Mohon tunggu...
Maria Yasinta Deme
Maria Yasinta Deme Mohon Tunggu... Dosen - accounting lecturer

Hobby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PKKMB Politeknik St. Wilhelmus Tahun Akademik 2024/2025 Resmi Dibuka

3 September 2024   15:03 Diperbarui: 3 September 2024   15:58 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Alowisius Maria Gere sedang memberikan sambutan. sumber gambar: PSW

4. Ketekunan dan Kegigihan

Proses penciptaan dalam Kitab Kejadian berlangsung selama enam hari, menunjukkan bahwa pencapaian besar membutuhkan waktu dan usaha. Bapak Alowisius mungkin ingin mengingatkan mahasiswa bahwa perjalanan pendidikan mereka akan penuh tantangan. Mereka perlu memiliki ketekunan dan kegigihan untuk mengatasi hambatan dan mencapai tujuan mereka.

5. Iman dan Keyakinan

Pada akhirnya, kisah penciptaan adalah tentang iman dan keyakinan pada kuasa Allah. Meskipun manusia tidak dapat memahami sepenuhnya rencana Allah, mereka dipanggil untuk percaya dan mengikuti kehendak-Nya. Bapak Alowisius mungkin ingin mendorong mahasiswa untuk memperkuat iman mereka selama masa studi. Iman dapat memberikan kekuatan dan arahan dalam menghadapi ketidakpastian dan mengambil keputusan penting.

Secara keseluruhan, sambutan Bapak Alowisius Maria Gere dapat diinterpretasikan sebagai ajakan bagi mahasiswa baru untuk merenungkan tujuan hidup mereka, mengembangkan potensi mereka, dan berkontribusi bagi dunia dengan cara yang positif. Pesan ini sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kisah penciptaan dalam Kitab Kejadian.

Direktur Politeknik St. Wilhelmus, Bapak Frederikus Lena Djago, SE., MM, juga memberikan sambutan yang inspiratif. Beliau menekankan pentingnya mahasiswa baru untuk menjadi individu yang berkarakter, inovatif, adaptif, dan kreatif di era digital, sesuai dengan tema PKKMB tahun ini. Dalam sambutannya yang inspiratif, Bapak Frederikus Lena Djago, selaku Direktur Politeknik St. Wilhelmus, menyampaikan pesan yang sangat relevan dengan tantangan zaman, yaitu pentingnya mahasiswa baru untuk mengembangkan diri menjadi individu yang berkarakter, inovatif, adaptif, dan kreatif di era digital. Pesan ini sejalan dengan tema PKKMB tahun ini, menunjukkan komitmen institusi dalam mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia yang terus berubah.

Direktur Politeknik St. Wilhemus Sedang Membuka Kegiatan PKKMB dengan resmi.Sumber gambar :PSW
Direktur Politeknik St. Wilhemus Sedang Membuka Kegiatan PKKMB dengan resmi.Sumber gambar :PSW
  • Berkarakter: Karakter yang kuat menjadi fondasi bagi kesuksesan di segala bidang. Mahasiswa diharapkan memiliki integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan etika yang baik. Karakter yang kokoh akan membantu mereka menghadapi berbagai situasi sulit dan mengambil keputusan yang bijaksana.
  • Inovatif: Era digital ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat. Mahasiswa perlu memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide baru. Inovasi menjadi kunci untuk memecahkan masalah dan menciptakan peluang di tengah persaingan global.
  • Adaptif: Perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan di era digital. Mahasiswa harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi, tren, dan tuntutan pasar. Kemampuan adaptasi akan membantu mereka tetap relevan dan sukses di dunia yang dinamis.
  • Kreatif: Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinal. Mahasiswa perlu mengembangkan imajinasi dan keterampilan mereka untuk menciptakan solusi yang unik dan bernilai tambah. Kreativitas akan menjadi aset berharga dalam menghadapi tantangan masa depan.

Pesan Bapak Frederikus Lena Djago ini memberikan gambaran yang jelas tentang harapan institusi terhadap mahasiswa baru. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi lulusan yang kompeten di bidang akademik, tetapi juga individu yang memiliki karakter kuat, mampu berinovasi, beradaptasi, dan berkreasi di era digital. Dengan bekal tersebut, mereka diharapkan dapat menjadi pemimpin masa depan yang sukses dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa.

Salah satu momen penting dalam acara seremonial ini adalah penyematan topi petani dan tas anyaman (Bere) kepada perwakilan mahasiswa baru. Simbolisasi ini dilakukan oleh Direktur dan Bendahara Yayasan, menandai dimulainya perjalanan mereka sebagai mahasiswa Politeknik St. Wilhelmus. Penyematan topi petani dan bere (tas anyaman) kepada perwakilan mahasiswa baru dalam acara PKKMB Politeknik St. Wilhelmus mengandung makna simbolis yang dalam dan relevan dengan identitas serta misi institusi pendidikan tersebut.

Direktur Sedang Menyematkan topi petani kepada mahasiswa baru. Sumber gambar :PSW
Direktur Sedang Menyematkan topi petani kepada mahasiswa baru. Sumber gambar :PSW

Topi Petani:

  • Keterhubungan dengan Pertanian: Politeknik St. Wilhelmus memiliki program studi yang berkaitan erat dengan pertanian, seperti Tanaman Pangan dan Hortikultura, serta Manajemen Lahan Kering. Topi petani melambangkan keterhubungan mahasiswa dengan sektor pertanian, yang menjadi fokus utama institusi ini.
  • Kerja Keras dan Keuletan: Petani dikenal sebagai sosok yang pekerja keras dan ulet dalam menghadapi tantangan alam dan cuaca. Penyematan topi petani mengingatkan mahasiswa akan pentingnya kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah dalam menempuh studi dan meraih cita-cita.
  • Tanggung Jawab terhadap Lingkungan: Petani memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan. Topi petani menjadi simbol tanggung jawab mahasiswa untuk mengembangkan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Bere (Tas Anyaman):

  • Kearifan Lokal: Bere merupakan produk kerajinan tangan khas masyarakat Flores. Penyematan bere menunjukkan penghargaan terhadap kearifan lokal dan budaya setempat. Mahasiswa diharapkan dapat menghargai dan melestarikan warisan budaya daerah.
  • Kesederhanaan dan Kejujuran: Bere terbuat dari bahan-bahan alami dan dianyam dengan tangan, melambangkan kesederhanaan dan kejujuran. Mahasiswa diingatkan untuk tetap rendah hati, jujur, dan menghargai proses dalam mencapai tujuan.
  • Kemandirian dan Kreativitas: Pembuatan bere membutuhkan keterampilan dan kreativitas. Penyematan bere mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kemandirian, kreativitas, dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang bernilai.

Secara keseluruhan, penyematan topi petani dan bere merupakan simbolisasi yang kaya makna. Ini menunjukkan harapan institusi agar mahasiswa baru dapat:

  • Menghubungkan ilmu dengan praktik: Menerapkan pengetahuan yang diperoleh di kampus untuk mengembangkan sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  • Mengembangkan karakter yang kuat: Memiliki kerja keras, keuletan, tanggung jawab, kesederhanaan, kejujuran, kemandirian, dan kreativitas.
  • Menghargai kearifan lokal dan lingkungan: Melestarikan budaya daerah dan mengembangkan pertanian yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun