Mohon tunggu...
Menulislah Kutu Kata
Menulislah Kutu Kata Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Semua masalah atau kasus akan terlihat “sama saja” dan “biasa saja” karena mata hati kita buta, mulut telah dijahit oleh kepentingan-kepentingan, telinga ditulikan karena dirasa tidak menguntungkan. Bersiaplah untuk mengubur hati nurani yang telah mati!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepiring Humor

24 Oktober 2013   21:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:05 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepiring Humor - Kutu Kata

Sarapan pagiku adalah kesepian yang kau hidangkan dalam piring kesedihan.
Kureguk segelas kepahitan yang malah akan membakar‘amarah. Pagi-pagi aku berangkat dalam kebosanan menuju kejemuan - Bekerja yang seharusnya mewarnai jiwa malah menambah suram jiwaku.

“Dimana bisa ku beli sepiring humor?”

“Semur ?, semur daging atau ayam, Tuan?

Aku menggeleng, “bukan semur! Humor ada?

Ibu penjaga warung nasi itu bengong menatapku. “Gak ada, Tuan!” Baru beberapa langkah meninggalkan ibu itu, ia sudah menggerutu, “aneh?”

“Jual obat humor?”

“Ada juga Viagra, Ciallis, Kuku si Bima, Tongkat si Ali dan Ramuan Mak Erot.” Jelas si pedagang obat kuat.

Huh, dasar! Pedagang obat itu tidak mengerti obat yang aku cari! Bukan obat kuat itu yang akan membuatku tetap “kuat”.

“Otak Tuan masih Pentium 2 kali?” Kata tukang service komputer.

“Bisa di up grade?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun