Hidup ini memang singkat-singkat saja. Yang membuatnya lama adalah penantian,Â
begitu seperti kata mereka
Lamanya menanti sampai lupa terik menyengat hingga ayampun membatasi kokoknya. Seperti Mereka menanti naik haji namun terkendala biaya tambahan menjulang tinggi.padahal saat itulah waktu yang dinantikannya
layaknya berdiri dalam antrian yang panjang,ketika giilirannya tiba, senja mulai beranjak berganti malam.Â
Bergelut mengurusi dunia dalam debat panjang siang tadi untuk mencari  solusi ternyata melelahkan bathin dan fisik pun mengikutinya.Â
Dalam lelah terjeda waktu meski hanya sedikit. Biarlah dan mari nikmati lelah.
Seperti saat ini sembari mengingat beberapa kejadian yang telah usai
Meski tak semua. Maka tak perlu menunggu lama.Â
Mengingat-ingatnya sambil mereduksi.kisah hidup mana saja yang layak untuk dikenang
Membaginya dalam kerangka waktu.
Membangunnya dalam kata
laksana puisi menyimpul ribuan kisah yang hanya dalam beberapa bait saja.
Tentu tak mudah. Apalagi tak terbiasa berpuisiÂ
Pancing ingatanmu, ber'ide'lah.
Maka  teringatlah kopi yang hitam selagi pahit namun terasa beraroma
Setelahnya
Berkelanalah pikiran
Dalam kembali menggali ingatan
Dan terhenti pada sesuatu yang sangat dekat dengan kitaÂ
Namun wujudnya terasa jauh
Lupa namanya tapi ingat rasanya.
Setiap insan pernah mengalaminya
Bagaimana denganmu?
Kejujuranmu sangat dituntut dalam hal ini karena mereka sudah merasakannya
Segeralah mengingatnya
Momen tak datang dua kali
Hidup memang singkat-singkat saja
Maka perlu diberi arti
Agar hidup bisa dinikmati walau dalam tempo sesingkat-singkatnya
"Sebaik-baik manusia Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR. Ahmad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H