Mohon tunggu...
Merlin nda
Merlin nda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Stikes Surya global Yogyakarta

Mencoba hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penutupan TPA Piyungan dapat menyebabkan beberapa penyakit

28 April 2024   07:29 Diperbarui: 8 Mei 2024   23:58 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber. Radar jogja 

Tempat Pembuangan sampah Terpadu ( TPST) Piyungan Bantul , Daerah istimewa Yogyakarta ( DIY) ditutup sementara selama 1,5 bulan atau sejak Minggu , 23 juli 2023 hingga Selasa , 5 September 2023. Penutupan itu di umumkan dalam surat edaran Pemda DIY dan Sekda DIY nomor 658/ 8312 kebijakan ini di ambil karena TPST Piyungan sudah melebihi kapasitas akibat tumpukan sampah yang menggunung di lokasi TPST.

Penutupan TPA Piyungan salah satunya dapat menimbulkan Demam Tifoid Demam tifoid, juga dikenal sebagai tipes, adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini dapat memengaruhi banyak organ dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera diobati. Demam tifoid atau tipes adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi berbagai organ. Tanpa pengobatan yang cepat, penyakit ini dapat menjadi fatal.

Demam tifoid dikenal juga denagn sebutan typhus abdominalis , typhoid fever, atau enteric Fever yang biasa disebut tifus merupakan penyakit menyerang bagian saluran pencernaan dan merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang.

Penyakit sistematik yang bersifat akut atau dapat disebut demam tifoid, mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang bervariasi dari ringan berupa demam, lemas, serta batuk yang ringan sampai dengan gejala berat seperti ganguan gastrointensinal sampai dengan gejala komplikasi.

1.Etiologi Demam tifoid 

Etiologi dari demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi yang menular secara fekal-oral. Sanitasi, akses air bersih serta pola hidup yang tidak sehat seperti kurangnya menjaga kebersihan tangan merupakan faktor risiko penting terjadinya penularan.

Etiologi demam tifoid adalah infeksi organisme Salmonella enterica serovar typhi (yang umum dikenal sebagai Salmonella typhi) melalui jalur fekal-oral dari konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini hanya menyebar dari manusia ke manusia karena hanya manusia yang mampu menjadi inangnya.

Faktor risiko demam tifoid antara lain:

•Konsumsi air yang terkontaminasi bakteri Salmonella

•Makan makanan yang kurang matang, terutama produk telur, unggas dan kura-kura.

•Faktor lingkungan, contohnya daerah padat penduduk dan sanitasi yang buruk.

•Penurunan kuantitas flora normal saluran gastrointestinal, seperti kondisi malnutrisi dan konsumsi antibiotik spektrum luas

•Kebersihan tangan, terutama selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih setelah dari kamar mandi dan saat akan mengolah makanan

•Kebiasaan memakai jamban

•Kebiasaan jajan makanan diluar rumah

2.Patofisiologi demam tifoid 

Patofisiologi demam tifoid diawali dengan paparan Salmonella typhi yang menular secara fekal-oral. Patofisiologi bergantung pada virulensi, imunitas inang, dan load bakteri. Virulensi Salmonella typhi disebabkan karena bakteri ini dapat memproduksi toksin tifoid, antigen Vi (kapsul polisakarida), antigen liposakarida O, dan antigen flagellar H yang masing-masing memegang peran penting dalam proses infeksi inangnya yaitu manusia.

Fungsi utama antigen Vi adalah sebagai agen antifagositik (mencegah fungsi fagosit makrofag), melindungi antigen O dari antibodi yang memberi resistensi serum. Antigen flagellar H merupakan anggota gerak bakteri dan melakukan perlekatan pada dinding mukosa usus yang selanjutnya membantu invasi bakteri ke dalam dinding mukosa usus. Bakteri ini mampu melewati lambung karena tahan terhadap suasana asam di lambung hingga pH 1,5. Masa inkubasi demam tifoid adalah 6–30 hari.

Faktor Sanitasi Lingkungan yang mempengaruhi kejadian Demam Tifoid

•Kualitas Air Minum: Air yang terkontaminasi dengan bakteri Salmonella typhi, penyebab demam tifoid, dapat menyebabkan penularan penyakit. Kondisi air bersih yang buruk atau tercemar meningkatkan resiko penularan.

•Sanitasi Fasilitas Pembuangan Limbah: Sistem pembuangan limbah yang tidak memadai dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, termasuk sumber air, dengan kuman penyebab demam tifoid. Ini dapat meningkatkan risiko penularan melalui kontaminasi lingkungan.

•Kebersihan Makanan: Makanan yang tidak dimasak dengan baik atau terkontaminasi oleh kuman penyebab demam tifoid dapat menjadi sumber infeksi. Kurangnya kebersihan dalam pemrosesan, penyimpanan, dan penanganan makanan juga dapat meningkatkan risiko penularan.

•Tingkat Kebersihan Individu dan Komunitas: Praktik kebersihan yang buruk, seperti tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet atau sebelum menyiapkan makanan, dapat memfasilitasi penularan penyakit. Kebersihan lingkungan umum juga penting dalam mencegah penyebaran bakteri penyebab demam tifoid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun