Mohon tunggu...
Maria Yasinta Deme
Maria Yasinta Deme Mohon Tunggu... Dosen - accounting lecturer

Hobby Menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Mimpi NTT yang Terenggut: Ironi Kelulusan Bintara Polri dan Nestapa Putra Daerah

7 Juli 2024   13:35 Diperbarui: 7 Juli 2024   13:48 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit Nusa Tenggara Timur (NTT) seolah meredup. Awan mendung menggelayut, menyelimuti hati ribuan pemuda-pemudi yang telah berjuang mati-matian demi selembar tiket menuju cita-cita. Pengumuman kelulusan seleksi Bintara Polri 2024 menjadi tamparan keras bagi mereka yang telah menaruh harapan besar untuk mengabdi pada tanah kelahirannya. 

Betapa tidak, daftar nama yang tertera didominasi oleh mereka yang berasal dari luar NTT. Mimpi NTT seakan terenggut, digantikan oleh rasa miris dan kecewa yang mendalam.

Nestapa Putra Daerah, Potret Buram Seleksi


Kemampuan dan dedikasi putra-putri NTT seakan terabaikan. Mereka yang telah berlatih keras, mengasah diri dengan tekun, dan berkorban demi mewujudkan impian menjadi Bintara Polri, harus menelan pil pahit kegagalan. Sementara itu, mereka yang berasal dari luar NTT, yang mungkin tak memiliki ikatan emosional dan pemahaman mendalam tentang budaya dan tantangan di NTT, justru berhasil meraih posisi yang didambakan.

Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang transparansi dan keadilan dalam proses seleksi. Apakah standar yang digunakan benar-benar objektif dan mengakomodasi potensi putra daerah? Apakah ada faktor-faktor non-teknis yang mempengaruhi hasil akhir? Pertanyaan-pertanyaan ini menggantung di udara, menuntut jawaban yang memuaskan dari pihak berwenang.

Mimpi yang Terkubur, Semangat yang Terkikis

Dampak dari situasi ini tidak hanya dirasakan oleh individu yang gagal lolos seleksi, tetapi juga oleh masyarakat NTT secara keseluruhan. Mimpi untuk melihat putra-putri daerah berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban di tanah kelahirannya seakan terkubur dalam-dalam. Semangat generasi muda untuk mengabdi pada NTT pun terkikis, digantikan oleh rasa pesimistis dan apatis.

Padahal, NTT memiliki segudang potensi yang dapat dikembangkan. Pemuda-pemudi NTT dikenal tangguh, pekerja keras, dan memiliki semangat juang yang tinggi. Mereka adalah aset berharga yang seharusnya diberdayakan dan diberi kesempatan untuk berkontribusi bagi kemajuan daerah.

Mencari Solusi, Menuntut Keadilan

Situasi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Perlu ada langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini dan memastikan bahwa proses seleksi Bintara Polri di NTT berjalan dengan adil dan transparan. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

Evaluasi Standar Seleksi: Standar seleksi perlu dievaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa standar tersebut relevan dengan kebutuhan dan tantangan di NTT. Selain itu, standar tersebut juga harus mengakomodasi potensi dan keunikan putra daerah.
Penguatan Pengawasan: Pengawasan terhadap proses seleksi perlu diperketat untuk mencegah terjadinya praktik-praktik kecurangan dan manipulasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun