kebakaran tersebut. Kisahnya menjadi sorotan media. Media syiar, media cetak serta media sosial. Sementara kasus kebakaran tersebut masih dalam pemeriksaan. Para pengamat pun tak ketinggalan menanggapinya.Â
Bencana yang terjadi beberapa hari yang lalu menyisakan begitu banyak persoalan. Kerugian berupa korban jiwa dan harta tak pelak lagi. Tangis pun menderu dari mereka yang tertimpa bencanaHal yang menarik dalam hal ini, para pengamat mengaitkannya dalam berbagai perspektif. Dari hal ilmiah maupun yang tidak ilmiah sama sekali. Wawasan pun dikembangkan atas masalah tersebut. Â Seperti halnya K3 (kesehatan dan keselamatan kerja). Prosedur operasional kerja pada Depo Pertamina Plumpang Tersebut menjadi sorotan. Dampak Amdal baik secara fisik dan sosial kemasyarakatan kembali mencuat. Para pakar 'turun gunung' mengulas setiap peristiwa atasnya.
Semuanya mengerahkan ilmu dan pemahamannya. Namun yang menjadi polemik adalah kasus tersebut dikaitkan dengan politik. Mereka mengaitkannya dengan ulasan-ulasan ilmiah namun fokusnya pada politik. Apatah Lagi ada sosok yang tersorot di dalamnya. Sosok yang kian hari viral dan akan maju sebagai kontestan pemilu. Hal yang diperbincangkan seputar kepemimpinannya semasa menjabat. Kebijakan, wewenangnya serta keputusannya. Semuanya diangkat sebagai isu politik yang mencuat di permukaan. Seolah-olah semua masalah ditimpakan padanya. Menjadi bola liar yang sengaja digelindingkan sebagai bahan pertimbangan atas eksistensi dan prestasi yang telah ditorehkan sang Pemimpin sebelumnya.Â
Segala sesuatu yang bisa dijadikan sebagai amunisi politik ditempuh dengan tujuan merebut pengaruh meski dalam kondisi yang tidak memungkinkan sekalipun. Mengamati masalah tersebut merupakan fenomena menjelang dekatnya pesta demokrasi. Rakyat hadir sebagai pengamat sekaligus orang-orang yang akan dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Persoalan yang melibatkan manusia seharusnya segera untuk ditemukan solusinya. Karena begitu banyak korban materi dan nyawa.
Sungguh hal yang miris ketika tragedi dijadikan kontribusi politik yang hanya untuk sebuah kepentingan partai, golongan semata. Cara pandang pragmatis. Tragedi Plumpang merupakan persoalan bangsa yang sungguh pelik. Disebabkan keberadaannya sudah teramat lama. Sementara populasi manusia kian meningkat. Inilah menjadi masalah tahunan bagi setiap pemimpin.Â
Rakyat butuh dibantu sesegera mungkin bukan mengamati pertengkaran politik yang tak berujung. Upaya evakuasi terus berjalan. Tregedi Plumpang bukanlah tragedi Politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H