Mohon tunggu...
Suara Merdesa
Suara Merdesa Mohon Tunggu... -

Mengabdi desa, Menyuarakan yang tak terungkap.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengungkap Celah 'Permainan' Kemendes dalam Seleksi Pendamping Desa 2016 (Bagian 2)

24 Mei 2016   13:02 Diperbarui: 24 Mei 2016   16:55 2823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Permendesa No. 3 Th 2015 Ttg Pendamping Desa"]

[/caption]

5. Partisipasi Semu Perguruan Tinggi dan Pokja Masyarakat Sipil.

Kemendes terus mempopulerkan pendamping desa 2016 ini sebagai langkah maju. Hal ini karena pelaksanaan seleksi melibatkan 33 perguruan tinggi di 33 provinsi. Sebelumnya kemendes juga mengklaim telah melibatkan puluhan LSM yang tergabung dalam Pokja masyarakat sipil. Pelibatan perguruan tinggi dan LSM dalam seleksi pendamping desa sejatinya dimaksudkan untuk mengembalikan Citra kemendes yang rusak akibat carut marut seleksi pendamping Desa 2015.

Sayangnya pelibatan perguruan tinggi dan LSM dalam seleksi pendamping Desa 2016 hanya kamu flase belaka. Pelibatan mereka hanya sebatas event organizer di tahap pelaksanaan seleksi. Mereka tidak pernah dilibatkan pada proses awal perumusan prosedur pelaksanaan rekrutmen.

Juknis rekrutmen murni dirumuskan oleh internal kemendes tanpa ada keterlibatan perguruan tinggi maupun LSM. Meski demikian perguruan tinggi tetap senang. Arie Sudjito, staf pengajar di UGM, salah satu kampus yang dilibatkan dalam seleksi menyampaikan bahwa indikator transparansi seleksi adalah dengan membuka nilai seluruh peserta. Dia lupa bahwa transparansi terpenting bukan terletak pada hasil melainkan proses.

Alhasil perguruan tinggi yang terlibat dalam pelaksanaan seleksi hanya patuh terhadap petunjuk teknis yang telah ditetapkan kemendes. Lalu apa gunanya mereka dilibatkan jika tidak dapat memberi masukan sejak proses awal? Tiada lain tentu untuk memberi stempel atas hidden agenda kemendes dalam seleksi pendamping Desa 2016.

[caption caption="Surat salah satu perguruan tinggi tentang persiapan tempat ujian tulis pendamping desa"]

[/caption]

6. Tim 7, Tim Supeman

Jika informasi yang berkembang terakhir terkait jumlah pelamar pendamping desa mencapai 140 ribu pelamar, maka setidaknya propinsi rata-rata terdapat 4000 berkas yang harus diteliti oleh tim 7 pada tahap evaluasi kualifikasi pelamar. Sungguh pekerjaan yang teramat berat kecuali bagi manusia super.

Dengan beban tugas yang demikian berat Mampukah Tim 7, di mana 5 di antaranya berasal dari kalangan birokrat dan 2 orang dari perguruan tinggi mampu melaksanakan tugasnya dengan profesional?

Yang pasti manusia punya batas kemampuan. Jika beban yang diterima terlalu berat tentu Jangan berharap terlalu banyak siapa pun orangnya. Padahal di tahap evaluasi kualifikasi inilah sejatinya tahapan terpenting. Proses menghargai pengalaman dari para pelamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun