Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Naik Haji,Naik gunung dan Sosmed

17 Juni 2024   14:08 Diperbarui: 19 Juni 2024   02:16 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(i) koleksi pribadiInput sumber gambar

(i) Masjidil haram rooftop
(i) Masjidil haram rooftop

Naik Haji, Naik Gunung dan Sosmed

Menunaikan ibadah haji merupakan impian setiap insan yang beriman ibadah yang dilaksanakan bagi mereka yang mampu ( istitha 'ah).  Kemampuan dari sisi finansial dan fisik serta bekal ilmu untuk menunaikannya. Begitu banyak ummat Islam yang sungguh layak untuk melaksanakannya namun kuota haji melebihi target. Hingga harus menunggu sekian tahun agar bisa terlaksana. Selain itu ada juga yang menempuhnya dengan haji khusus atau haji furoda bagi yang memiliki kemampuan lebih untuk itu.

Alhamdulillah. Suatu kesyukuran kepada Allah Subhanahu wa taala Pad tahun ini, kami bisa melaksanakan ibadah rukun kelima, yakni ibadah haji. Bersama dengan adik.

Kami berangkat menunaikan ibadah haji sebagai bagian dari ikhtiar bapak dan ibu kami yang telah mendahului kami 3 tahun silam. Masa kepergian mereka sangat berdekatan. Hanya berselang 4 bulan. Semasa hidupnya, mereka mendaftarkan diri untuk menjadi peserta Calon jamaah haji di tahun 2011.

Keinginan yang kuat memotivasi mereka untuk berhaji membuat semangat hidupnya menyala. Terutama Bapak. Beliau sangat rajin meluangkan waktunya untuk mempelajari tata cara haji dan selalu mengecek kapan waktu keberangkatannya tiba. Namun kehendak Allah datang  memanggilnya untuk selamanya. Betapa hati kami dilanda sedih yang dalam atas kepergiannya. Tekadnya ikut terkubur dengan dirinya. Kesedihan juga tercurah diwajah Ibu kami saat itu. Dan menghantarkan sisa hidupnya untuk menyusul Bapak 4 bulan kemudian.. kembali air mata kami harus tumpah dengan kepergiannya.
 
Tahun 2024 merupakan tahun jadwal keberangkatan haji mereka.  Pada tahun itulah , kami menggantikan mereka dengan melakukan  pelimpahan porsi haji.

Dalam proses pelaksanaan haji beberapa bulan sebelumnya kami pun membekali diri dengan belajar. Upaya itu kami lakukan dengan ikut bergabung pada KBIHU Wiratama Setia Hingga Akhir yang dibina dan diketuai oleh Letkol. H. Muhajir, S.Sos.  begitu banyak pengetahuan yang diberikan mulai dari pengetahuan umum seperti tauhid, tata cara bersuci hingga pengetahuan khusus haji seperti fikih haji,kesehatan haji, tips perjalanan haji serta penyampaian keberangkatan haji. Alhamdulillah. Semuanya begitu bermanfaat.selain itu kami tak lupa mengambil ilmu mengenai haji kepada salah satu kakak sepupu ( kak Unding)  kami. Beliau seorang traveler yang sudah berhaji dan umroh. Dari pengalamannya itulah yang beliau sampaikan.

Beberapa pesannya " ibadah haji itu. Ibarat ibadah yang menghimpun rukun Islam.
Seperti rukun Islam pertama
 Bersyahadat. Dengan berhaji kita semakin memantapkan syahadat kita di hadapan Allah karena semua dimulai dengan mengikhlaskan niat. Kedua shalat. Shalat di Masjidil Haram 100.000 kali pahalanya  daripada shalat rumah atau masjid kita bermukim. Begitupunbila shalat Masjid Nabawi, 1000 kali pahalanya  daripada di masjid lainya kecuali Masjidil haram. Selanjutnya zakat. Zakat identik dengan bersedekah dalam Arti memberikan donasi kepada seseorang   nanti bisa engkau lihat disana betapa banyak orang bersedekah dengan segenap jiwa dang raganya. Lalu Puasa.dalam puasa kita dituntut untuk lebih banyak bersabar dan ikhlas dalam berperilaku. Disana begitu banyak perkara yang akan diperlihatkan kepada mereka guma menguji kesabaranmu.
Dan terkhir haji . Haji merekalah yang mampu bisa berhaji. Namun mesti diingat banyak manusia  dari sisi fisik dan finansial mampu untuk berhaji Namun tidak terpanggil olehNYA.  Naik haji bukanlah undangan atau apatahlagi arisan namun panggilan suci dari Allah. Maka bersyukurlah engkau terpanggil untuk menunaikan ibadah haji. Alhamdulillah
". Dengan seksama dan penuh khidmat mendengar nasehatnya selama   2 jam dalam suasana masih lebaran, santai dan diselingi tawa dan canda. Dan paling pamungkas beliau berkata " banyak istigfhar, bersedekah dan setiap sedekah isi dengan doa yang diinginkan serta tidak berlaku angkuh dan yakin diri untuk segala aktifitas Disana. Jaga kesehatan".

Kini kami dalam proses menunaikan haji. Wajah mereka semakin lekat di sanubari kami.  Ibu dan Bapak perjuanganmu untuk berhaji tergantikan oleh anak-anakmu yang belum dan bahkan tak pernah mampu membalas jasa-jasa semasa kalian hidup. Namun yakinlah. Allah akan selalu mencatatkan pahala haji buat kalian.

