Mohon tunggu...
Merkyana Nancy Sitorus
Merkyana Nancy Sitorus Mohon Tunggu... Administrasi - Pejalan Pemerhati

Pejalan dan pemerhati apapun yang menarik mata dan telinga. Menyalurkan hobby jalan melalui www.fb.com/gerakpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bertahan atau Menyerang?

11 Oktober 2018   18:11 Diperbarui: 11 Oktober 2018   20:37 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi di balik itu,  menurut informasi yang beredar, teknik meninggalkan gawang sebenarnya, itu salah satu teknik goalkeeper yang sedang trend saat ini. "Sweeper Keeper", di mana goalkeeper juga turut memback up bek dari team, dan pada akhirnya membangun serangan dari belakang. 

Saya bukan penggemar sepakbola kelas berat. Bukan pula pengamat. Namun keterkaitan "bertahan-menyerang" ini paling kental di olahraga team, sepakbola contohnya. 

Dalam imajinasi saya, hubungan atasan dan bawahan juga tak jauh dari teknik "bertahan-menyerang" ini. Saat atasan dan bawahan saling mempercayai, maka mereka akan berbagi tugas "bertahan-menyerang" ini.

Atasan maju "menyerang" kompetitor dalam tender, bawahan "bertahan" mempersiapkan semua file, berkas, data yang diperlukan untuk membanguun "serangan" dari atasan. Kalau bawahan menerima perintah dari atasan untuk "menyerang", maka atasan harus mempersiapkan strategi untuk "bertahan", memastikan bawahannya itu dalam keadaan baik entah hasilnya menang atau kalah.

Kalau kemudian ada atasan yang tidak dipercaya bawahan, atau ada bawahan yang tidak dipercaya atasan, maka akan muncul konflik internal yang membuat mereka saling "bertahan-menyerang".

Kalau sudah begini, saling menyalahkan dan saling tuduh pasti ga berkesudahan. Kalau keduanya ego dan tidak mengakui kebenaran, bisa jadi yang muncul adalah pembenaran diri. Dengan cara apapun. Termasuk Hoax. 

Karena Hoax itu termasuk segala daya upaya berupa akal-akalan yang dilakukan untuk bertahan dan menyerang sekaligus demi pembenaran diri, meskipun merugikan orang lain, ya ga masalah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun