Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Saling Retas Meretas

14 September 2022   17:45 Diperbarui: 14 September 2022   18:00 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertindak atau melakukan sesuatu dalam hidup merupakan aktifitas keseharian sepanjang nafas berhembus. Dalam tindakan tercerminlah diri yang terbungkus dalam karakter. Hingga kita menjadi terlatih dalam melakukan sesuatu. Maka tindakan itu berubah menjadi kebiasaan. Kebiasaan manusia tergantung atas bagaimana mereka melakukannya dalam sehari-hari. Semuanya akan berkembang dan itulah diri kita. 

Tindak tanduk manusia akan terlacak oleh manusia lainnya dan merekalah yang bisa mengetahui sebagaimana  perilaku  (behaviour) kita. Apatah lagi di era segala perilaku dengan mudah terumbar dan terlacak (terekam). Meski kita tak pernah menginginkannya untuk terlacak. Dan hal yang tak terduga pun akan kita rasakan ketika tindakan kita diketahui oleh semua orang. Tak sadar tersadap atau terlihat dan tersebar di medsos. Dan akhirnya berujung dalam perkara. 

Dalam sepekan berita tentang terungkapnya rahasia penting yang mencengangkan hingga pupil membesar membaca dan menyaksikan berita itu. Selain itu juga berita kelakuan 'abnormal' (melampaui batas) terlacak. Sungguh miris. Upaya dan rencana yang tersusun rapi terbongkar meski kejadiannya di masa lampau. Berselang beberapa waktu, beritanya terkuak, kitapun refleks menggeleng akan kejadian tersebut. 

Pada beberapa kejadian, hal tersebut yang tersaksikan adalah kebiasaan-kebiasaan manusia secara kompleks baik hal yang sifatnya pribadi dan berkelompok serta masif yang memperlihatkan kebiasaan buruk yang tak seharusnya dan bahkan merusak tatanan hidup bermasyarakat dan bernegara. Berita yang datang dari seorang dengan skill yang tak biasa yaitu kemampuan meretas data (hacker). 

Tindakannya yang menjadi trending. Dan tentunya ada yang suka dan mungkin saja lebih banyak yang tidak suka apatah lagi mereka yang diretas. Rekam jejaknya dengan mudah diketahui oleh publik. Maka terbuka ruang gosip secara lebar,  tentang kelakuan anak bangsa yang teretas itu. Sungguh, Bjorka mampu 'meretas; hati rakyat Indonesia atas apa yang telah diretasnya.

tribunnews.com
tribunnews.com

Namun sesungguhnya kegiatan retas meretas ini sudah ada sejak zaman belum adanya komputer hingga digitalisasi data. Seperti kegiatan spionase (mata-mata). Kegiatan meretas dengan meleburkan diri pada obyek yang ingin diretasnya. 

Tentunya yang mereka retas adalah sesuatu yang tak biasa yang bisa memberikan informasi baik itu berupa data fisik, perilaku  dan bahkan perilaku massa pada daerah setempat. Data yang terhimpun kemudian diambil dan diserahkan untuk sebuah kepentingan. 

Kehidupan manusia selama 24 jam akan teretas dengan sendirinya yang tersimpan dalam memori otak dan bisa terekam kembali dalam bentuk kenangan. Dan kini proses meretas diri bertambah secara artifisial dengan adanya teknologi seperti ponsel misalnya.  Dan kecenderungan manusia untuk selalu mengabadikan momen-momen indah dalam kehidupannya. 

Namun bagaimana dengan mereka yang terlacak dengan perilaku buruk yang mereka tampilkan dan tak mereka sadari kelakuka itu tersebar dan mendapatkan hujatan khususnya dari para netizen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun