Mohon tunggu...
Humaniora

Mengapa Hidup Perlu Ujian

25 Agustus 2016   08:37 Diperbarui: 25 Agustus 2016   08:48 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Kita mungkin terbiasa kawatir dengan penilaian orang atas diri kita. Sehingga apa yg kita lakukan, seringkali mempertimbangkan apa kata orang nanti.

Tapi sudahkah kita membiasakan diri kawatir dengan penilaian Sang Khaliq atas diri kita?

Kalau penilaian orang lain saja yang notabene gak punya hak untuk menilai kita, kita indahkan...maka sudah sepatutnya kita lebih mengindahkan penilaian Allah azza wa jalla yang memang punya hak untuk menilai diri kita. Sebagaimana namaNya, Al Hasiib, Yang Maha Pembuat Perhitungan. Semua pasti akan dihitung, sampai hal yang sekecil-kecilnya, tak ada yang terlewat.

Umar bin Khattab pun pernah mengingatkan: "Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal".

Baik kah kita di mata Allah? Berarti kah kita di hadapan Allah? Rindu kah Allah kepada kita? Ridho kah Allah atas hidup kita?

Semua itu kembali pada Penilaian Allah. Penilaian-Nya tidak akan pernah salah. Tidak akan pernah overestimate atau underestimate. Karena Nilai itulah nanti yang akan dipakai untuk memperoleh ganjaran/balasan-Nya. Tidak ada balasan bagi kebaikan selain kebaikan, dan tidak ada balasan bagi keburukan selain keburukan pula. Bagi yang memperoleh balasan Surga maka itu adalah keberuntungan yang besar. Bagi yang memperoleh balasan Neraka maka itu adalah seburuk2nya tempat kembali.

Maka, sebelum semuanya terlambat, sebelum tiba Hari yang Ditentukan, mari hisab diri kita dahulu. Berapakah nilai kita di hadapan Allah. Nilai Allah atas diri kita sesungguhnya sebanding dengan nilai kita atas Agama-Nya. Semakin kita mengindahkan Agama-Nya maka semakin tinggi nilai kita di hadapan Allah. Semakin kita mengacuhkan Agama-Nya maka semakin rendah lah nilai kita di hadapan Allah. Just that simple.

Agama diturunkan oleh Allah sebagai ujian...untuk menilai manakah hamba-Nya yang bersabar dan bersungguh-sungguh di jalan-Nya dan mana yang tidak. Agama menjadi tolak ukur, standard, benchmark bagi Allah dalam menilai hamba-Nya. Tugas kita tinggal tunduk dan patuh, dengar dan laksanakan. Agama hanyalah berisi perintah dan larangan.

Sudahkah seluruh perintah dan larangan kita indahkan? Masih adakah perintah dan larangan yang kita abaikan? Seperti layaknya ujian...sudah sepantasnya kita berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai  terbaik dan tertinggi...karena kita tidak pernah tau berapa Passing Grade untuk masuk ke surgaNya. Jangan sampai kita merasa nilai kita sudah cukup untuk mengantar kita ke surga, namun ternyata nilainya masih dibawah Passing Grade. Waallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun