Mohon tunggu...
mertamerdeka
mertamerdeka Mohon Tunggu... Buruh - jalan(g)raya

Aku mengawini puisi dengan luka juga Amor Fati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berita Malam

21 Oktober 2023   02:34 Diperbarui: 21 Oktober 2023   02:37 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada trotoar -- trotoar jalan

Pada lampu -- lampu penerang jalan

Pada kursi -- kursi penyangga orang -- orang

Dan pada langkah -- langkah tak berkecukupan

Pada bintang -- bintang yang bertebaran

Pada bulan berselimut langit hitam

Pada angin sunyi yang menunggu jawaban

Dan pada klakson -- klakson yang menghiasi malam

Kita khabarkan ketidakadilan

Yang berbalut rasa kecemasan -- kecemasan

Yang terorganisir oleh penindasan

Yang terorganisir oleh kebodohan yang direncanakan

Bagi pengamen jalanan, lampu merah adalah sumber penghasilan

Bagi para buruh pabrik di persimpangan, asap adalah sumber ''ketentraman''

Bagi kaum tani di pedesaan, tanah adalah sumber penghidupan

Dan bagi kaum pelajar, Gedung mewah adalah sumber inspirasi

Tapi, semua pengharapan yang jatuh pada imajinasi

Adalah suara -- suara Tuhan, yang tidak di ayomi

Adalah tubuh -- tubuh yang tidak di kasihani

Adalah "budaya" yang tidak dibiarkan mati

Adalah penindasan yang terus menceredai nalar kami

Jangan paksakan Tuhan turun ke jalan

Bila birahimu masih mengorganisir kedzhaliman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun