Mohon tunggu...
Merani Raswati
Merani Raswati Mohon Tunggu... Insinyur - 12 Mipa 1

Engineering sipil

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beauty of Self

21 Februari 2021   19:35 Diperbarui: 22 Februari 2021   00:09 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Nama : Merani Raswati Nanita

Kelas : XII MIPA 1

Judul : Beauty of self

 

Perkenalkan namaku adalah Valery Agatha, panggil saja aku dengan sebutan "Valery” Aku berumur 18 tahun, dan tahun ini aku akan menjadi mahasiswi baru di Universitas swasta yang cukup terkenal di Korea. Aku sangat menyukai parfume, bahkan setiap aku mencium parfume yang digunakan seseorang aku langsung mengetahu jenis parfume apakah itu. Aku juga akan masuk jurusan kimia, karena aku ingin menjadi parfumer terkenal. Aku ingin menjadi parfumer karna terinspirasi dari seorang parfumer terkenal di Korea yaitu "Jang Nara". Selain itu aku juga mempunyai impian untuk membuat parfume yang bervarian tetapi bisa bertahan lama hingga berhari hari.

Aku mempunyai sahabat yang bernama "Chaterine". Dia adalah satu satunya sahabat yang bersedia memaniku dari kami bersekolah di TK sampai sekarang kami memasuki Universitas yang sama. Tetapi Chaterine memilih jurusan yang berbebeda denganku. Ia memasuki jurusan "Sejarah", karena  ia sama sekali tidak menyukai pelajaran kimia sejak kami bersekolah di sekolah menengah atas. Walaupun kami berbeda jurusan, tetapi aku dan Chaterine akan tinggal bersama di sebuah apartemen milik Ayahku, karena kebetulan apartemen itu dekat dengan kampus kami.


Chaterine juga adalah seseorang yang bisa menerimaku menjadi teman, disaat orang lain tidak mau berteman denganku, karena aku gendut dan jelek. Chaterine sangat sigap orangnya, dia selalu ada disaat aku sedih disaat aku senang, dia juga seseorang yang menolongku dan melindungiku, disaat semua orang merundungku ketika di SD,SMP, dan SMA. Oleh karena itu aku menganggap nya sebagai kakakku sendiri. Aku juga tidak bisa jauh darinya, karena aku tidak mempunyai teman lagi pada saat itu.

Sebelum kenaikan kelas 12, aku bersikeras untuk berolahraga setiap hari, karena aku tidak mau lagi disebut dengan sebutan "Gendut" oleh teman temanku. Tetapi bahkan Ketika aku sudah kurus, mereka masih merundungku, karena wajahku yang jelek. Karena wajahku yang seperti ini membuat ku enggan untuk berfoto bersama teman teman, bahkan foto seorang diri pun rasanya aku tidak mampu, karena perkataan orang orang membuatku menjadi sangat tidak percaya diri. Ketika foto angkatan pada saat  SMA, aku satu satu nya orang yang tidak ikut berfoto bersama teman teman angkatan ku lainnya.

Ibuku dan Ayahku selalu mengatakan bahwa aku sangat cantik dimata mereka, aku tau mereka berkata seperti itu untuk membuat ku lebih percaya diri, tetapi tetap saja aku sangat tidak percaya diri dengan penampilanku. Akhirnya ibuku memutuskan untuk membawaku ke Gangnam agar bisa operasi plastik, ibuku terpaksa melakukan hal ini karena ia ingin aku mempunyai banyak teman dan tidak dirundung lagi oleh teman teman ku.

"Apa kita harus membawanya ke Gangnam untuk operasi pelastik?" Ucap Ibuku kepada Ayahku dengan nada rendah. "Tidak! Aku tidak setuju, Valery sudah cantik dimataku" Ucap Ayahku. "T-tapi aku mau Valery bisa berbaur dengan teman teman seusianya." Balas Ibuku kepada Ayahku. Mendengar perdebatan mereka yang semakin panjang membuat aku sangat sedih. Akupun langsung berlari kekamar sambil menangis dan mengurungkan diri.

Di pagi hari yang masih dingin, "Tok tok tok." Suara ketekukan pintu didepan kamarku. Ternyata itu adalah Ibuku. "Valery sayang, ayo bersiap! Kita pergi ke Gangnam sekarang." Ucap Ibuku dengan tergesa. "Apa Ayah sudah menyetujuinya?" Balas ku kepada Ibu. "Sudah tenang saja nanti ibu jelaskan kepada Ayahmu" Ucap Ibu sambil menanangkan ku yang panik. Lalu setelah itu aku berkemas barang barangku dan berangkat ke statiun untuk pergi ke Gangnam. Ibuku menggunakan alasan pergi untuk survei ke Universitas yang akan aku masuki.
Didalam perjalanan aku terus memikirkan perasaan Ayah, bagaimana jika ia tahu aku memutuskan untuk operasi plastik tanpa sepengetahuannya. "Apakah Ayah akan kecewa atau marah Ketika mengetahuinya?" Hatiku berbisik di dalam hati. Ibuku terus memegang tanganku sambil menenangkanku karena Ibuku khawatir aku cemas. Didalam perjalanan Ayahku menelpon Ibuku. "Bagaimana apakah kau sudah sampai di Seoul?" Tanya Ayahku didalam telpon. "Belum ini masih dalam perjalanan ke Seoul." Jawab Ibuku. "Bagaimana perasaan Valery sekarang? Apa dia senang?" Balas ayahku dengan dengan bersemangat. "Valery sedang tidur disebelahku, mungkin dia sangat lelah." Ibuku menjawabnya.
Sesampainya aku di Gangnam, aku melihat penampilan wanita wanita Gangnam yang mempunyai ciri khas kecantikan Gangnam nya. Kecantikan Gangnam bisa diamati perbedaannya, kecantikan itu tidak bisa disamakan dengan kecantikan alami, sehingga orang orang luar Gangnam pun bisa mengamati perbedaan dari kecantikan Gangnam. Selain itu ketika aku sampai disana aku juga menjadi bisa menilai kecantikan seseorang dari luarnya. Ketika memerhatikan orang tersebut, aku bisa mempersentasekan kecantikannya.

Sesampainya di Rumah Sakit yang cukup bagus hasil operasi plastik nya, ibuku meminta kepada Dokternya untuk membuat ku untuk menjadi terlihat cantik alami, dan tidak sama dengan kecantikan Gangnam. "Aku akan membayar berapapun, asal anak ku bisa menjadi cantik dan kecantikan nya terlihat alami." Ucap ibuku memohon kepada Dokter tersebut. "Baik bu, saya akan berusaha semaksimal mungkin." Balas Dokter meyakinkan Ibuku.
Beberapa hari kemudian operasi ini berjalan lancar, dan aku juga membutuhkan beberapa waktu untuk bisa membuka perban yang menyelimuti muka ku. Ketika pada saatnya tiba, Ibu merasa tegang ketika perban yang menyelimutiku di buka secara perlahan. Ibu berdo'a sambil membuang matanya, untuk tidak melihat ke arahku. 

Setelah perban itu dibuka, Ibu menangis terharu karena operasinya berjalan lancar, tetapi disisi lain juga ibu sedih karena aku kehilangan wajahku yang lama. Mungkin Ibu akan terbiasa untuk melihat wajahku suatu hari nanti.
Setelah semua urusan di Gangnam selesai, Ibuku memintaku ,untuk langsung pergi ke Seoul dan tinggal di Apartemen milik Ayah disana, kebetulan hari dimana aku menjadi mahasiswi baru sudah tiba  sebentar lagi, tetapi disisi lain aku merasa sangat khawatir tentang perasan Ayah nanti. "Itu menjadi urusan ibu, jika kamu pulang kerumah Ayahmu juga akan merasa sangat sedih, jadi lebih baik kamu ke Seoul sekarang saja. Biar nanti Chaterine menyusulmu." Ucap ibu meyakinkanku.

Hari dimana aku mulai bersekolah pun tiba, aku masih tidak percaya diri karena yang ku alami selama ini. Ketika aku berjalan di Kampus baru ku semua orang melihat kearah ku. "Apa ada yang salah denganku? Apa ada yang mengenaliku?" Hatiku terus bertanya tanya. "Wah cantik sekali!" ucap orang orang sambil melihat kearahku. Didalam hati aku bersyukur karena mereka semua menyukai ku, dan aku tidak akan dirundung lagi seperti sebelumnya. Yash benar! Hari ini seperti aku terlahir kembali kedunia. Aku bisa merasakan bagaimana seseorang menyukai penampilanku, aku bisa merasakan bagaimana seseorang memujiku.

Tidak lama dari itu aku berkumpul bersama teman teman jurusanku, yang pertama kali aku berkenalan adalah dengan Meghan, menurutku Megan itu sangat cantik sekali, sepertinya aku dan dia bisa berteman baik. Lalu setelah Meghan aku berkenalan dengan Soojin, dia juga cantik, dan berbadan bagus, dia cukup ramah setelah berkenalan denganku, setelah Soojin aku berkenalan dengan Isabella, Isabella adalah teman semasa SMA nya Soojin, jadi mereka sangat dekat sekali ketika perkenalan bersama teman teman jurusan. Lalu tiba tiba datang wanita berambut pendek yang menurutku cukup imut, dia adalah Chelsea. Chelsea terlihat cuukup akrab dengan Megan, mungkin mereka sahabat lama yang dipertemukan Kembali dalam satu jurusan.
Setelah aku menemuka beberapa teman untuk berkenalan, aku dan teman teman masuk kesebuah ruangan untuk perkenalan satu persatu bersama Kakak tingkat. Yang membina Departemen kimia adalah Kakak kelas yang bernama, Edward, Alex, dan Kemal. Semua kakak kelas dikelasku cukup baik, tetapi aku merasa tidak enak sikapku oleh seorang Kakak kelas yang membinaku yaitu Kemal dia terus memperhatikan ku, dan aku merasa tidak enak, karena mungkin takutnya menjadi slah paham jika memperlakukan ku sangat khusus, itu sangat tidak adil untuk teman teman kelas ku lainnya.
Setelah semua mahasiswi memperkenalkan diri, Kakak Pembina kami mengumpulkan semua mahasiswa maupun mahasiswi diruangan itu. Ketika mahasiswa memasuki ruang kelas ini, "Wah kali ini kita beruntung, ada dua wanita cantik di Departemen kimia." Ucap salah satu mahasiswa yang baru saja masuk. "Iya betul, ini membuat ku semakin bersemangat untuk tidak bolos ke Kampus." Balas temannya disampingnya. "Aku mendengar Departemen kimia ada 2 siswa cantik yang membuat Departemen kita menjadi semakin terkenal." Ucap salah satu mahasiswa lainnya. "Siapakah mereka?" Tanya temannya. "Yang memakai baju pink itu bernama Meghan (Sambil menunjuk ke arah Meghan) dan yang memkai baju berwarna abu itu bernama Valery." Balas temannya itu.

Aku dan Meghan menjadi pusat perhatian Departemen kimia, mereka memberi kami juluka "Wanita tercantik Departemen kimia peringkat pertama dan kedua". Peringkat perrtamanya tentu saja Meghan, bahkan aku seorang wanita yang melihatnya saja mengakui  bahwa dia sangat cantik. Peringkat kedua nya yaitu Aku seorang Valery Agatha yang duulu dirundung, dibully, dimaki, dan masih banyak lagi. Kini aku bisa merasakan bagaimana rasanya mempunyai banyak teman, dan lebih dihargai lagi oleh orang orang.

Ketika semua mahasiswa memperhatikan aku dan Meghan, ada satu laki laki yang sangat acuh, dan tidak perduli. Menurut mahasiswa dan mahasiswi Departemen kimia lainnya laki laki itu bernama "Suho". Lee Suho adalah mahhasiswa yang sangat pintar disekolah sebelumnya, tetapi ketika aku mendeskripsikan tentang Suho, aku teringat dengan teman semasa  aku SMA. Nama dia dan temanku di SMA juga sama bernama Suho, tapi aku enggan bertanya apakah dia temanku atau bukan, bahkan ketika aku SMA pun tidak dekat dengannya. Jadi disini aku berpura pura tidak mengenalnya mungkin itu akan lebih baik, dan juga diapun tidak akan mengenaliku pastinya.

Selang beberapa waktu setelah kami berkenalan dengan semua mahasiswa dan mahasiswi lainnya, Kakak Pembina jurusan kami pun meminta untuk setiap siswa menunjukkan bakatnya. "Kali ini siapa yang akan tampil duluan menurutkanlian?" Ucap Alex Kakak kelasku. "Meghan! Meghan! Meghan!" Teriak semua siswa. Akhirnya Meghan maju kedepan untuk bernyanyi. Tak disangka sangka suara Meghan sangat lembut dan halus, membuat semua orang disini merasakan ketulusan ketika dia bernyanyi. Setelah itu Kakak kelas ku mengambil microphone dan berteriak "Siapa lagi selanjutnyaaaaa?" Ucapnya. Semua orang memanggil namaku "Valery! Valery! Ayo naik! Valery! Valery! Ayo naik!" teriak semua siswa. Akhirnya aku naik keatas panggung dan menari dance, karena dari dulu aku sangat menyukai dance, tetapi karna ketidak percayaan diriku aku mengubur bakat terpendam tersebut.
Ketika aku menari dengan sangat senang mengeluarkan semua perasaan yang ada dalam diri, semua orang ikut menari bersamaku, Aku sangat senang! Baru kali ini aku menemukan kebahagiaan yang seperti ini. Tak disangka juga seorang Suho pria yang dingin kepada semua orang, ikut tersenyum ketika aku menari. Tak menyangka kehidupan ku berubah lebih baik sekarang, dan aku sangat bersyukur, akhirnya aku mempunyai banyak teman sekarang. Juga aku sangat senang telah membuat seseorang yang sangat dingin tersenyum untuk pertama kalinya, sebelumnya aku tidak pernah melihat dia tertawa meski hanya sedikit saja.
Ketika acara puncak perkenalan mahasiswa baru selesai, Ayah menelponku "Hallo Valery sayang, apakah kamu menikmatinya" Ucap Ayahku dalam telepon. "Aku senang Ayah aku senang sekali, sekarang aku mempunyai banyak teman." Aku mengatannya sambil tersedu sedu karena terharu. "Valery nikmatilah dahulu kebahagiaanmu, Ayah tutup teleponnya" Itulah kata kata terakhir Ayah sebelum menutup teleponnya. Ketika Ayah menutup telponnya, aku teringat bahwa aku sudah membohongi ayah, dan Ayah juga belum mengetahuinya sampai saat ini. Aku Kembali menangis sendirian di Taman yang berada di dalam Kampus ku.

Tiba tiba pada saat itu terdengar suara langkahan kaki dari belakang, aku langsung menghapus Kembali air mataku yang keluar. Ternyata itu adalah Kemal, Kakak kelas ku yang membina acara perkenalan tadi. "Sedang apa kamu disini?" Tanya nya, sambil duduk  disebelahku. "T-tidak sedang apa apa, hanya saja aku sedang mencari udara segar diluar." Balasku dengan gugup. "Hemm..." Dia menghela nafasnya. "Aku akan pergi kedalam dulu, untuk persiapan pulang." Ucapku kepadanya. Tapi ketika aku hendak pergi dia menahan tanganku dengan keras, aku ingin melepaskannya tetapi ini sangat kuat. Untunglah seseorang datang, akhirya dia melepaskan tanganku. Ternyata seseorang yang datang itu adalah Suho, untunglah dia datang tepat waktu. Aku langsung bergegas lari kedalam kelas.
Acara pun selesai, aku dan teman teman lainnya membersihkan kelas yang kotor, karena acara perkenalan tersebut. Ketika aku hendak pulang sahabatku Chaterine sudah menunggu didepan gerbang sekolah. "Bagaimana acara perkenalan dikelasmu tadi?" Tanya Chaterine kepadaku. "Sangat seru, dan aku sangat senang akhirnya aku mempunyai banyak teman. Bagaimana denganmu?" Balasnku dengan pertanyaan. "Aku juga ikut senang kalau begitu, aku pun merasakan yang sama denganmu." Jawabnya dengan ekspresi senang. Tak terasa setelah lama berbincang, kami pun akhirnya sampai di Apartemen yang kami tempati semasa di Seoul.
Setiba kami di Apartemen, tiba tiba Chaterine berkat "Apakah Ayahmu sudah tau tentang dirimu, beberapa hari lagi kan upacara penyambutan mahasiswa dan mahasiswi baru, Apakah Ayahmu sudah mengetahui tentang operasti plastik mu?" Tanya nya dengan kekhawatiran. "Belum, akku tidak tahu apa reaksinya nanti. Aku takut mengecewakannya" Balas ku dengan sedih. "Sudah lebih baik sekarang kita tidur, kita pikirkan itu nanti." Jawabnya sambil menenangkanku. Ketika Chaterine terlelap tidur, hati dan pikiranku tertuju pada pertanyaan Chaterine tadi, aku merasa bimbang dan cemas sampai sampai aku tidak bisa menutup mataku hingga jam menunjukan pukul 12 malam.

Keesokan harinya aku pergi menggunakan bus bersama Chaterine untuk pergi ke kampus. Tiba tiba sesampainya disana aku melihat Meghan dengan Kemal yaitu kakak kelas ku sedang berjalan bersama. Aku tidak cemburu atau bagaimana, aku malah bersyukur jika Kak Kemal tidak mendekatiku lagi, karena jujur saja aku sedikit takut dengan tingkah Kak Kemal yang menurutku sedikit aneh.
Waktu istirahat pun dimulai, tiba tiba Kak Kemal menghampiriku dan mengajakku untuk pergi bersama ke kantin. Aku dan dia pun pergi bersama ke kantin, karena kau tidak enak menolak ajakannya, tiba tiba Kak Kemal mengatakan. "Valery aku tau perasaanmu bagaimana, aku tau kamu menyukaiku. Tindakanku tadi malam membuatmu salah paham. Sebenarnya aku menyukai Meghan bukan kamu." Ucapnya kepadaku. "T-tapi itu tidak masalah lagi pula..." Tiba tiba perkataan ku di potong olehnya. "Kamu tidak usah berbohong Valery, kalau begitu aku pergi dulu." Setelah itu ia langsung bergegas pergi tanpa menghabiskan makannya. Perasaan ku bingung, aku tidak menyukainya sama sekali, tetapi mengapa dia berkata seperti itu. Tetapi aku masa bodo, mungkin dia salah paham terrhadapku.

Kelas kimia pun dimulai, tidak menyangka Suho si laki laki dingin itu datang menghampiriku, aku piker dia melihatku semalam di Taman. Tapi dia datang menghampiriku karena dia duduk disebelahku. Perasaan ku mulai canggung, karena aku dan dia tidak pernah berbicara sebelumnya. "Apakah dia mengenaliku? Bagaimana jika dia memberi tahu semmmua orang aku lah orang yang dirundung selama masa SMA nya. Tetapi dia malah bertanya, "Apakah kau sudah membaca materi yang akan dibahas pada hari ini?" Ucapnya seperti yang sudah lama kenal. "B-baru sedikit." Jawabku dengan canggung. "Mari kita membaca sama sama sebelum kelas dimulai" Balasnya dengan ekspresi datar. Aku pun terdiam karena tidak tau lagi akan menjawab apa, ini rasanya aneh, bahkan semasa SMA kita tidak pernah bersapa, dan melihat satu sama lain. Dalam hatiku berfikir mungkin dia tidak mengenaliku, karena sekarang aku mempunyai wajah yang berbeda.

Tiba tiba Meghan menghampiriku dan duduk bersebelahan denganku. "Bolehkah aku bergabung?" Ucapnya. "Tentu saja boleh." Balas ku kepadanya. Tetapi tidak dengan Suho, dia tidak menjawab pertanyaan Meghan tersebut, dan ekspresi Suho berubah dari yang asalnya hangat menjadi dingin. "Apakah kamu keberatan Suho?" tanya Meghan kepada suho. Tetapi suho tidak menjawab dan sibuk membaca buku, akhirnya untuk mendinginkan suasana yang panas, aku mengatakan "Tentu saja tidak keberatan, menolak wanita secantik kamu." Ucapku dengan meyakinkan. "Aku tidak berpikir begitu." Balas suho kepadaku dengan tatapan dingin. Aku tidak tahu mengapa Suho seperti itu kepada Meghan, padahal dia baru saja mengobrol denganku sebelum Meghan datang. Meghan pun bergegas membuka buku, dengan perasaan yang kesal tetapi tetap menutupinya.
Lalu aku berpikir padahal Meghan orangnya baik, lemah lembut, anggun, pintar, cantik, sangat baik, ramah, dan masih banyak lagi. Tetapi aku sangat heran degan sikap Suho kepadanya. Padahal aku sangat ingin berteman baik dengan Meghan, menurutku aku dan dia bisa berteman dengan baik. Lalu tak sadar kelas pun berakhir, tiba tiba Meghan mengajakku untuk keluar bersama, dan berjalan keluar gerbang bersama. "Valery mulai sekarang kita berteman ya." Ucapnya sambil tersenyum kepada ku. "Tentu saja dengan senang hati" Balas ku dengan wjah ber bunga bunga. Aku sangat senang akhirnya "Meghan menganggap ku teman pada saat itu. Aku pun berjanji akan memperlakukan dia baik.
Keesokan harinya ketika akku berjalan menuju kelas, aku melihat lagi Meghan sedang mengobrol dengan Kak Kemal lagi. Mungkin mereka memang sedang dekat sepertinya, aku pun tidak berniat untuk menganggunya. Meskipun sebelumnya aku hendak mengajak Meghan untuk pergi ke kelas, tetapi tiba tiba Kak Kemal datang menghampirinya, aku mengurungkan niatku. Mungkin lain kali saja kata ku dalam hati. Untunglah Soojin teman sekelasku datang dan mengajak ku pergi ke kelas bersama. Bersama teman lainnya seperti Isabella, Boy, dan Giorgino.
Lalu pada saat jam istirahat ketika aku senang makan sendiri di kantin, Kak Kemal datang menghampiriku dengan muka yang begitu marah kepadaku. "Apa maumu?! Sudah kubilang aku tidak menyukaimu, aku menyukai Meghan. Mengapa kamu terus menggangguku?" Dia berteriak kepadaku, dan menjadi pusat perhatian. "Apa maksudmu?" Tanya ku sambil berdiri. "Tidak usah berpura pura, sebanyak apapun kamu menyukai ku, aku tidak akan menyukaimu!" Ucapnya dengan kasar sambil mendorongku. Untunglah aku ditahan oleh Suho sehingga  aku  pun tidak jadi jatuh. Lalu tiba tiba suho menghajar Kak Kemal dengan penuh marah dan dendam. Aku pun bersembunyi dibelakang Suho, aku tidak mengerti mengapa dia begitu marah kepada Kak Kemal. Akhirnya Kak Kemal pergi sambil menga takan "Tunggu saja pembalasanku" Ia mengatakan sambil pergi dan menahan kesakitannya. "Kamu tidak apa apa?" Suho mengatakannya dengan penuh kekhawatiran. "Aku hanya sedikit syok, bagaimana denganmu?" Balasku kepadanya. "Tidak apa apa, ayo kita pergi."

Dari kejadian yang terjadi tersebut, aku dan Suho menjadi pusat perhatian, dan dia juga terluka didekat bibirnya. Karena sedikit berdarah, akhirnya aku membantu mengobati lukanya, karena di pun sudah membantu ku pada saat kejadian di kantin tadi. "Apakah kamu mengenalku?" Tanya ku karena penasaran. "Valery Agatha teman SMA ku Busan." Jawabnya dengan nada dingin. "Mengapa kamu mengenalku, bukannya aku sudah berubah?" Aku pun bertanya lagi karena penasaran.  "Kau tidak banyak berubah menurutku, bahkan ketika kamu menari aku masih bisa  mengenalimu." Balasnya. "Mengapa kamu bisa mengenalliku? Bukannya aku itu orang tertutup sejak SMA?" Tanya ku lagi. Dia pun enggan membahas mungkin, akhirnya dia pergi dan berkata. "Tidak perlu tau, aku pergi dulu." Ia pun langsung pergi setelah itu.

Selang beberapa hari, hari dimana upacara pembukaan mahasiswa baru pun tiba, perasaan ku cukup gugup, takut, dan cemas. Ayah dan Ibuku akan menghadiri upacara pembukaan mahasiswa baru. Aku menunggu Ayahku di taman, dengan perasaan gelisah. Aku tau Ayah akan marah kepadaku, semoga saja dia bisa mengerti keadaanku. Akhirnya Ayahku tiba, aku akan menyambutnya tetapi dia menghampiriku dahulu sambil membawa bunga dengan keadaan yang senang. "Apakah kamu melihat Valery anakku? Dia mahasiswi baru disini." Ayah berkata seperti itu kepadaku. 'Ini aku Valery anak Ayah." Jawabku sambil menangis. "Tidak mungkin, anaku itu sangat cantik. Dia special dimataku." Jawab Ayah yang masih tidak percaya. Akhirnya Ibu datang dan berkata "Benar dia adalah Valery anak kita, sebetulnya pada saat itu aku berbohong. Sebetulnya beberapa hari sebelum ke Seoul aku membawa Valery ke Gangnam untuk operasi plastik." Ucap ibu dengan nada sedih. "Tidak, tidak mungki. Aku akan mencari anaku sendiri sekarang." Ayah mengotot kepada Ibu. "Aku terpaksa melakukan ini, karena aku khawatir jika dimasa ia remaja, ia tidak pernah bisa merasakan bagaimana masa perkuliahan dengan banyak teman. Aku juga tidak ingin Valery menjadi bahan bully an oleh teman temannya." Balas ibu untuk menegaskan kepada Ayah. Tetapi ayah langsung menjatuhkan bunga yang dibawanya, dan berkata "Kamu bukan anak ku." Ayah mengatakan itu sambil meneteskan air matanya. Lalu ayah pergi dengan perasaan  kecewa, Ibu juga langsung bergegas menyusuli Ayah yang sedang marah.

Ketika semua orang berfoto bersama keluarga saat upacara penyambutan mahsiswa baru, apalah dayaku, aku hanya bisa melihat kebahagiaan orang orang bersama keluarganya. Aku tau Ayah akan sangat kecewa kepadaku, karena aku telah membohonginya dan juga tidak mendengarkan perkataan Ayah kepadaku. Aku hanya bisa menangis melihat sekeliling ku berbahagia bersama keluarganya, tetapi tidak denganku. Aku langsung bergegas ke Toilet, aku tidak bisa menahan lagi kesedihan yang aku rasakan. Ayah begitu menyayangiku, dia selalu mengatakan bahwa aku cantik, dia selalu menghibur disaat aku tersedih. Tetapi yang aku lakukan hanya menggecewakannya, aku tidak tahu lagi bagaimana caraku meminta maaf kepadanya. Di disisi lain juga ketika aku menghubunginya, dia tidak pernah menjawab pesan dan telponku.
Berhari hari aku khawatir dengan kondisi Ayah, tetapi aku juga berfikir bahwa Ayah butuh waktu untuk menenangkan diri. Menurut Ibu juga ayah sudah tidak pulang berhari hari kerumah, dan aku menjadi sangat khawatir, karna setiap aku menghubunginya, lagi lagi ayah tidak menjawabnya. Mungkin karna kekecewaan nya kepadaku, tetapi aku tetap terus berusaha sampai Ayah memaafkanku. Aku akan membanggakannya lewat prestasi yang aku dapat disini, dengan itu aku bisa meyakinkannya walaupun wajahku telah berubah, tetapi dalam diriku aku adalah Valery yang Ayah dan Ibu kenal.
Beberapa hari setelah kejadian itu aku mendengar bahwa Ayah sudah pulang, dan dia menanyakan keadaan ku dan bagaimana sekolahku kepada Ibu. Aku senang bahwa Ayah sudah mulai memaafkan ku walaupun belum sepenuhnnya, tetapi setidaknya itu membuatku tenang. Tiba tiba pada saat itu Ayah tiba tiba meneleponku. "Bagaimana kabarmu?" Ucap dengan nada dingin kepadaku, tetapi walaupun begitu, itu juga sudah membuatku sangat senang. "Sangat baik Ayah, bagaimana kabar Ayah? Ayah jangan lupa untuk makan." Jawabku dengan senang. Tiba tiba Ayah terdiam tidak menjawab ku dan menutup telponnya. "Mungkin Ayah masih malu dan canggung ketika berbicara denganku" Bisikku dalam hati.
Mendengar Ayah yang sudah mau berbicara denganku, aku pergi ke kampus dengan perasaan sangat gembira. Tiba tiba selama diperjalanan aku melihat Meghan dan Chelsea sedang berjalan berdua, aku pun menghampiriya dan mengajak untuk pergi ke kelas bersama. "Hai Meghan! Hai Chelsea! Ayo kita pergi ke kelas bersama!" Ajakku kepada Meghan dan Chelsea. "M-maaf Valery aku dan Chelsea akan menemui Kak Edward dan Kak Alex dulu katanyaada sesuatu yang akan mereka sampaikan." Balasnya dengan nada rendah. "Karena kamu cantik, apalagi dijuluki wanita tercantik se Departemen. Kayaknya mereka berlomba lomba untuk bas abasi deh ke kamu." Ucap Chelsea kepada Meghan. "Ah apaan sih kamu, masih juga cantikan Valery." Ia mengatakannya sambil memegangang tanganku dengan malu malu. "Ah tidak, kamu yang lebih cantik. Baiklah aku pergi duluan yah ke kelas." Sambil bergegas untuk pergi ke kelas.
Pada hari ini juga akan diadakan rapat kelas, yang diadakan nanti malam di sebuah caf dekat kampus. Rapat ini diadakan karena adanya pembahasan mengenai pameran yang akan di laksanakan pada akhir pekan. Aku, Soojin, Isabella, Boy, Giorgino, Suho, Kak Edward, Kak Kemal, Kak Alex pun sudah berkumpul di sini, kami tinggal menunggu Meghan dan Chelsea. Tiba tiba Meghan pun dan Chelsea datang. "Wah cantik sekali." Ucap boy dengan ekspreksi terpesona kepada Meghan. "Kecantikan yang alami." Ucap Kak Alex, Kemal, dan Edward. Meghan pun duduk disebelahku.
Sesudah kami membicarakan rapat tentang pameran akhir pekan, kami mengobrol biasa tentang kehidupan kami. "Kecantikan mu terlihat alami, pasti bukan hasil operasi plastik kan?" Ucap Kak Kemal kepada Meghan. "Ah bisa saja, menurutku aku masih kalah dengan kecantikan Valery." Dia mengatakan sambil tersipu malu. "Kamu tidak di operasi plastik kan Valery?" Celotehan Chelsea membuat ku tidak nyaman. "Tentu saja tidak, Valery terlihat cantik alami." Jawab Meghan kepada Chelsea. "Kamu sekolah di SMA mana Valery?" Tanya Chelsea kepada Valery. "Emm aku..." ketika aku hendak kebingungan menjawab pertanyaan Chelsea, syukurlah Suho menolongku. "Dia satu sekolah di salah satu SMA di Busan." Jawab Suho melanjutkan pembicaraanku. "Aku baru tahu kalian satu SMA, pantas saja terlihat akrab. Karena mungkin sudah bersahabat sejak SMA ternyata." Balas Meghan kepada Suho. "Aku mengenalnya, tetapi dia tidak mengenalku. Jadi aku dekat dengannya semasa kuliah saja." Balas Suho. Aku kaget dengan jawaban yang Suho lemparkan, dia bahkan tidak sadar aku mengenalnya semasa SMA itu. Dengan jawaban yang Suho berikan, kita semua menjadi canggung disini, dan terlihat ekspreksi Meghan seperti cemburu kepadaku, karena dekat dengan Suho. Tetapi tidak mungkin, Meghan tidak seperti itu, dia dalah orang yang baik menurutku. Untuk menangani situasi yang mulai semakin canggung akhirnya Soojin bertindak. "Rapat sudah selesai, mari kita akhiri disini saja. Dan semua boleh pulang." Ucapnya sambil membersihkan berkas berkas rapat tadi.
Di saat perjalanan pulang, tiba tiba seperti ada yang mengikutiku. Tetapi setiap aku berbalik kebelakang seperti tidak ada orang. Suara itu semakin jelas terdengar, dan tiba tiba ada yang memegang pundakku, dan itu adalah Kak Kemal. "Hai wanita bermuka plastik!" Dia berkata dengan sangat marah. "Apa maksudmu?" Balas ku kepadanya. "Kamu menutupi wajah jelek mu! Kau itu monster plastik! Dimataku kau tidak lebih dari seorang monster." Dia terus memaki ku dengan perkataan seperti itu. Itu membuat ku sakit hati, dan bertanya tanya ada apa dengan dia sebenarnya. Aku sudah tidak bisa bersabar lagi, akhirnya aku memukulnya dengan tas ku. Tiba tiba dia mengambil tongkat dan hendak untuk memukulku. Tetapi syukurlah lagi lagi Suho menolongku pada keadaan ku seperti ini lagi, dia langsung menendang Kak Kemal dan menghajarnya. "Kamu jelas jelas mengetahui bahwa Valery adalah monster Gangnam, tetapi kamu masih tetap menyukainya haha. Padahal wajahmu cukup lumayan, kenapa kamu menyukai nya sebesar ini? Bahkan kamu rela menghajarku selaku seniormu." Teriak Kak Kemal. "Yang sebetulnya seorang monster adalah kamu. Dimana ada laki laki yang berani menghajar wanita? Kayaknya masih diragukan kamu cowo apa bukan." Balas Suho kepada Kak Kemal. Lalu Suho menarik tanganku pergi, dan mengantarku sampai di depan Apartemen, aku tidak tahu kalua tidak ada suho bagaimana nasibku.

Perkataan yang Kak Kemal lontarkan kepadaku membuatku sakit hati dan menjadi trauma, sejak saat kejadian itu aku tidak ingin banyak berbiara dengan siapapun pada hari itu. Bahkan pada saat Chaterine bertanya padaku, aku enggan menceritakannya. Aku masih merasa sangat trauma dan sedih karena nya aku tidak bersekolah keesokan harinya. Aku ingin menenangkan diriku terlebih dahulu, sebelum Chaterine pergi ke kampus, aku baru bisa bercerita padanya sambil menangis tersedu sedu pagi ini.

Sepulang dari kampus Chaterine menceritakan bahwa yang menyebarkan berita tentang aku yang operasi plastik di Gangnam adalah Meghan. Meghan juga yang menyebabkan aku yang terus terusan diserang oleh Kak Kemal, dia tidak menyukaiku karna dia menganggap aku adalah orang yang menjadi saingannya. Aku sunggu tak menyangka bahwa Meghan bisa sejahat itu, padahal aku menganggapnya lebih dari teman. Selama ini aku sudah salah menilai Meghan dari penampilannya saja, dia yang terlihat selalu tersenyum, ramah, tetapi dia bisa sejahat ini. Setelah mendengarkan cerita dari Chaterine aku memutuskan untuk besok menemui Meghan disekolah untuk memastikan kebenarannya.
Keesokan harinya aku bertemu dengan Meghan, ia dengan wajah polos menghampiriku. "Valery tentang kejadian kemarin, apakah baik baik saja?" Tanya Meghan seperti aku takt ahu apa apa. "Meghan apakah benar bahwa kamu yang menyebarkan tentang kejelekanku, tentang operas plastik ku? Lalu apakah benar kamu yang terus menerus mengadu domba dengan laki laki yang mendekatiku, sehingga mereka menyerangku?" Jawabku bertanya tanya, berharap itu semua bohong. "Bagus deh kalo kamu udah tau, aku udah cape soalnya terus berpura pura baik sama kamu, menurutku seseorang yang merubah wajahnya adalah orang yang tidak percaya diri. Bahkan aku tau bahwa kamu itu sebenarnya jelak, harusnya aku aku yang menjadi wanita tercantik di Departemen, lalu Suho juga mengapa menyukaimu? Bahkan ketika mengetahui bahwa kamu jelek. Aku tidak suka denganmu! Kamu memiliki semua yang kamu mau, bahkan kamu berada di keluarga yang cukup berada, ini gaadil buat aku!" Jawabnya dengan penuh emosi. "ku kira kamu menganggapku teman, tetapi aku salah. Wajah cantikmu tidak bisa menutupi busuknya hatimu!" Balasku dengan kesal. Lalu dia menamparku ketika hendak mendengarku, untung saja aku bisa menahan tangannya yang ingin menamparku itu.  Akhirnya aku pergi meninggalkannya, karna percuma berdebat dengan seseorang yang pemikirannya saja seperti itu.

Ketika aku dalam perjalanan pulang seorang diri, karena Chaterine sedang ad akelas tambahan. Tiba tiba sebuah mobil menghampiriku, dan ternyata itu adalah Ayahku. Dalam suasana seperti ini ketidak enakan hati, dan kekesalan semua itu hilang seketika ketika Ayahku menjemput dan mengajakku makan di sebuah restoran dekat kampus. Aku menghabiskan waktu ku dengan Ayah, akhirnya aku bisa merasakan kehangatan dan senyuman Ayah kembali. Ayah juga sudah memaafkanku, dan sudah mengerti dengan keadaanku yang memaksaku untuk melakukan operasi plastik pada saat itu. Akhirnya masalah ku dan Ayah selesai, itu membuatku bisa melupakan masalah ku dengan Meghan tadi.
Selang beberapa bulan, aku mendengar bahwa Meghan masuk rumah sakit dan harus operasi ginjal, tetapi Meghan tidak bisa melakukan operasi, dikarenakan kurangnya biaya. Ia harus dioperasi karena sering memakan obat obat an pelangsing yang membuat ginjalnya menjadi rusak. Akhirnya aku memutuskan untuk menjenguk Meghan, disana aku merasa kasian melihat dia yang terbaring lemah tak sadarkan diri.
Akhirnya aku memutuskan untuk membiayai operasi Meghan, karena bagaimanapun Megha adalah teman sekelasku, walaupun dia jahat tetapi setidak nya dia bisa berubah setelah sembuh nanti.

Akhirnya operasi Meghan pun selesai, aku tidak tahu bagaimana dia bisa pergi secepat itu ketika aku hendak menjenguknya. Lalu ada sebuah surat "Hai Valery, terimakasih telah membiayai operasi ginjalku. Maaf aku tidak bisa bertemu denganmu terlebih dahulu. Aku malu ketika bertemu kamu, aku malu telah berbuat jahat kepadamu. Mungkin ini balas yang tepat untukku, mulai saat ini aku akan pergi jauh kerumah nenek ku. Maaf tidak sempat berpamitan secara langsung kepadamu. -Meghan". Membaca surat tersebut aku senang bahwa Meghan bisa berubah dan semoga ia menjalani kehidupan nya dengan lebih baik.
Dari cobaan cobaan yang menimpaku selama ini, aku dapat memetic hikmahnya. Bahwa kita tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya, karena penampilan belum tentu dapat menjamin apakah orang itu baik atau tidak. Lalu ketika orang berbuat jahat kepada kita balaslah dengan kebaikan bukan kejahatan. Karena kejahatan bila dibalas dengan kejahatan tidak akan ada ujungnya. Dan juga jangan berhenti untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik, karena tidak ada larangan mau sejahat apapun seseorang jika berniatan untuk memperbaiki dirinya kita harus mendukungnya, dan mendo'akannya.
 
-SELESAI-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun