Mohon tunggu...
Merkyana Nancy Sitorus
Merkyana Nancy Sitorus Mohon Tunggu... Administrasi - Pejalan Pemerhati

Pejalan dan pemerhati apapun yang menarik mata dan telinga. Menyalurkan hobby jalan melalui www.fb.com/gerakpetualang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kataku Hari Ini

14 Februari 2020   16:22 Diperbarui: 14 Februari 2020   16:19 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari bercerita tentang sayang

Bukan semata yang mendesah dalam kenang

Tidak pula yang merintih karena kekang

Ini hanya sayang, tak lebih tak kurang

Sayang tak memilih kamu

Tidak juga memilih aku

Sayang itu punya kita

Tak bisa dibagi karena bukanlah satu atau dua

Dialah nikmat saat raga dilumat

Dialah udara saat rasa tercekik

Mengantar pengertian berdaulat

Pilar tengah hati yang remuk

Sayang bila sepi

Tak paham batas mengerti

Saat diminta bersembunyi

Terbakar hati

Sayang itu hanyalah sayang

Ego dan prestise jauh melayang

Membuatku menjalani hidupmu

Membuatmu merasai rasaku

Sayang biarlah sayang

Jangan punggung beradu

Jika peluk begitu syahdu

Bertahan ada meski dunia menghilang

Hey,

Dalam sayang ada desah dan rintih

Ada kenang pun kekang

Namun sayang tetaplah sayang

Tumbuh, bukan dilatih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun