Publik telah mahfum bahwasanya Ratna Sarumpaet adalah seorang kritikus sosial. Namun, sayangnya setiap kritikannya tak disertai solusi yang konkret, makanya lebih dekat sebagai nyinyiran belaka.
Kali ini, Ratna Sarumpaet mengomentari negatif perihal pencalonan gubernur Djarot Syaiful Hidayat di Sumatera Utara.
Dia menilai Djarot tidak memiliki kapasitas untuk menjadi pemimpin di Provinsi Sumut. Menurutnya, Djarot sama seperti Ahok, tidak peduli rakyat kecil.
Pernyataan Ratna di atas adalah opini pribadi yang tidak memiliki dasar yang valid. Dengan begitu, bisa dikatakan infonya tidak akurat.
Sebagai pembanding, Djarot sebenarnya telah berhasil memimpin Kota Blitar dan DKI Jakarta. Itu adalah fakta. Dia bersih dan tak terjerat kasus korupsi.
Sebagai pemimpin dengan rekam jejak yang baik, maka kita harus serahkan kepada rakyat Sumut sendiri pilihan politiknya. Hal itu adalah hak dari masyarakat Sumut sendiri.
Dan, itu bukan kapasitas Ratna untuk mengomentari penunjukkan Djarot sebagai Cagub Sumut.
Sebagai pihak yang mendaku aktivis pembela rakyat kecil, sikap Ratna kerap arogan, tidak berpihak pada kedaulatan bangsa dan memberikan contoh yang buruk kepada masyarakat.
Misalnya, dalam kasus mobilnya yang diderek oleh Satpol PP DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Dia kemudian menelpon Gubernur Anies Baswedan dan dibebaskan. Hal itu mengingatkan sikap yang semena-mena, seolah dirinya perlu diberikan perlakuan khusus di hadapan hukum.
Kemudian, Ratna sendiri pernah terjerat dugaan kasus makar. Dia kerap memprovokasi umat Islam untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah.
Di sisi lain, tidak ada kontribusi positif yang disumbangkannya kepada bangsa dan negara. Dia juga tak terlihat melakukan pemberdayaan masyarakat.