Mohon tunggu...
Merita Dewi
Merita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Amatiran

Tak perlu terlalu terang, cukup terus menyala dan tak kunjung padam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Mengalami Keterlambatan Berbicara? Coba Lakukan Terapi Seperti Ini!

15 Mei 2024   18:46 Diperbarui: 15 Mei 2024   18:53 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semasa saya menekuni pekerjaan sebagai terapis anak penyandang autisme, permasalahan anak yang cukup krusial terjadi adalah seputar komunikasi atau kemampuan berbicara. 

Tidak sedikit anak autisme yang mengalami keterlambatan berbicara, seringnya dikenal dengan sebutan speach delay. Dalam kondisi seperti ini, ada beberapa terapi yang biasa dilakukan oleh para terapis beserta tim untuk membantu supaya anak mampu berbicara.

Sebenarnya terapi ini bisa diterapkan juga kepada anak normal secara umum yang mengalami masalah serupa, tidak terkhusus untuk anak yang mengidap autisme. 

Mulanya, kita dapat melakukan assesment terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa banyak kemampuan yang sudah dikuasai oleh anak. Jika kemampuan verbal anak sudah terbentuk, maka tinggal dilatih dengan memperbanyak kosakata. 

Namun, jika kata-kata yang keluar dari lisannya cenderung sulit dimengerti, kerap mengoceh tanpa makna atau malah diam bahkan tidak peduli dengan perintah, ia mengalami masalah pada kemampuan verbalnya. 

Hal pertama yang bisa diterapkan kepada anak tersebut adalah dengan melatih anak mengucapkan huruf-huruf vokal seperti A, I, U, E, dan O. Lakukan secara rutin dan kontinu, lalu dievaluasi.

Jika anak belum mampu melafalkan huruf-huruf vokal, kita dapat melatihnya untuk membuka mulut yang lebar. Awal-awal tidak mengapa jika anak membuka mulut dan langsung menutupnya, lama kelamaan dilatih mempertahankan hingga beberapa detik. Lakukan secara rutin dan kontinu, lalu dievaluasi. 

Jika untuk membuka mulut sesuai perintah anak masih mengalami kesulitan, bisa diterapkan latihan meniup kepada anak. Bisa dimulai dengan meniup api lilin kecil, api lilin besar, selang air dengan panjang bertahap, peluit wasit bola, peluit yang terdapat baling-baling, peluit pramuka yang berbahan stainless, balon bulat, kemudian balon panjang. Latihan meniup bisa juga dilakukan saat anak sedang bermain. Semakin panjang durasi tiupan anak, maka itu semakin baik.

Itulah dasar-dasar yang biasa dilakukan untuk melatih oromotor anak supaya bisa berbicara seperti anak pada umumnya. Sisanya adalah memupuk kesabaran bagi siapa saja yang membersamai proses belajarnya. Jujur saja, mengajari anak autisme itu membutuhkan kesabaran ekstra karena mereka istimewa. 

Pun demikian dengan melatih kemampuan verbal dasar mereka seperti poin-poin di atas, tampaknya memang sederhana dan mudah tapi prosesnya bagi anak autis tidaklah instan. Bahkan tidak jarang para terapis akan melakukan modifikasi-modifikasi tertentu menyesuaikan kemampuan mereka supaya lebih mudah lagi untuk ditangkap, dimengerti lalu diikuti oleh anak.

Saya tidak mengklaim bahwa anak akan langsung bisa berbicara fasih dengan menerapkan tips di atas. Seyogyanya kebutuhan setiap anak yang satu dengan yang lainnya tentu memiliki perbedaan, begitu juga dengan cara belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka. 

Cara melatih anak berbicara yang saya uraikan dalam artikel ini merupakan salah satu alternatif yang dianut oleh tempat di mana saya pernah bekerja sebagai terapis anak penyandang autisme. Yakinlah bahwa setiap usaha yang kita upayakan untuk kesembuhan anak akan membuahkan hasil. Tetap terus bersabar dan jangan putus berusaha. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun