Mohon tunggu...
Merita Dewi
Merita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatiran

Tak perlu terlalu terang, cukup terus menyala dan tak kunjung padam

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menginginkanmu

21 Mei 2024   15:07 Diperbarui: 21 Mei 2024   15:47 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepalaku percikan embun di dedaunan pagi hari, yang saban waktu terus ada sekalipun tidak terlihat olehmu sekalipun tidak hal serupa itu yang kamu harapkan.

Sedang kamu menjelma jingga pada langit sore yang kabarnya kudengar ramai dinanti-nantikan setiap orang. Manusia-manusia itu begitu mengagumimu terus dan terus tanpa jeda. Bahkan jika mendung yang bertandang, hadirmu tetap saja terus didamba. 

Barangkali mampuku hanya sebatas mendengarmu melalui malam-malam gelap yang panjang, yang meniadakan kamu lalu mengiringi kembaliku.

Perempuan yang kerap resah ini tak sudah-sudah, Tuan. Kamu dinanti-nanti seperti api pada dian yang dinyalakan, yang menerangi juga menghangatkan. Kamu selalu dirindu pada bait-bait lagu yang mengalir sendu.

Tidak cukupkah?

Haruskah kukatakan aku ingin hidup lekat di dadamu, terus dekat dan tak ingin lagi ada sekat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun