1. MITOS :
Pencabutan gigi atas akan mempengaruhi penglihatan atau menyebabkan kebutaan.
FAKTA :
Perawatan gigi termasuk tindakan pencabutan gigi sesuai prosedur yang tepat tidak mempengaruhi secara langsung penglihatan dan tidak menyebabkan kebutaan. Saraf gigi dan saraf mata memang berasal dari pusat saraf yang sama (Nervus trigeminus) bila dilihat dari sisi anatomi. Namun kedua cabang saraf keluar terpisah melewati jalur yang berbeda atau dengan kata lain bila terjadi kerusakan di salah satu cabang saraf tidak mempengaruhi fungsi cabang saraf yang lain (gambar pojok kiri atas) Nervus trigeminus mempunyai 3 cabang saraf yaitu :
●Nervus ophtalmicus (V 1) : menginervasi/mempersarafi daerah sekitar mata
●Nervus maksilaris (V 2) : menginervasi gigi-gigi atas dan daerah sekitarnya
●Nervus mandibularis (V 3) : menginervasi gigi-gigi bawah dan daerah sekitarnya
2. MITOS :
Penggunaan obat kumur setiap hari bisa menggantikan menyikat gigi untuk menghilangkan plak dan mencegah bau mulut.
FAKTA :
Beberapa obat kumur yang mengandung alkohol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan mulut kering dan terganggunya lingkungan pH mulut. Akibatnya malah makin memperparah bau mulut. Selain itu kandungan alkohol tersebut juga dapat mengiritasi mukosa mulut serta permukaan akar gigi menjadi sensitif. Obat kumur yang mengandung chlorhexidine memberikan efek mengganggu sensasi pengecap rasa pada lidah. Untuk itulah tidak dianjurkan penggunaan obat kumur terlalu sering dan tidak disarankan untuk pemakaian jangka waktu lama. Rutinitas menyikat gigi dan flossing lebih efektif dalam menghilangkan plak dan sisa makanan yang menempel pada gigi.
3. MITOS :
Perawatan atau tindakan gigi tidak dapat dilakukan selama kehamilan
FAKTA :
Perawatan gigi dapat dilakukan pada trimester ke-2 kehamilan (4-6 bulan). Selama 3 bulan pertama dan 3 bukan terakhir menjelang kelahiran kurang aman untuj dilakukan tindakan gigi kecuali hanya pada tindakan emergency (darurat) atas persetujuan dokter kandungan.
4. MITOS :
Apabila gigi tidak sakit, tidak perlu perawatan saluran akar.
FAKTA :
Terkadang beberapa kasus gigi berlubang, ada yang sebelumnya pernah mengalami sakit berdenyut akut. Jika fase akut ini selesai, maka gigi tersebut biasanya sudah tidak sakit lagi. Namun bila gigi berlubang tersebut, infeksinya sudah sampai ke daerah pulpa gigi maka perlu dilakukan perawatan saluran akar meski itu sudah tidak sakit lagi.
5. MITOS :
Bila gusi berdarah, sebaiknya daerah tersebut jangan disikat dulu biar tidak semakin parah
FAKTA :
Gusi berdarah bisa disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya bisa oleh karena trauma dari sikat gigi. Namun umumnya gusi berdarah merupakan suatu tanda dari adanya inflamasi (peradangan) gusi. Inflamasi gusi merupakan terjadi oleh karena adanya penumpukan plak dan karang di sekitar gigi. Untuk mengatasinya perlu dilakukan tindakan pembersihan karang gigi (scaling). Tidak menyikat gigi dI daerah tersebut malah semakin menambah jumlah penumpukan plak. Sebaiknya gunakan sikat gigi dengan bulu sikat lembut (soft) untuk menghindari trauma.
*Ditulis kembali dari Artikel di HaiDokterID*
Follow twitter : @HaiDokterID
Follow instagram : HAIDOKTERID
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H