Mohon tunggu...
Merci Erdiani
Merci Erdiani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Deraih Air Mata

11 Januari 2019   15:45 Diperbarui: 11 Januari 2019   15:58 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka merambat di bumi belantara

Peluh di dahinya menetes seakan tak ada habisnya

Mereka berkejaran demi sebuah harapan

Berdiri tegar dengan kelembutan hati

Saat kabut pun membingkai sunyi

Terbelenggu oleh rindu

Mereka rela menapaki gunung

Menerpah gelombang yang kian dahsyatnya

Merajut asa demi mimpih

Sampai ketika saat rajutan cakrawala terbingkai

Mereka pun bersorak di deraih air mata

Melenyapkan tiap tetes peluh itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun