Mohon tunggu...
merrydwiarina
merrydwiarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profil Mahasiswa

part-time student, full-time eater

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Back to Village 3 Bantu Meningkatkan Usaha Vermak dengan Produksi Masker

5 September 2021   02:07 Diperbarui: 5 September 2021   05:26 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi bersama sasaran, Bu Yani/Dokumentasi pribadi

Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh Universitas Jember pada tahun ini melanjutkan program KKN dari 2 periode sebelumnya yaitu KKN Back to Village (BTV) 3 yang berarti setiap peserta mengabdikan diri kepada masyarakat di tempat asal peserta. Didukung dengan kondisi pandemi yang melanda negeri sehingga pemerintah memberlakukan pembatasan dengan skala besar di seluruh daerah juga mendukung KKN BTV ini dilaksanakan secara individu sehingga mencegah penularan covid sekaligus membantu masyarakat yang terdampak.

Pada KKN Back to Village 3 tahun ini pun terdiri dari 5 tematik yang bisa dipilih oleh peserta KKN, yaitu Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19; Program Inovasi Tehnologi/informasi Dalam Penanganan Covid-19; Program Pemberdayaan Bumdes/jaring Pengaman Desa Penanganan Covid-19; Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19; dan Program Penanganan Stunting dan AKI-AKB. 

Salah satu peserta KKN Back to Village 3 yaitu Merry (21) dari Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik. Merry memilih Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 sebagai program yang akan dilaksanakan selama periode KKN. Selama periode KKN ini, Merry merupakan salah satu anggota dari kelompok 34 bersama dengan dosen pembimbing lapangan Ibu Winda Amilia, S.TP., M.Sc.

Berbekal niat untuk membantu memberikan inovasi baru untuk para sasaran yang berprofesi sebagai penjahit, Merry mengumpulkan informasi dari berbagai pihak, Ia menemukan seseorang yang berprofesi sebagai tukang vermak pakaian dan yang lain sebagainya (seperti sprei dan bed cover) di Jalan Teuku Umar Gang I, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, yaitu Bu Yani. Menurut diskusi singkat bersama Bu Yani, bahwa selama ini Ibu Yani hanya menerima pesanan secara pribadi, yaitu dari kerabat atau teman dekat dan belum mengetahui cara kerja pemasaran secara online. "Biasanya saya menerima pesanan dari tetangga, dari teman, atau dari mulut ke mulut, jadi dikenalkan oleh teman dan semacamnya. Kadang kalau ditelepon dan disuruh ke rumah pun saya jemput untuk barang yang akan divermak." ujar Bu Yani.

Diskusi bersama sasaran, Bu Yani/Dokumentasi pribadi
Diskusi bersama sasaran, Bu Yani/Dokumentasi pribadi

Tetapi semenjak pandemi datang, jasa Bu Yani tidak lagi seperti biasanya dikarenakan semua orang berada di rumah dan tidak terlalu membutuhkan baju dan lain sebagainya. "Semenjak pandemi ini, sudah jarang yang meminta vermak di jas, gaun pesta, atau seragam sekolah karena tidak banyak kegiatan yang dilakukan dan kebanyakan aktivitas ada di dalam rumah." ujar bu Yani Dalam upaya membantu meningkatkan usaha yang dilakukan oleh Bu Yani, Merry menyusun program kerja dengan membuat inovasi produk yang dapat dimanfaatkan pada saat pandemi, yaitu memproduksi masker mulai dari berbelanja bahan hingga mempromosikan barang baik secara offline maupun online. Media online yang digunakan dalam hal ini adalah shopee. 

Sebelum memulai untuk promosi pada shopee pun Merry melakukan pelatihan mulai dari memperkenalkan apakah itu digital marketing, foto produk yang akan dimasukkan ke dalam shopee, bagaimana mengedit foto pada aplikasi canva, dan bagaimana menghitung harga pokok produk sehingga menemukan harga satu maskernya. Setelah semua pelatihan tersebut dilakukan, maka produk bisa diunggah di shopee dan Bu Yani dapat memantau perkembangan produk pada aplikasi.

Perkenalan mengenai Digital Marketing/Dokumentasi pribadi
Perkenalan mengenai Digital Marketing/Dokumentasi pribadi

Selain itu, Merry pun berniat untuk memasarkan produk masker secara offline dengan cara menitipkan pada toko-toko yang menjual masker. Di dalam kemasan masker pun terdapat logo usaha beserta nomor telepon dari Bu Yani sendiri, sehingga mempermudah orang lain dalam menghubungi Bu Yani, selain itu lokasi usaha Vermak Bu Yani juga telah terdaftar di google maps, sehingga orang lain bisa menemukan lokasi usaha dengan mudah. 

Terakhir, mahasiswi semester 7 tersebut mengharapkan agar program yang dilakukan selama 1 periode KKN ini bisa bermanfaat bagi Bu Yani dan bisa menjadi alternatif lain untuk usaha Bu Yani ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun