Tapi di balik itu, Â menurut informasi yang beredar, teknik meninggalkan gawang sebenarnya, itu salah satu teknik goalkeeper yang sedang trend saat ini. "Sweeper Keeper", di mana goalkeeper juga turut memback up bek dari team, dan pada akhirnya membangun serangan dari belakang.Â
Saya bukan penggemar sepakbola kelas berat. Bukan pula pengamat. Namun keterkaitan "bertahan-menyerang" ini paling kental di olahraga team, sepakbola contohnya.Â
Dalam imajinasi saya, hubungan atasan dan bawahan juga tak jauh dari teknik "bertahan-menyerang" ini. Saat atasan dan bawahan saling mempercayai, maka mereka akan berbagi tugas "bertahan-menyerang" ini.
Atasan maju "menyerang" kompetitor dalam tender, bawahan "bertahan" mempersiapkan semua file, berkas, data yang diperlukan untuk membanguun "serangan" dari atasan. Kalau bawahan menerima perintah dari atasan untuk "menyerang", maka atasan harus mempersiapkan strategi untuk "bertahan", memastikan bawahannya itu dalam keadaan baik entah hasilnya menang atau kalah.
Kalau kemudian ada atasan yang tidak dipercaya bawahan, atau ada bawahan yang tidak dipercaya atasan, maka akan muncul konflik internal yang membuat mereka saling "bertahan-menyerang".
Kalau sudah begini, saling menyalahkan dan saling tuduh pasti ga berkesudahan. Kalau keduanya ego dan tidak mengakui kebenaran, bisa jadi yang muncul adalah pembenaran diri. Dengan cara apapun. Termasuk Hoax.Â
Karena Hoax itu termasuk segala daya upaya berupa akal-akalan yang dilakukan untuk bertahan dan menyerang sekaligus demi pembenaran diri, meskipun merugikan orang lain, ya ga masalah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H