Saat menjalani ibadah haji. Kami membayangkan betapa bahagia bila mereka dapat hadir berhaji dengan pakaian ihram nan putih bercahaya. Seketika itu terlintas beberapa beberapa lansia yang hampir seumuran mereka. Dan kami memandang mereka dengan
Membiarkan air mata jatuh mengalir pipi. Diantara mereka terlihat dituntun dengan kursi roda. Ibadah haji merupakan salah satu ibadah fisik yang membutuh kondisi tubuh yang prima terlebih lagi untuk seorang lansia seperti mereka.  

Beberapa bulan sebelum keberangkatan haji. Calon jamaah haji diharapkan untuk menjaga kebugarannya agar tetap fit saat ibadah haji. Maka olahraga dan olah jiwa secara kontinyu dilakukan.  Ibadah haji merupakan ibadah Napak tilas dari peristiwa dari Nabi Ibrahim dan Istrinya Hajar beserta anaknya Nabi Ismail. Mulai dari Thawaf, sai, selanjutnya kegiatan . Armusna (Arafah Musdalifah dan Mina) berupa Wukuf di Padang Arafah, mabit di Musdalifah dan Mina lalu dilanjutkan dengan melontar jumrah di Mina pula. Jutaan manusia berkumpul untuk beribadah haji mengharus jamaah untuk antri dan saling berdesakan. Dengan kondisi panas terik. Rutinitas berjalan kaki sangat dominan dilakukan dalam ibadah ini. Perjalanan yang panjang membutuhkan fisik yang prima dan kesabaran,keikhlasan. Seperti halnya saat wukuf, sepanjang perjalan dari Makkah ke Arafah dengan menggunakan Bus dan di sana kami menempati tenda dari maktab yang telah ditentukan. Hal menarik saat perjalanan beberapa  jamaah haji dari negara lain lebih banyak menempuhnya dengan berjalan kaki dari Makkah ke Musdalifah dengan jarak kurang lebih 20 km selanjutnya ke. Mina hampir kurang lebih sama jaraknya dan  cuaca 41-48 derajat.

Perjalanan haji tak ubahnya seperti sedang melaksanakan pendidikan dasa (Dikdas) kegiatan alam bebas berupa mendaki gunung dan menempuh rimba. Semasa muda, kami memang aktif dalam
kegiatan  Pencinta Alam di kampus.  Di bekali dengan ilmu pengetahuan  materi yang berhubungan kegiatan tersebut. Namun yang paling terasa adalah kegiatan fisik.

Ibadah haji sekali lagi ibadah yang menggabung unsur fisik dan jiwa secara keseluruhan. Terutama fisik. Lalu  berasumsi bahwa ibadah haji kita ini layaknya pendidikan dasar tentang ke Islaman yang harus terupgrade sebelum berangkat haji. Begitu juga fisik. Sepanjang perjalanan haji, kami banyak menyaksikan kawan-kawan yang harus di evakuasi atau berurusan dengan klinik. Rata-rata jamaah memiliki usia lanjut.

Alhamdulillah, pengalaman di masa muda mendaki gunung menjadi salah satu modal dasar untuk dalam berkegiatan jalan kaki. Namun ibadah haji ternyata jauh lebih membutuhkan kekuatan fisik dan jiwa daripada  mendaki gunung.

Naik haji menempa diri kami untuk kembali ke dasar- dasar kehidupan sebagai manusia yang lemah tak memiliki kekuatan apapun dibandingkan dengan kekuasaan dari sang pencipta.  

Sepanjang perjalanan, mulai dari Asrama Haji Sudiang Makassar hingga kini. Tak lupa mengabadikan setiap momen penting dalam berhaji. Dengan memanfaatkan gadget berupa HP, jamaah terlihat antusias mengambil dokumentasi foto dan video. Selanjutnya menguploadnya ke sosial media.
Saat upload video atau foto, terjeda dengan memilih dan memilah hal yang pantas untuk di upload. Beberapa masukan sebelum menguplaod  sesuatu. Beberapa masukan yang kemudian kami anggap penting dan menjadi nasihat. Saat meng-upload murnikan hati, pikiran agar yang kita kirim atau share tidak menjadikan hal tersebut bisa merusak nilai ibadah haji yaitu sok pamer alias memperlihatkan kesombongan.

Hal itulah yang membuat hati ini berkecamuk dan berpikir. Sebagai manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan salah dari perkara yang telah disampaikan. Akhirnya jalan yang terbaik melarutkan diri dengan istigfhar agar dijauhkan dari perkara riya dan Sum'ah.  .

Maksud dan tujuan untuk share atau upload momen terpenting adalah agar bisa lebih mengetahui satu persatu ritual haji yang telah dilakukan. Dan juga sebagai bentuk instropeksi diri dan evaluasi dari setiap rukun dan wajib haji.  Selanjutkan hal ini dilakukan sebagai upaya edukasi yang memotivasi orang untuk mau berhaji.

Kegiatan  ini bentuk dari jurnal report atau straight news ibadah haji bagi kami pribadi dan bagi yang melihatnya.

Terakhir salah satu pesan yang paling menyentuh yaitu apapun yang engkau share maupun upload akan menjadi urusanmu denganNYA.karena hanya Allah dan dirimu yang lebih mengetahuinya .

(i) koleksi pribadi
(i) koleksi pribadi

Kegiatan upload and share sebagai bagian dari marketing dakwah untuk mencoba mengajak manusia untuk berbuat kebaikan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun