima wangsuh pada-Nya. Lalu memohon ampunan atas kesalahan dalam melakukan pemujaan. Pemujaan diakhiri dengan mempersilahkan beliau kembali ke Singgasana-Nya. Barulah paramashanti.

Tata cara ngayabang persembahan (baik di palinggih untuk Kala Raksa maupun Dewa Raksa) saat memerciki tirta dengan memutar telapak tangan mengikuti arah jarum jam, yaitu berputar dari kiri ke kanan atau purwa daksina, dimana saat menempatkan telapak tangan di depan kita menghadap pada palinggih, jari-jari tangan miring ke depan. Lalu geser telapak tangan ke kiri, kemudian naik memutar. Lakukan berulang kali, misalnya tiga kali atau sampai selesai berdoa.

Selama ini, di masyarakat tidak jelas arah memutar telapak tangan, bahkan banyak pula yang telapak tangannya malah miring ke belakang seperti penari yang jemarinya lentur. Semoga dengan pelajaran di alam mimpi tersebut menjadi jelas tata cara pemujaan di rumah, terutama pada saat menghaturkan persembahan canang sari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun