Mohon tunggu...
Mariyanti Lubis
Mariyanti Lubis Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Ibu dan Guru. Percaya bahwa kehidupan adalah tentang menjadi berkat bagi sesama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Redefinsi Peran Guru dalam Menciptakan Ekosistem Belajar yang Sehat dan Menarik (Refleksi Mengikuti PPG Dalam Jabatan Tahun 2023)

29 November 2023   00:47 Diperbarui: 29 November 2023   01:10 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi seorang guru pada mulanya tidak terpikirkan oleh saya.  Saat itu, saya belum memiliki latar belakang pendidikan yang tepat sebagai seorang guru. Tahun 2006, saya menuntaskan pendidikan di Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Lamaran pekerjaan pertama yang diajukan justru langsung diterima menjadi guru di SD Kristen Bina Kasih-Jambi. Keluarga besar memang memiliki latar belakang profesi sebagai guru. Ibu adalah pensiunan guru. Abang dan kakak sampai saat ini masih menjadi Guru SD. Pengalaman pekerjaan pertama sebagai guru yang berhadapan dengan siswa-siswi merupakan pengalaman yang tidak terlupakan oleh saya hingga saat ini. Saat itu, da perasaan gugup, bahagia sekaligus khawatir apakah saya bisa menjadi seorang guru yang baik? Apakah saya bisa menuntun siswa-siswi untuk belajar dengan gembira dan penuh ketertarikan? Dan seabrek pertanyaan-pertanyaan lain yang datang silih berganti.

Tahun demi tahun berjalan, tak terasa telah 17 tahun profesi sebagai seorang guru saya jalani. Banyak cerita, suka-duka dan kronik kehidupan yang mewarnai perjalanan tugas dan pengabdian. Sisi emosional sebagai seorang perempuan yang juga merupakan ibu dari dua anak terkadang membantu untuk tidak terlalu kaku dan berusaha memahami mengapa siswa-siswi yang saya didik mengalami kesulitan dalam belajar. Terkadang saya juga harus bisa mengelola komunikasi yang tegas dengan para wali murid demi kebaikan anak-anak. Semua itu turut berperan membentuk saya menjadi seorang guru yang terus berupaya memperbaiki diri lebih baik dari waktu ke waktu.

Tahun ini, setelah penantian yang cukup panjang, akhirnya saya terpanggil untuk menjadi salah satu peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan Angkatan 2 Tahun 2023. Program PPG Dalam Jabatan merupakan program pendidikan profesi, dengan level 7 pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).  Sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Program PPG Dalam Jabatan diselenggarakan setelah program sarjana atau sarjana terapan, yang menuntut standar kompetensi lulusan yang berbeda dengan program sarjana atau sarjana terapan. Standar kompetensi lulusan (SKL) Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan dinyatakan dalam rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Prodi PPG.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tanjungpura-Pontianak menjadi lokus belajar kami dengan metode pembelajaran dalam jaringan. Sejak tanggal 17 September 2023, saya Bersama 9 orang guru lain yang berasal dari berbagai daerah tergabung dalam Kelas 009 Kelompok A mengikuti perkuliahan menggunakan aplikasi Zoom dan Learning Management System (LMS). Seraya tetap harus terlibat dan mengontrol proses belajar kelas yang menjadi tanggung jawab, saya mengikuti proses perkuliahan yang terhitung cukup padat dan melelahkan. Belum lagi tugas-tugas yang cukup tinggi frekuensinya. Semua ini menguras energi, pikiran dan perhatian ekstra.

Saya sendiri menyadari konsekuensi mengikuti PPG Dalam Jabatan. PPG dirancang sebagai program pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai guru profesional. Aktivitas pembelajaran PPG Dalam Jabatan disusun agar guru memiliki kompetensi profesional yaitu kemampuan literasi teknologi informasi dan komunikasi (information and communication technology literacy), inovasi (innovation), serta keterampilan berbahasa (language skills) yang digunakan untuk mengelola pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning).

Melalui aktivitas pembelajaran tersebut diharapkan lulusan memiliki kemampuan era revolusi industri 4.0 yang mengutamakan berpikir kritis (critical thinking), pemecahan masalah (problem solving), komunikasi (communication), kolaborasi (collaboration), dan kreativitas (creativity). Untuk mengukur ketercapaian proses dan hasil pembelajaran PPG Dalam Jabatan dilakukan asesmen yang lebih mengutamakan pada proses reflektif yang diwujudkan dalam kegiatan praktik pengalaman lapangan.

Melelahkan namun Mencerahkan

Belajar di kelas identik dengan aktivitas yang membosankan. Pengulangan sebuah rutinitas yang belasan tahun lalu telah saya jalani ketika mengenyam bangku perkuliahan. 

Kelas online atau dalam jaringan dengan menggunakan aplikasi Zoom adalah pengalaman lainnya. Pandemi Covid-19 memang telah mengubah banyak hal. Bukan hanya paradigma berpikir menghadapi bencana tapi juga menyikapi aktivitas yang tak boleh terhenti termasuk dunia pendidikan. Mengikuti PPG Dalam Jabatan melalui Zoom memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Meskipun demikian, pengamatan saya selama proses belajar berlangsung semakin sedikit peserta yang mengalami kendala meski ada cerita yang mengharukan dari seorang kawan sekelas yang harus naik ke tempat yang lebih tinggi agar mendapatkan sinyal yang stabil.

Perkuliahan Daring biasanya berlangsung dari pagi hingga siang hari atau sore. Beberapa kali juga dilaksanakan selepas maghrib hingga jelang pukul 21.00 WIB. Tugas-tugas tetap harus dikerjakan dan disampaikan melalui ruang kolaborasi sesuai tenggat yang diberikan. Puji Tuhan, kelas kami mendapatkan dosen Bernama Pak Warneri dan Ibu Tengku sebagai Guru Pamong. Keduanya adalah perpaduan yang saling melengkapi. Pak Warneri sangat detail dan cermat dalam pengaplikasian kurikulum atau satuan Pelajaran yang kami terima. Ibu Tengku, layaknya seorang pamong senantiasa memberikan semangat, motivasi dan dorongan agar kami para peserta PPG Dalam Jabatan Tahun 2023, mengikuti semua instruksi dosen dan menyelesaikan tugas yang diberikan tepat waktu.

Kami juga diminta terlibat aktif dalam ruang kolaborasi dengan memberikan umpan balik berupa apresiasi, kritik atau saran terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan oleh rekan-rekan sekelas. Grup WA kami dari pagi sampai malam riuh dengan pesan yang informatif dan saling mendukung. Sejujurnya, saya dan juga beberapa rekan lain mengalami kelelahan secara fisik dan mental selama mengikuti PPG Dalam Jabatan. Sebuah kondisi yang wajar mengingat telah lama kami meninggalkan proses perkuliahan namun sekarang Kembali mengikutinya seraya tetap menjalankan tugas sebagai seorang guru.

Biasanya, selain motivasi dari keluarga maka penguatan dari sesama rekan sekelas menjadi percikan yang menggugah semangat. Admin kelas kami juga sangat membantu karena selalu siap memberikan informasi dan merespon pertanyaan atau kesulitan yang kami alami. Semesta memang telah menunjukkan bahwa setiap niat baik akan dipertemukan dengan waktu yang baik dan orang-orang yang baik pula.

Pembelajaran selama PPG dalam jabatan, secara pribadi kembali menyegarkan konsep-konsep dan pemahaman saya mengenai teori pembelajaran dan praktiknya yang bermanfaat untuk menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang berkualitas. Selama ini, memang praktik mengajar yang saya lakukan telah mengacu kepada kurikulum yang berlaku dan mempedomani ketentuan internal di tempat saya mengajar. Materi-materi Pelajaran selain mengingatkan juga memperkaya khasanah pemahaman dan pengetahuan yang perlu saya aplikasikan kelak setelah selesai mengikuti PPG Dalam Jabatan.

Pengalaman paling berharga adalah ketika saya Menyusun video Praktik Pembelajaran Lapangan berbentuk aktivitas mengajar di kelas. Kebetulan saya terpilih untuk melakukannya dengan metode siaran langsung melalui Zoom. Keterbatasan sarana dan personil yang saya miliki tidak membuat saya menyerah. Saya meyakini usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati akan memberikan hasil yang sepadan. Puji Tuhan, saya berhasil menunaikan tugas yang diberikan sekaligus melakukan rekaman video secara live yang menjadi bagian dari pemenuhan tugas Siklus 2 PPL. Tentu saja ada banyak kekurangan dan masukan yang diberikan Pak Warneri dan Ibu Tengku sebagai Guru Pamong. Masukan-masukan tersebut saya terima dan menjadi bagian dari penyempurnaan tugas yang akan saya serahkan.

Semua kelelahan selama mengikuti PPG Dalam Jabatan ini demikian terasa. Tidak akan hilang dalam sekejap namun melalui interaksi dengan dosen, guru pamong dan rekan-rekan sekelas, banyak pencerahan yang saya dapatkan. Ilmu-ilmu baru, pengetahuan dan pemahaman mengenai hal-hal yang selama ini saya telah lakukan namun ternyata belum maksimal. Rangkaian aktivitas yang melelahkan tapi mendatangkan secercah pencerahan untuk saya, sekolah tempat saya bertugas dan tentu saja, siswa-siswi kami.

Redefinisi Peran Guru

PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 Tahun 2023 yang saya ikuti pada akhirnya menggugah kesadaran saya secara pribadi. Materi-materi yang disampaikan, pandangan Pak Warneri dan insight Guru Pamong, Ibu Tengku tentang proses pembelajaran seperti mengajak saya berkontemplasi. Selama ini saya akrab dengan istilah "Students as centre of learning" tapi pada kenyataannya, saya sering abai dan berlaku bahwa "Teacher as centre of learning". Seusai melakukan Praktik Pembelajaran Lapangan secara live, saya menonton Kembali video rekaman sesampainya di rumah. Sejenak saya terkesima dan menemukan gairah yang berbeda ketika, menyaksikan anak-anak kelas 5D yang saya didik seperti mendapatkan kebahagiaan memegang alat musik Angklung yang mungkin sebelumnya belum pernah mereka kenal atau lihat. Saat memilih, pembelajaran alat musik Angklung dengan tangga nada diatonis mayor, sebenarnya saya sempat diliputi keraguan namun mengingat saya ingin memberikan contoh pembelajaran interaktif yang berbeda maka saya tetap melanjutkan rencana tersebut.

Sebelumnya, tak satu pun siswa-siswi kelas 5D yang dapat memainkan Angklung. Ketika saya membagi mereka dalam empat kelompok dengan tugas memainkan nada-nada diatonis mayor berbeda yang bertempo riang, semuanya sangat antusias. Saya menggunakan alat bantu untuk menunjukkan nada yang dimaikan setiap kelompok dengan alat peraga yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah masing-masing kelompok sudah cukup baik dalam memainkan nada-nada yang menjadi tugasnya dengan alat musik Angklung, barulah saya minta semua maju ke depan kelas lalu memainkan Bersama nada yang telah mereka pelajari.

Lagu anak-anak berjudul Cicak-Cicak di Dinding yang dimainkan dengan Angklung bergema di kelas 5D. Wajah-wajah anak didik saya begitu antusias dan penuh semangat menggoyangkan Angklung agar mengeluarkan nada yang menjadi tugas mereka dari awal sampai lagu berakhir. Ketika lagu selesai, saya ikut larut dalam kegembiraan. Bukan sekadar karena telah bisa memainkan sebuah lagu dengan Angklung padahal tadinya mereka mungkin tak tahu apa itu Angklung apalagi memainkannya.

Saya bersyukur di dalam hati karena melalui keikutsertaan PPG dalam Jabatan Tahun 2023, Kembali mengingatkan dan mendorong untuk belajar terus-menerus, menyerap ilmu dari berbagai sumber. Tujuannya agar peran saya sebagai guru tidak berhenti sebagai individu yang berdiri di depan kelas, mengabsen, memberi tugas dan sejenisnya. PPG ini telah merefleksikan apa yang semestinya menjadi tanggung jawab moral sebagai seorang guru dalam perspektif saya yang penuh keterbatasan ini. Seorang guru tak boleh berpuas diri  dan menjadikan dirinya sebagai pusat dari proses belajar. Siswa-siswi, peserta didik adalah pusat dari semua aktivitas belajar. Merekalah yang menjadi "centre of attention". Sebagai seorang guru saya perlu untuk mendefinisikan ulang posisi dan peran yang telah dilakukan selama ini untuk mendapatkan titik keseimbangan yang ideal. Semata-mata demi kemajuan dan peningkatan kualitas siswa-siswi yang saya didik. 

Semoga.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun