Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siva Purana: Haram Menelan Sperma

5 September 2014   23:14 Diperbarui: 24 Juli 2015   18:09 11756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menelan sperma diklaim bahwa secara medis dan berdasarkan penelitian dianggap sehat dan tidak menyebabkan kehamilan. Ada pula yang berpendapat bahwa menelan sperma dapat menularkan penyakit. Akan tetapi menurut pandangan agama Hindu, menelan sperma dianggap perbuatan dosa, perbuatan yang tidak dibenarkan.

Kitab suci Manawa Dharmasastra memberikan batasan antara kotor dan tidak kotor pada tubuh dengan batasan pada pusar. Dengan kata lain, sesuatu yang keluar dari lubang yang ada di bawah pusar dianggap kotor, sebaliknya sesuatu yang keluar dari lubang di atas pusar dianggap tidak kotor. Misalnya saling hisap air ludah saat bercinta, itu dibenarkan. Akan tetapi menelan sperma, didalam kitab siva purana secara eksplisit dianggap perbuatan dosa. Kisahnya sebagai berikut:

Setelah pernikahan Mahadewa dengan Parvati, mereka bercinta berabad-abad lamanya (meski sekilas bagi Mahadewa dan Parvati). Dewa Wisnu memberitahu para dewa bahwa permainan asmara dewa Siva akan berlangsung seribu tahun menurut perhitungan para dewa.

“Sebagai akibat dari percintaan Siva dan Parvati, maka bumi bergetar dan terjadi gempa yang dahsyat bersama Sesa dan Kacchapa” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda I. 44).

Para dewa menunduk dan memuji Mahadewa, dan beliau berkenan hadir dan mendekati para dewa yang sedang ketakutan diganggu iblis Tarakasura.

Para dewa berkata: “Tuan dewa yang agung, penguasa semua dewa, yang menjadi lautan belas kasihan, O Siva Anda adalah jiva yang imanen yang berdiam dalam diri setiap mahkluk. Anda mengetahui segalanya. Tuan, mohon laksanakanlah tugas para dewa ini. O dewa, selamatkanlah kami. Bunuhlah Taraka dan pasukannya yang telah mengganggu para dewa” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 5-6).

Siva bersabda: “O Visnu, Brahma, dan para dewa sekalian, kalian adalah tujaun dari pikiran setiap mahkluk. Apa yang harus terjadi akan terjadi. Tidak ada yang sanggup menghentikannya. Apa yang telah terjadi. Para dewa sekalian, sekarang dengarkanlah sesuatu yang berhubungan dengan masalah kalian. Sekarang biarkanlah siapa saja yang mau, mengambil sperma yang aku lepaskan”. Setelah bersabda demikian, Beliau meneteskannya ke tanah. Dan atas desakan para dewa, maka Agni berubah wujud menjadi seekor merpati dan menelan sperma itu dengan paruhnya. Narada, pada saat itulah Parvati datang kesana. (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 8-11).

Dewi Parvati amat murka atas apa yang telah dilakukan para dewa. Parvati lalu mengutuk para dewa. Dewi Parvati sangat marah kepada dewa Agni yang telah menelan sperma Mahadewa.

Parvati berkata: “O Agni, kau akan menjadi pemangsa segalanya dan jivamu akan tidak tenang. Kau adalah mahkluk yang bodoh. Kau tidak menyadari prinsip Siva. Kau telah lancang berani melaksanakan tugas para dewa. Tidak benar dan pantas jika kau berani menelan sperma Siva. Kau adalah mahkluk yang kasar, jahat dan senantiasa memberikan perhatian pada hal-hal jahat” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 20-21). [Api membakar apa saja yang dilahapnya, tidak pandang apakah dia baik-baik ataukah jahat]

“Karena tidak sanggup menahan kekuatan sperma itu maka mereka menjadi kesakitan. Visnu dan yang lainnya telah hilang kesadaran oleh kutukan Parvati. Selanjutnya Visnu dan para dewa lainnya menjadi tidak sanggup mengendalikan diri dan merasakan panas menyengat. Maka dalam keadaan itu mereka kemudian meminta perlindungan pada Siva” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 26-27).

Para dewa memuja Siva dan Parvati dengan rendah hati. Para dewa berkata “O Siva, dewa yang tertinggi, secara khusus kami bersujud kepada anda, selamatkanlah kami yang terpanggang oleh sperma anda. O Siva mohon hapuskan derita yang kami alami ini. Karena kalau tidak maka kami pasti akan hancur. Selain anda tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kami” (Siva Purana, Rudra Samhita IV, Kumara Khanda II. 33-34).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun